Dia berubah

16.7K 2.2K 174
                                    

Setelah kuis berlangsung, banyak teriakan mengeluh keluar dari mulut teman sekelas Attariq yang menyalahkannya karena bolos dan sekelas yang mendapatkan hukuman.

"Yaudah sih maaf. Tuhan aja memaafkan hambanya, masa lo orang engga!" oceh Attariq pada teman-teman sekelasnya.

"Sayangnya gue bukan Tuhan, Riq! Jadi gak papa kalo ga maafin lo!" sambung salah satu teman lelakinya yang jangkung. Aidan hanya terkekeh geli saat mendengar perdebatan Attariq dan temannya itu.

Jangan tanya di mana Bu Sri, karena begitu kuis selesai dan semua kertas di kumpul. Dia pergi dengan begitu tenangnya menjelang bel istirahat kedua.

'Kring kring kring'

Bunyi bel menginterupsi perdebatan sengit yang berlangsung. Semua anak-anak kelas berbondong pergi keluar untuk mengisi perut mereka atau pun bercengkrama dengan teman beda kelas.

"Ayo ke kantin," ajak Attariq kepada ketiga temannya dan langsung di angguki oleh mereka semua.

Mereka berempat pun pergi dengan tenang menuju kantin yang sedikit lenggang daripada jam istirahat pertama.

"DEVAN SAYANG..." teriakan menggelegar datang dari salah satu ciptaan Tuhan yang menjadi misteri bagi Devan.

"Berisik!" ucap Attariq sambil menutup telinganya sebal. Annabell hanya menatapnya sinis dan menggelayut mesra di lengan Devan.

"Sayang, aku mau juga makan sama temen-temen kamu. Kamu kok ga ngenalin aku ke mereka sih?!" rajuk Annabell pada Devan yang dari tadi diam tak menanggapi apa-apa.

"Ga usah di kenalin juga kita udah tau siapa elo!" Attariq makin sinis melihat tingkah Annabell yang semena-mena ini.

"Yaudah sini makan sama kita-kita," ucap Aidan menengahi. Rajidan sedari tadi hanya diam membisu, malas menanggapi tingkah Annabell dan Attariq.

Mereka menjadi pusat perhatian. Sebenarnya hanya Annabell saja yang menjadi pusat perhatian karena keberadaannya berada pada lingkaran sangat beruntung.

Di depannya Aidan, di samping Aidan ada Rajidan, dan di sampingnya Rajidan ada Attariq. Serta Devan yang berada di sebelahnya juga menambah kesesakkan para gadis yang ingin seperti Annabell.

"Rajidan kok diem aja sih, ngomong dong!" ucap Annabell heran saat melihat Rajidan hanya diam saja dari tadi.

"Kamu mau saya ngomong apa?" tanya Rajidan singkat. Malas menanggapi Annabell ini.

"Apa kek, biasanya ceramah mulu," celoteh Annabell. Rajidan menatapnya sebentar lalu berkata singkat, "saya ceramahin emang kamu mau nurut?" tanya Rajidan yang langsung membuat senyum Annabell luntur.

"Gaasik banget sih Rajidan, orang pengin bercanda juga." Ucap Annabell kesal. Attariq hanya menatap keduanya acuh tak acuh.

"Minta Devan aja sana, saya males ngomong." Ucap Rajidan singkat. Walaupun malas, ia tetap menghargai Annabell yang tengah duduk makan di antara ia dan teman-temannya.

Terasa begitu lama, akhirnya mereka masuk dan langsung meninggalkan meja kantin begitu saja. Kecuali Devan dan Annabell yang masih di meja.

Namun saat itu, Rajidan ijin karena di panggil oleh guru terlebih dahulu. Dan Attariq serta Aidan terlebih dahulu masuk ke kelas.

"Thanks, gue ke kelas dulu." ucap Annabell saat ketiga teman Devan pergi.

Devan malah memegang tangannya dan menatap lurus ke depan tanpa melihat Annabell yang akan berjalan.

"Kalo lo manfaatin gue karena tujuan apapun, boleh. Setidaknya gue tau alasan lo apa." Ucap Devan sinis. Annabell hanya tersenyum miring mendengarnya.

The somvlak 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang