Chapter 17

1.2K 102 12
                                    

Pagi ini sepertinya suasana ruang makan terasa lebih menegangkan dibanding hari-hari sebelumnya. Semua tampak menebarkanaura yang sangat tidak mengenakan.

Jennie yang paham dengan situasi hanya diam dan menghembuskan nafas pelan. Jika ia mengeluarkan sepatah kata saat di meja makan, akan sangat tidak sopan. Karna tata krama keluarga delbert sangat amat di haramkan untuk berbicara saat di meja makan.

(babi kali ah haram. Eh astagfirullah. Lanjot)

Selesainya sarapan. Mereka berkumpul diruang keluarga. Hawa yang dikeluarkan tetap sama seperti di meja makan. Dengan helaan nafas pelan, Jennie mengambil topik agar suasana tidak menegangkan.

"Emm... Daddy?" Panggil Jennie dengan ragu

Sontak seluruh keluarga mengalihkan pandangannya kepada Jennie.

"Jennie boleh tidak mengajak... Bentar Jennie mau nanya dulu biar tidak salah manggil." Ucap Jennie, lalu ia mengalihkan pandangannya kepada Alice.

"Emm.. mamah, itu... Aduh Jennie bingung mau nyebutnya gimana, entar kalau salah kan tidak enak jadinya" keluh Jennie sembari menggaruk pelipisnya yg tidak gatal.

Yang lain hanya memandang gemas Jennie. Bagaimana tidak gemas? Coba kalian bayangkan wajah polosnya Jennie sedang binggung sambil mengkerutkan dahinya. Pasti menggemaskan bukan? Tentu saja, itu yang mereka lihat.

Seakan paham maksud Jennie, Bella memberitahukan umurnya "umurku 17tahun Jen" sahut Bella.

"Ah! Berarti Jennie harus memanggilnya dengan sebutan ka Bella. Berarti kakak seumuran dengan abang duo D dong" celetuk Jennie dengan mengangguk kecil kepalanya.

Yang lain hanya mengangguk setuju dengan ucapan Jennie.

"Nah lanjut lagi kepertanyaan yang belum Jennie sempat nanya ke Daddy" lanjut Jennie. Dia menghadap kembali ke arah Arthur yang sedang menatapnya sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Jadi gini..." Jennie merapihkan posisi duduknya lalu melanjutkan ucapannya. "Jadi... Jennie mau minta izin buat ajak ka Bella jalan ke mall sama Jennie. Eh jangan deng kalo ke mall barangnya terlalu mahal." Lanjutnya.

Jennie kembali menghadap ke Bella. "Ka Bella biasa kalau beli baju suka dimana? Dipasar tradisional atau di mall ka?" Tanya Jennie.

"Emm.. kakak biasa belinya di pasar tradisional si, lebih murah terus bisa nego dikit hehehe" jawab Bella dengan kekehan di akhirnya.

Jennie mengangguk dengan cepat tanda ia sangat amat setuju dengan jawaban Bella. "Nah kalau gitu, Jennie minta izin mau ajak ka Bella belanja di pasar tradisional aja boleh kan?"

Sontak mereka menggeleng kuat. Enak saja masa iya harus belanja di sana?! Disana kan panas, gerah, tidak ada AC, terus harus berdempetan dengan orang. Apalagi barangnya tidak berkualitas. OH BIG NO! Mereka tidak ingin princess mereka sakit atau semacamnya.

"No no no no! Tidak tidak tidak! Deddy mengizinkan kamu pergi berbelanja tetap bukan di pasar tradisional. Kamu pegi ke mall bersama mommy and mamah. Jangan mencoba coba untuk pergi ke pasar tradisional." Arthur langsung memberikan ultimatumnya.

Jennie memandang Bella dengan lesu. Padahal Jennie ingin sekali pergi kesana, karna dulu ia lebih sering berbelanja disana. Walaupun tempatnya gerah, tidak ada AC, dan harus bedempetan. Tapi barangnya bagus kok, terus bisa nawar lebih murah lagi. Jennie ini suka sekali menawar barang dengan harga yang astagfirullah banget.

Oke kita flashback dimana Jennie pernah kepasar tradisional untuk membelu beberapa baju anak panti pakai uang caffe nya.

Harganya sedikit pricy untuk satu stel baju. Ya sekitaran 150an lah. Bagi dia itu MAHAL pake bangettttttt.

Jennifer [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang