Prolog

11.5K 535 4
                                    

Tring

Suara lonceng pintu terbuka dan langsung disambut hangat oleh pegawai disana. Seorang gadis sma terlihat menghampiri meja tersebut dengan senyuman manisnya dan memberikan buku menu yang ada cafe tersebut.

"Pesen caramel macciato 1. Lo mau pesen apa?" Gadis terbut menyatat pesanan yg disebutkan tadi.
"Gue chocolate smootie 1" sahut pelanggan satu nya.
"Samain kek dia" Pemuda itu menunjuk temannya yang berda disampingnya.
"Lo apa Ran?" Tanya temannya kepada pemuda yang duduk dihadapannya.
"Gue ice americano aja" jawabnya sambil memperhatikan getged yg ada di genggamannya.
"Gue samain sama Daran" Sahut pemuda yang wajahnya mirip dengan orang yang di sebut 'Daran'
"Sama milkshake oreo dua" pesannnya sambil tersenyum kearah gadis pelayan tersebut.
"Ice blend coffe dua"

Gadis itu membalas tersenyum dan mengulang pesenan 9 remaja itu.
"Saya ulangi ya ka pesanannya. 1 caramel macciato, 2 chocolate smootie, 2 ice americano, 2 milkshake oreo, 2 ice blend coffe. Ada tambahan lagi" melihat gelengan dari pelanggannya "baik, ditunggu dalam 15 menit ya ka" ucapnya seraya pegi menuju dapur pesanan.

Gadis itu pergi menuju kekasir untuk membuatkan pesanan tadi. Terlihat ia sangat telatih dalam melakukan semuanya.

Setelah pesanan siap, ia kembali mengantarkan pesanan tersebut. Lalu berjalan kembali kearah kasir.
"Gimana sekolah kamu Jen?" Tanya seorang gadis yang lebih tua 3 tahun diatasnya.
"Lancar ka, cuma sebentar lagi jadwalnya bayaran. Sedangkan gajian masih lama. Kakak ada kenalan lagi gk? yang lagi nyari orang kerja part time gitu?" Jawab gadis yang bernama Jennie.
"Kamu gk capai apa Jen? Pagi sampai siang sekolah, sore kerja di cafe sampai malam. Kapan mau belajarnya kamu hm?" Tanya Clara
"Ya... Kan kakak tahu, Jennie gk bisa terus-terusan minta uang bayaran ke ibu panti, ibu lagi ada masalah keuangan, gk mungkin Jennie minta ke ibu. Udah syukur Jennie dirawat. Jennie gk mau merepotkan ibu panti lagi" curhatnya.

Clara tersenyum mendengar curahan Jennie. Clara tau Jennie yatim piatu, ia tidak tahu keluarga kandungnya, ia hanya tahu nama yang di berikan keluarganya dengan kalung yang tersemat dilehernya.

"Pake uang kakak aja dulu Jen, kamu bisa ganti uang kakak pas gajian" tawar Clara
"Nggak ah kak, Jennie gk mau ngerepotin kakak lagi" tolak Jennie
"Hey, kapan kamu ngerepotin kakak hm? Kamu udah kakak anggap sebagai adik kakak sendiri. Jadi, jangan sungkan okay?" Jelas Clara
"Tapi kak..."
"Tidak ada tapi-tapian Jennifer Kaiza Quella" Ucapan Jennie terpotong karena Clara lebih dahulu menyahutnya.
"Nanti kakak kasih uangnya pas pulang kerja okay?" Lanjut Clara sambil tersenyum.
"Makasih kak" Jennie langsung memeluk Clara dengan erat. Clara pun membalas pelukan Jennie sambil memberi tepukan pelan pada pucuk kepala Jennie

"Udahan pelukannya, Sekarang kamu balik ke pekerjaan kamu sana" Clara mendorong pelan bahu Jennie untuk menghampiri pelanggan yang baru saja datang.

───── ♦♦♦ ─────

Di sebuah kediaman yang besar nan mewah terlihat seorang Kakek-Kakek namun badan masih bisa dibilang perkasa, dan dua orang pasangan suami istri, dan seorang pria berbaju serba hitam berdiri didepan meja menghadap ke arah lawan bicaranya.

"Saya sudah menemukan keberadaan nona, tuan, nyonya" ucap pria berbaju serba hitam itu "Ini adalah data pribadi nona, serta tempat dimana ia tinggal dan bekerja"  lanjutnya.

"Bekerja? Putri ku bekerja?" Tanya seorang wanita yang bernama fania, matanya berkaca-kaca saat mendengar bahwa putrinya yang hilang sudah ditemukan.

"Iya nyonya, ia bekerja sebagai pelayan cafe, untuk membayar uang sekolahnya" Jelas pria bernama Josh.

"Membayar? Apa ia tidak dibiayai oleh orang tua angkatnya?" Tanya seorang wanita bernama Alice

"Ia dibiayai oleh ibu panti nyonya, namun nona Jennie tetap kekeuh ingin membayar uang sekolahnya sendiri" Jelas Josh.

Kedua wanita itu hanya diam merenung, sebegitu susahnya kah putri mereka? Sampai ia rela bekerja hanya untuk membayar uang sekolahnya, sedangkan disini keluarga kandungnya tidak kekurangan apapun.

"Lalu bagaimana pah? Kapan kita akan membawa Queen pulang?" Tanya Arthur kepada pria tua yang di sampingnya.
"Besok kita akan menjemput Queen" ucapnya "Kau sudah melakukan tes DNA nya?" Tanya pria tua yang bernama Charles

"Sudah tuan, saya menganbil beberapa helai saat saya sengaja menabrak pelan bahunya" jawab Josh dengan kepala menunduk "Maafkan saya tuan, hanya itu cara agar bisa mengambil helai rambutnya" lanjut josh

"Aku tidak masalah, asal ia tidak terluka" jawab Charles "Bukti sudah ada, sekarang tinggal kita menjemputnya besok. Arthur, Austin, dan Kevin besok ikut aku. Kau juga Josh. Arthur kabarkan Kevin untuk kembali besok, Josh kau boleh pergi sekarang" Josh mengangguk dan belajalan menjauh dari hadapan majikannya.

Arthur segera menghubungi Kevin dan memberi tahu bahwa adik tersayangnya sudah ditemukan.

───── ♦♦♦ ─────

🥀TBC🥀




Okay gaes. Ini cerita ke dua aku disini, dan cerita ini akan slowly update, sama seperti cerita satunya.

Karna berhubung cerita sebelah aku lagi madet alurnya, jadi aku disini membuat new story lagi. Ini cerita hasil imajinasi aku yang ingin mempunyai kakak laki-laki.

Kalo otakku lagi lancar jaringannya kemungkinan cerita sebelah up. Tapi kalo lagi mandet jaringannya. Ya wassalam hehehe..

Jangan lupa untuk follow, vote, dan komen. Satu vote sungguh berharga bagiku

See u

Jennifer [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang