cobaan ini

22.7K 2.3K 111
                                    

          
Hari ini adalah hari yang paling menyebalkan menurut seorang Devan Marshello. Karena dia harus melakukan tantangan yang sangat menyebalkan baginya.

Dan dia juga menyesal, karena berusaha untuk menampilkan keberaniannya pada sahabatnya saat ini. Mengapa ? karena sebenarnya keberanian yang di umbar-umbar dapat merugikan diri sendiri.

Jadi untuk kalian, pesan dari Devan, jangan pernah sok berani dan sok bisa tentang berbagai macam hal. Karena akibat dari ke-sok-beranian kalian akan berbuah sangat pahit, sempit, dan rumit. Begitulah isi curahan hati dari seorang korban yang sangat kita kenali ini.

"Woi Om. Cepet, mumpung Aula lagi rame nih.."Attariq sangat bersemangat saat ini. Devan yang melihat semangatnya hari ini hanya mampu menatapnya sinis dan pasrah akan tantangan yang diberikan teman-temannya itu.

"Bentar. Gua lagi nyiapin diri. Bentar lagi level gua bertransformasi dari suka sama bidadari, jadi jadian sama keteknya peri. Ini tuh butuh persiapan yang—" Devan hendak berbicara panjang lebar lagi, demi mengulur waktu untuknya. Namun sayang, Rajidan dapat menyadari kecurangan Devan dan segera memberhentikan ucapannya.

"Sesungguhnya, saya tahu apa yang ingin kamu lakukan terhadap omongan panjang lebar mu. Namun sayangnya, saat ini saya sedang tidak bisa di ajak untuk berkerja sama." Ucap Rajidan sambil tersenyum manis. Devan hanya menatapnya dengan tatapan minta di kasihani.

Jahatnya Rajidan, dia malah menarik Devan tanpa perduli tampang memelas yang paling melas dari orang yang memelas dari tatapan Devan.

"Baba, please, lu yang terbaik, bantu gua..." Devan berusaha membujuk Rajidan agar mau membantunya. Membantunya kabur dari jeratan Annabell tentunya.

"Untuk kali ini Devan, saya tidak akan termakan tatapan itu. Jadi percuma." Ucap Rajidan sambil menahan tawanya yang hendak meledak karena wajah Devan yang tiba-tiba saja menjadi cemberut.

"Kalau gitu, kita gak temenan lagi Ba, Devan gak mau temenan sama Baba. Baba jahat gak mau bantu," Devan menirukan tingkah anak-anak sangking frustasinya. Rajidan sudah sedikit terhasut melihat Devan yang sangat memelas sampai menirukan gaya anak-anak agar membuat Rajidan terkesima.

Tetapi, Rajidan segera ingat apa yang di pesan oleh kedua temannya tadi. "Kalau kamu melas terus sama saya. Saya jamin, semua fans kamu jadi jijik dan gak mau lagi sama kamu. Terus pamor kamu kalah sama pamor Attariq, lalu setelah itu Attariq pun memiliki apa yang kamu miliki.

Kaya adek kelas yang cantik, kecengan di mana-mana. Emang kamu gak pengen? semua itu bakal hancur kalau kamu terus aja natap saya dengan tatapan menjijikkan itu." Rajidan mendengus geli. Devan yang mendengar itu langsung melepaskan lendotannya pada tangan Rajidan

Dan berdiri dengan tegap selayaknya pria keren yang sangat di-idam-kan kaum hawa disekolahnya. Rajidan menatapnya sekilas dan menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan Attariq yang menyuruhnya berbicara tentang pamor Devan yang akan turun.

Sebenarnya, tanpa di jaga, pamor itu akan naik dan turun dengan sendirinya. Tergantung dengan bagaimana kita mendapatkannya, pamor itu akan ada melekat dengan kita. Tak perduli itu baik maupun buruk. Pamor akan selalu menyertai kita, apapun keadaannya.

Karena sebagian manusia diciptakan untuk selalu membicarakan hal yang tidak penting bagi dirinya jika sudah bertemu teman, satu sama lain. Tak perduli orang itu baik atau buruk.

***

Devan berdiri di salah satu tiang di koridor sekolah mereka. Dan Annabell berada di radius lima meter di depannya. Ini benar-benar akhir dari hidupnya, karena malaikat pencabut nyawanya—Annabell—sudah berdiri manis dengan tawanya yang membahana.

Tak lupa dengan Attariq yang tengah menatapnya, sembari berdiri di samping Annabell dengan tatapan 'cepat, dasar payah'. Namun, tiba-tiba dia mengingat sesuatu yang dikatakan Attariq ketika dia berada diperjalanan mendekati Annabell tadi.

Dengan semangat yang membara, sambil memegangi sebuah bunga, Devan pun berjalan mendekati Annabell dengan langkah yang pasti. Attariq, Aidan, dan Rajidan hanya terdiam menunggu aksinya saja. Sungguh mereka adalah cerminan teman yang sangat setia sekali.

'tap tap tap'

Devan mulai berjalan ke arah Annabell, tak lupa dengan bunga yang dibawanya. Semua orang langsung menatapnya dengan tatapan yang beragam. Ada yang menatapnya dengan tatapan memuji, ada yang menatapnya dengan tatapan bingung, dan ada juga yang menatapnya dengan tatapan benci karena semua perempuan menatapnya dengan tatapan memuji.

Annabell pun sadar, saat Devan menatapnya intens. Senyum pun tak luput dari wajah Devan yang saat ini sedang berusaha untuk tidak merusak aksinya. Attariq hanya menganggukkan kepalanya ke arah Devan, pertanda permainan Devan telah di mulai dengan bagus.

'tap'

Akhirnya Devan benar-benar berhenti di depan wajah Annabell. Namun sedikit jauh darinya, tidak sampai saling bertatapan, Devan sedang menjaga jarak amannya dengan Annabell. Takut- takut gadis itu akan menyerangnya, jadi Devan mengambil jarak aman.

"Aku menyukai sisi gelap-mu, mencintai kegilaan-mu, dan merindukan senyuman-mu. Jika kau tanya mengapa? Aku kan menjawab, aku mencintai segala sesuatu dengan pandangan berbeda..." Devan mulai memberikan rayuan mautnya.

Semua yang berada di koridor itu, langsung membeku. Bahkan, ada yang berteriak tak percaya, karena Devan yang terkenal anti dengan Annabell secara tiba-tiba menembaknya dengan rayuan manis.

Annabell pun dibuatnya tak berkutik sama sekali. Lihat saja, dia hanya terdiam sambil tersenyum dan itu menurut Devan sangat menggelikan sekali.

"Aku menyukai kegilaan-mu, mencintai sifat-mu, dan merindukan suara-mu. Mengapa? Karena kau selalu menyukai seseorang melalui sebuah pandangan yang bahkan orang yang ku cintai saja tidak bisa melihatnya." Devan tersenyum dengan manis sekali. Dan banyak siswi yang menahan napasnya karena melihat senyuman Devan yang sangat jarang diperlihatkan.

"Pandangan itu, saat pertama kali aku melihat-mu, melihat senyum-mu, yang merupakan senyum terindah yang pernah aku lihat. Mengapa? Mengapa Tuhan menciptakan mu sebaik ini ? apakah memang kamu yang di tunjuk Tuhan untuk menjadi belahan jiwa ku? Pendamping ku ? pengisi hari-hari gelap ku? Cintaku.." Attariq hanya dapat menggelengkan kepalanya. Dan Rajidan serta Aidan yang berada sedikit jauh dibelakangnya melongo karena puisi Devan yang menurut mereka sangat lebay dan menjijikkan.

Bukan gaya Devan saat jatuh cinta. 

"Nyolong puisi siapa tu anak? Kok bisa begitu?" tanya Aidan pada Rajidan. Rajidan hanya menggelengkan kepalanya. Pertanda tak percaya dengan apa saja kata yang keluar dari mulut Devan saat ini.

"jangan-jangan, Devan memang pengen jadiin Annabell pacarnya? sampai di buat puisi sebagus itu. Masyallah dunia mau kebalik. Yang dulunya cinta sama bidadari kebalik jadi cinta sama sapu lidi yang kalo kesapu kadang lidinya patah." Ucap Rajidan tak sadar mengatai Annabell dengan sebutan sapu lidi.

"astagfirullah.."

***

HIII
ADA YANG NUNGGUIN?!
sorry bakalan up lama ya nanti
Comment dan vote ya.
Biar aku semangat upnya.

Hepi riding..

The somvlak 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang