Bukan tak boleh menikmati dunia, hanya saja dunia harus diletakkan pada tempatnya.
Allah berfirman dalam surah Al-Kahfi, "Dunia itu seperti air.Adapun manusia di dunia seperti kapal layar yang punya tujuan.Selama air dibawah kapal, maka kita aman, tapi bila air sudah masuk ke kapal, disitu bahaya mengintai. Senikmat-nikmatnya air, seindah-indahnya air, ia tidak boleh ada diatas kapal"
Karenanya Abu Bakar berujar, "Ya Allah jadikan dunia hanya dalam batas genggaman tangan, jangan sampai ia masuk ke dalam hati". Dalam genggaman, dunia bisa dimanfaatkan, bila sudah masuk ke hati, kita yang dimanfaatkan.
Memang sulit untuk membedakan, adakah kita ini menjadikan dunia sebagai budak kita mencapai ketaatan yang lebih besar, ataukah kita yang sudah diperbudak dunia tanpa sadar. Karena itu dekati mereka yang bisa jadi tempat bertanya.
Atau periksa diri kita, adakan hitung-hitungan sederhana. Apakah dari dunia yang Allah titipkan kepada kita itu, lebih banyak untuk kepentingan pribadi kita, ataukah untuk dititipkan di jalan Allah? Untuk memuliakan agama-Nya?
Ini hanya pengingat bagi hati sendiri. Yang sering merasa bahwa air harus diangkat masuk ke dalam kapal. Yang masih sering lupa tujuan sebab keindahan yang pasti akan hilang. Allahummaghfirlana✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Sad Allah Is With Us
SpiritualTanganku kelak akan hancur di dalam tanah. Yang tinggal hanya tulisanku di dalam buku. Semoga siapa yang baca tulisanku Doakanlah keselamatanku dari azab (api neraka) (Imam Syafi'i)✨ Hanya Sebuah Kata Motivasi Khususnya Untuk Diri Saya Pribadi🍃 ✍...