"Assalamualaikum dan selamat pagi semuanya..." sapa seorang ketua osis dengan perawakan tampan namun sedikit tidak tinggi ini.
"Waalaikumsalam kak..." jawab adik-adik kelas yang baru saja di terima di SMA kesayangannya ini.
"Jadi, saya di sini ingin menyampaikan satu patah-dua patah kata. Namun, karena saya sibuk, sepatah-duapatah kata ini akan dilanjutkan oleh Rajidan, sahabat karib sekaligus Waketos kita."
Ucapnya dan segera memberikan microphone pada Rajidan–Wakilnya–sebagai ganti dirinya yang sedang tidak ingin berpidato."Kok saya sih?!" tanya Rajidan bingung. Tentunya dengan nada pelan.
"Karena gue mau, Ba..." ucap Aidan–selaku Ketua Osis–sambil tersenyum manis.
"Ngerjain teman ini namanya," Rajidan menatap Aidan dengan tatapan sinis.
"Gue Ketua Osis ini, jadi suka-suka gue dong," ucap Aidan sambil beranjak dari depan menuju ke belakang panggung.
Rajidan hanya bisa pasrah dan mengikuti apa yang Aidan perintah.
"Saya kerjain kamu nanti Aidan, liat aja!" Ucap Rajidan dalam hati sambil tetap berjalan ke depan untuk memberikan pidato.
***
"Selamat pagi dan salam sejahtera semuanya.." sapa Rajidan terlebih dahulu.
"Pagi juga Kak,"
"Sumpah ganteng,"
"Sumpah jodoh gue,"Bisik-bisik kaum hawa sangat terdengar jelas membicarakan perawakan Rajidan yang tengah berdiri tegak dengan gagah di depan.
"Saya di sini hanya ingin menyampaikan dua kalimat motivasi dan satu kalimat promosi." Ucap Rajidan sambil tertawa dalam hati.
"Masa SMA adalah masa di mana kalian mengenal cinta, teman, dan musuh dengan baik. Jadi baik-baiklah bersikap jika tidak ingin berada di dalam suatu masalah. Itu kalimat motivasinya." Ucap Rajidan sambil tersenyum tipis.
"Aaaaaa!" Rata-rata semua siswi yang berada dilapangan berteriak karena senyum tipis Rajidan itu.
"Kalimat promosinya.." Rajidan berusaha menggantungkan kalimatnya.
Siswi di sana, berharap Rajidan memberikan nomer handphonenya atau memberikan Id linenya.
"Temen lo mau promosi apaan tuh?!" tanya Aidan pada Attariq yang notabennya paling dekat dengan Aidan.
"Gak tau lah gue, emang gue cenayang? Lama libur makin bego ya lu," ucap Attariq sepertinya sedang berada pada masa-masa sensitifnya.
"Nanya doang, gitu aja marah. Dasar kutil bergoyang!" Umpat Aidan kesal. Dan Attariq hanya membalasnya dengan cibiran kecil.
Sedangkan Devan, hanya menyaksikan drama yang berlangsung dari ketiga temannya.
"Jadi kalimat promosinya adalah..." Rajidan mengulang lagi kalimat yang sebelumnya.
Dan itu membuat kaum hawa yang berada di sana sangat penasaran dibuatnya.
"Ketua Osis kita lagi jomblo nih! Tolong di add id linenya ya, namanya Aidanrajendr gak pake spasi semuanya. Sekian." Ucap Rajidan seraya turun dari panggung.
Mendengar hal itu, semua langsung mengeluarkan telpon mereka dan mencatat Id line Aidan dengan cepat.
Aidan membulatkan matanya kaget. Bisa-bisanya Rajidan mempromosikan Id line dirinya untuk adik-adik kelas mereka.
"MAKASIH KAK!" Teriak sebagian adik kelas yang terlihat berhasil menambahkan Id line Aidan di kontaknya.
"Mati lo, sipit.." lirih Aidan kesal.
"Kita impas kan? Jadi gak usah saling dendam." Rajidan menyunggingkan senyum manisnya pada Aidan.
"Gua kutuk putus sama Tiffani lu, mampus.." Teriak Aidan tak tahu malu lagi.
"Biasanya, yang ngomong pake marah-marah ga di jawab sama Tuhan..." ucap Rajidan sambil memeletkan lidahnya.
'Tring'
'Tring'
'Tring'Suara notifikasi berdatangan dari handphone Aidan. Bukan satu atau dua lagi. Namun sekitar sepuluh atau sebelas notifikasi yang datang setiap menitnya.
Aidan menatap handphone-nya sambil meringis. Rajidan, Attariq, serta Devan yang melihat ekspresinya tertawa dengan keras tanpa tahu malu.
"Mampus lo," ucap Attariq sambil memegangi perutnya karena lelah tertawa terus.
"Berisik," ucap Aidan sambil memainkan telpon pintar miliknya itu.
"Harusnya makasih sama Rajidan, soalnya dia nyariin bahan move on buat lu. Lumayan lah, dedek-dedek gemay yang merindukan Ketua osis," ucap Devan yang malah mendukung Rajidan.
"Ya tapi, gak satu angkatan juga yang tau Id line gue," teriak Aidan kesal dan masih tidak mengalihkan wajahnya dari telponnya itu.
"Ya maaf, saya kan kesal sama kamu. Gara-gara kamu suka-suka ngasih tugas ke orang. Untung aja saya pinter," ucap Rajidan sambil memonyongkan bibir merah jambunya.
"Makanya jadi Bos, biar gak usah di suruh-suruh. Ini cuma wakil doang," Aidan menatap Rajidan kesal setengah mati.
"Nah kan, Zeezo jadi lemot." Sambung Aidan sambil mengutak-atik telpon genggamnya itu. Rajidan sedikit merasa bersalah karenanya.
"Yaudah beli aja yang baru." Ucap Devan sambil terkekeh.
"Awas aja kalian, kena sama gua nanti." Ucap Aidan sambil menatap temannya satu-persatu.
"Emang kita takut? ye dasar tisu toilet!" Ucap ketiga teman Aidan secara serempak.
"Bodo amat, paus terdampar!"
***
HI PEEPS!
UDAH LAMA INI BERDEBU YAKAN
SEKARANG SEBISA DAN SESERING MUNGKIN AKU SHARE TS 2 INI YA!ADA YANG RINDU?
Btw ada yg tinggal di jogja? Mau meet up? Yuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The somvlak 2
Humor2 Tahun Berlalu, kehidupan Empat sekawan itu tentu mengalami perubahan. Aidan yang di desak sang Bunda agar cepat memberikan cucu. Rajidan yang di desak untuk cepat mengumandangkan Ijab Qobul. Devan yang di desak untuk menyusul sang Kakak yang me...