Chapther 3

6.3K 392 7
                                    

Semua orang sudah pada pergi melakukan kegiatannya masing-masing. Charles, Arthur, Austin, Kevin, pergi ke kantor. Erland pergi ke kampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan hari itu juga. Malvin dan Duo D disuruh pergi ke sekolah, karna Fania dan Alice mengamuk.

Jennie yang tadinya ditemani oleh Fania dan Alice, kini hanya sendirian berada di ruang keluarga. Karena Butik yang dikelola oleh kedua nyonya keluarga Delbert ada masalah.

Jennie menghela nafas dengan berat, ia bosan jika harus begini terus. Ia ingin melakukan sesuatu tapi dilarang oleh mereka.

"Aduh kenapa aku lupa, tadi kan nasi gorengnya masih lumayan banyak. Udah bibi bungkus apa belum ya?" Jennie bangun dari duduknya dan pergi kedapur menghampiri Darwi.

"Bi Darwi!" Seru Jennie saat melihat Darwi yang ingin pergi ke halaman belakang.

"Iya non?" Sahut Darwi sembari menghampiri Jennie.

"Bi, pesananku yang subuh itu udah bibi siapin?" Tanya Jennie

Darwi mengangguk "Sudah non, sudah saya suruh para bodyguard untuk membagikannya kepada pemulung" jawab Darwi

Wajah Jennie langsung lesu seketika "Yah, padahal Jennie ingin ikut bagiin. Yaudah deh bi, Jennie kekamar dulu ya" Jennie berbalik badan dan berjalan kearah kamarnya dengan wajah yang lesu

Sampai dikamar, Jennie langsung merebahkan dirinya dikasur. Ia berguling kesana kemari tidak jelas.

"Aaaaaaa Jennie bosannnn" rengeknya

Jennie beranjak dari kasurnya, lalu ia keluar kamar berjalan menuruni tangga. Padahal di mansion nya sudah ada lift tapi ia lebih memilih menuruni tangga.

Sesampainya di kaki tangga, ia melangkah kan kaki nya menuju kearah pintu utama. Ia membuka pintunya saat ingin melakahkan kaki nya keluar, ia sudah ditahan dengan dua bodyguard yang sedang berjaga didepan pintu mansionnya.

"Nona ingin pergi kemana?" Tanya salah satu bodyguard

"Eum.. Aku ingin pergi ketaman" jawab Jennie

"Nona tidak diizinkan keluar dari mansion"

"Kenapa tidak boleh? Jennie bosan dirumah, tidak ada siapapun" adu Jennie kepada dua bodyguard itu dengan wajah cemberut. "Paman, bisa tidak paman menelepon daddy?" Tanya Jennie

"Akan saya telepon non, lewat telepon rumah. Mari" salah satu bodyguard itu menuntun Jennie masuk kembali kedalam mansion, dan menghampiri telepon rumah yang tersedia diruang keluarga.

Bodyguard itu menekan beberapa digit disana, saat sudah tersambung ia memberikan telepon itu kepada Jennie.

"Halo.. daddy" ucapnya ragu

"Ada apa sayang?" Tanya Arthur disebrang sana

"Daddy.. Jennie bosan, tidak ada siapapun disini" adu Jennie.

"Memangnya mommy dan mama kemana sayang?" Tanya Arthur

"Mommy dan mama pergi ke butik karna ada masalah dad, Jennie tadi ingin ke taman, tapi tidak dibolehin. Jennie bosannnn, Jennie ingin bantu para bibi tapi tidak dibolehin, dikamar tidak ada yang bisa Jennie tonton" rengek Jennie

Arthur yang berada dikantor mendengar rengekan sang putrinya pun tertawa membuat Jennie yang mendengar itu semakin dibuat kesal

"Daddyyy"

"Okay okay, daddy minta maaf dear. Sekarang kamu siap-siap okay, nanti kamu akan dijemput oleh Jeff"

"Daddy serius? Tidak sedang berbohong bukan?" Selidik Jennie

Jennifer [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang