Setiap level pelajaran ada ujiannya, begitu juga tiap tahapan dalam Islam, makin naik tahapnya, maka makin berat pula ujiannya, dan bila jatuh, pastinya lebih sakit
Bila ujian bagi awam adalah istiqamah belajar, maka ujian bagi yang terpelajar adalah merasa awam. Yang awam mungkin hanya tak tahu, tapi yang terpelajar bisa jadi sok tahu
Kita pahami, yang disasar oleh syaitan pertamakali, justru manusia yang beribadah, justru mereka yang berilmu, agar merasa cukup dengan ibadahnya, tinggi dengan ilmunya
Karenanya mereka mulai merasa bahwa mereka pasti menghuni surga, atau minimal merasa kasihan pada yang lain yang tak sama seperti dirinya, takabur
Begitulah syaitan membalut arogansi dengan ketaatan. Agar si taat tak lagi mau bergaul dengan pemaksiat, sebab merasa diri sudah suci, khawatir terjatuh fitnah syubhat
Bila sudah begitu, maka kebaikan orang lain begitu sulit dilihat, apalagi diakui. Sebaliknya, dia akan fokus pada kelemahan dan kekurangan orang lain
Bukankah itu yang terjadi pada iblis saat melihat manusia? Iblis hanya melihat manusia dibuat dari tanah, hingga dia merasa lebih baik, padahal manusia punya banyak kebaikan
Ujian kita semua itu bukan memahami ilmu, tapi bagaimana caranya untuk menempatkan diri selalu sebagai pencari ilmu, mendidik diri dengan adab santri
Sebab Allah tak pernah bertanya tentang hasil. Semua yang Allah hargai adalah usaha. Sebab Allah mengetahui, tak semua berhasil, tapi semua bisa berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Sad Allah Is With Us
SpiritualTanganku kelak akan hancur di dalam tanah. Yang tinggal hanya tulisanku di dalam buku. Semoga siapa yang baca tulisanku Doakanlah keselamatanku dari azab (api neraka) (Imam Syafi'i)✨ Hanya Sebuah Kata Motivasi Khususnya Untuk Diri Saya Pribadi🍃 ✍...