chapter 9

3.7K 238 8
                                    

Seorang pria bepakaian jas berwarna putih dengan stetoskop berteger dilehernya keluar dari pintu berwarna putih.

Dia tersenyum ramah saat melihat banyak orang yang menunggu didepan kamar tersebut.

"Penyakit maag kronis yang diderita nona sudah tahap parah, ini di karenakan nona yang menyukai makanan pedas dan meminum minuman yang mengandung kafein terlalu banyak, dari yang saya lihat ia hampir sering telat makan, jika tidak ditanganin terus menerus bisa menyebabkan kanker lambung." jelasnya

"Jangan khawatir, lapisan lambung nona tidak terjadi penimpisan, maag yang diderita nona masih bisa ditangani dengan minum obat yang saya berikan sehabis sesudah makan, dan jangan biarkan nona memakan makanan yang pedas, dan minuman yang berkafein." Lanjutnya

"Terimakasih Farhan" ucap Charles

"Sudah tugas saya tuan" balas Farhan dengan senyumnya. "Kalau begitu, saya permisi karna masih ada banyak pasien di rumah sakit" pamitnya

"Ya, silahkan" Farhan berjalan dengan tas yang ditenteng ditangannya berjalan keluar dari mansion keluarga Albert.

Melihat kepergian Farhan, mereka bergegas masuk ke dalam kamar Jennie. Terlihat Jennie sedang tertidur nyenyak dengan seragam sekolahnya. Mereka para ibu-ibu belum sempat mengganti pakaian Jennie.

Semua orang yang berjenis kelamin laki-laki diusir oleh Alice dan Fania, mereka ingin mengganti pakaian sekolah Jennie dengan pakaian yang nyaman untuk Jennie pakai saat tidur. Jennie sama sekali tidak terganggu dengan sentuhan tangan, dan saat badannya diangkat untuk berganti pakaian.

Selepas mengganti pakaian Jennie mereka bergantian mencium kening Jennie dan membenarkan selimut Jennie, lalu lekas pergi keluar kamar.

──── ♦♦♦ ─────

Sinar sang surya kini berganti dengan sinar rembulan, Jennie mengerjapkan matanya, melihat sekelilingnya lalu menghembuskan nafas. "Hahh.. Kambuh lagi" monolognya dengan lirih.

Ia berjalan ke arah kamar mandi, membersihkan diri. Setelah rapih, ia turun kelantai bawah untuk berkumpul dengan yang lain.

Tak

Tak

Tak

Suara sendal Jennie menggema di dalam ruangan. Atensi seluruh manusia yang ada di rumah mengalihkan kearah tangga. Melihat Jennie turun dari kamar membuat mereka menghampiri Jennie yang baru sampai diujung tangga.

"Adek kenapa turun? Ayo istirahat lagi dikamar" suruh Fania

"Mommy~ Jennie laper makanya Jennie turun" rengeknya ke Fania

Yang lain hanya menggeleng melihat ibu dan anak. "Yasudah, ayo kita makan, kasian princess-Nya kita" sahut Charles

Mereka langsung berjalan menuju ruang makan. Mereka memang belum makan, karna belum waltunya makan malam. Karna little princess-nya mereka sudah kelaparan, mereka sekalian saja makan sekarang.

──── ♦♦♦ ─────

Pagi harinya suasana rumah sedang ribut karna persoalan Jennie yang ingin sekolah dan keluarganya yang melarang.

"Mommy~ Jennie pengen sekolah, lihat Jennie udah rapih masa iya Jennie naik lagi. Ya ya ya" rengek nya pada Fania

"Tidak princess kalau kamu sakit lagi bagaimana? Istirahat dulu dirumah ya?" Bujuk Alice

"Aaaa~ Mama Jennie pengen sekolah"

"Daddy~ Jennie sekolah ya ya ya" Arthur hanya melihat Jennie dengan pandangan gemas, hampir saja ia luluh namun para anak muda Delbert menatapnya tajam.

Jennifer [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang