Begitu

908 152 22
                                    

Attariq menatap ibunya sengit. Yasmin menatap Athena tak kalah sengitnya. Sedangkan Athena menatap Yasmin biasa saja karena ia tahu bahwa ibu itu sedang cemburu.

"Attariq pulang!" Yasmin memaksa Attariq untuk pulang. Attariq menggeleng dan langsung meninggalkan Yasmin begitu saja dengan menarik Aidan berserta kedua temannya yang lain.

"Eh saya bukan sapi di tarik-tarik!" semua dari mereka berempat menatap Rajidan sinis. Benar-benar tidak tahu situasi dan kondisi.

"Ya sorry, kan saya ingin mencairkan suasana..." ucap Rajidan sambil terus mengikuti mereka semua.

"Diem lu! Berisik. Gue cium nangis tar lo." Devan memajukan wajahnya ke arah Rajidan dan memundurkannya secepat mungkin.

Rajidan terdiam beberapa detik.

"Astagfirullah, Van. Shock saya!" Devan, Aidan dan Attariq tertawa melihat wajah terkejut Rajidan.

Karena baru ini saja Devan bertingkah konyol seperti ini. Biasanya? Seperti kulkas dua pintu yang di beri nyawa.

Athena dan Yasmin masih bertatapan dalam diam. Athena menatapnya dengan tatapan pengertian, sedangkan Yasmin menatapnya dengan tatapan sedih yang tertutup dengan amarah.

"Yasmin... Lo kalo mo deket ama anak lo, ga gitu caranya..." Athena mulai menunjukkan sisi ke-Athenaan-nya kepada sahabatnya sekaligus ibu dari Attariq.

"Apalagi muka lo kaya ibu kos-an nagih uang bulanan. Santai bro, santai." Athena cekikikan sendiri melihat wajah Yasmin yang kikuk.

"Gue ajarin buat lo deket sama anak kandung lo. Tapi jan kaya anjing, galak bener..." Athena lagi-lagi cekikikan melihat Yasmin yang mengangguk patuh.

"Padahal lo ibu kandungnya, bisa-bisanya gue yang ngajarin lo. Berasa ibu tiri aja lo ngerebut hati anak orang." Ucap Athena sambil menepuk-nepuk bahu Yasmin.

"Ya gimana, selama ini kan gue titipnya sama elo. Gue galak juga karena takut dia ngelunjak. Mana gue sibuk ngalah-ngalahin presiden. Ini semua demi dompet tebel dia tau gak!" Yasmin berceloteh kesal mengenai hidupnya yang makin berantakan ini.

"Attariq itu sama kaya lo yang berusaha buat tanggung jawab sama kewajibannya dia. Walaupun ngeselin kaya bapaknya si Akmal. Tapi dia orangnya manis. Lo aja yang gak pernah ngeletakin perhatian ke anak lo. Taunya dia nakal aja." Athena menasehati Yasmin yang malah menangis tersedu karena merasa bersalah.

"Udah-udah diem! Dikira gue ngehamilin lo lagi!" celetuk Athena pada Yasmin.

'Bugh'

"Udah tua masi bego aja lo!" ucap Yasmin setelah memukul Athena menggunakan tas yang di pegangnya.

"Ya gimana, udah gini dari gedenya..."

*.*.*

Mereka berempat terdiam di kasur Aidan dengan tidak berdosanya. Apalagi Attariq yang termenung sedangkan Rajidan dan Devan menatap Attariq yang sedang diam termenung.

"Kenapa, lo benci banget sama mama lo?" tanya Devan tiba-tiba. Attariq menatap mata Devan dengan dalam.

"Coba lo tanya sama Baba, kenapa dia benci banget sama bapaknya?" Attariq malah melemparkan pertanyaan Devan pada Rajidan.

Rajidan yang sedang menatap Attariq pun langsung melemparkan pandangannya pada Devan.

"Saya ga benci Papa saya. Cuma, saya gak suka sama perlakuan cabe-cabeannya ke mama saya." Jelas Rajidan yang membuat Attariq mencibirnya.

"Sama, gue ga benci mama gue. Cuma, gue gak suka sama perlakuan dia ke gue." Semua mengangguk paham. Rajidan termenung, agak tidak setuju dengan perkataan Attariq.

"Saya pengin banget bilang kamu ga boleh begitu. Cuma saya juga kurang ajar sama papa saya. Jadi ya, tolong Aidan sama Devan. Marahin aja!" Rajidan malah mempersilahkan Aidan dan Devan selaku yang baik-baik saja dengan orang tua mereka untuk menasehati Attariq.

"Gue ngerti perasaan lo sama mama lo gimana, Riq. Gue udah dari jaman jahiliyah sama lo. Cuma untuk lo main ninggalin emak lo demi bunda gue, itu udah nyakitin dia banget." Akhirnya Aidan membuka suaranya. Attariq terdiam menatapnya, ucapan Aidan sedikit mengusik ketenangan batinnya.

"Bener kata Aidan, walaupun kita baru jalan dua tahunan. Tapi buat lo ngelakuin mama lo kaya tadi, salah Riq." Kali ini Devan yang memberi nasihatnya pada Attariq.

"Mungkin mak lo, gengsian juga. Sama kaya lo, tapi dia mau lo bahagia. Buktinya dompet lo tebel banget kaya dempul cabe-cabean." Lanjut Devan yang membuat Rajidan terkekeh. Attariq masih diam dan tak lama kemudian membaringkan badannya.

Attariq membuka handphonenya dan mengetik beberapa kata untuk ibunya.

[Line]

Attariq Putra : Mama Sorry...

[Line off]

Setelah itu mereka semua memutuskan untuk tidur dengan gaya ikan asin yang berjejer rapi seperti biasanya.

*.*.*

"ANAK LAKI JAM SEPULUH MASI MOLOR. MAU JADI APA?!" teriakan Athena membangunkan keempat pangeran tidurnya dengan tidak santai.

"Bunda apa-apaan si?" Aidan berdecak sebal karenanya.

"Bangun, udah jam sepuluh. Bantuin bunda masak kek, enak banget ngerajut mimpi!" oceh Athena pada keempat anaknya itu.

"Yaudah ayo sini, Rajidan bantuin." Rajidan sudah siap sedia untuk berdiri dari kasur.

"Gausah ya! Bunda udah selesai. Bye." Athena pergi saat itu juga dari hadapan mereka berempat.

Mereka terdiam, karena sikap Athena yang terlalu cepat dan tiba-tiba.

"Bunda ngapa si? Saya salah?" tanya Rajidan bingung.

"Gatau Ba, mungkin lagi berantem sama ayah!" ucap Aidan sambil menggeleng dan merebahkan badannya kembali.

"Jan tidur lagi goblok, tar bunda lu marah!" Attariq menarik Aidan dari rebahannya dan memaksa sahabatnya itu untuk pergi mencuci muka.

Sedangkan dia? Tidur kembali dengan kasur yang lebih lapang.

*.*.*

DISINI ADA YANG DARI TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU GAK SI?
CEK SOUND DONG DR MANA AJA.

btw hepi riding semuanya, sorry telat up mulu:" kemarin sibuk uas akutu.

Jan lupa vote dan commentnya
Tingkiu

The somvlak 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang