Juyeon menjadi benci, namun ia terlanjur sayang.
Eunseo, cewek bersurai panjang dengan binar kaca di matanya itu, sudah menyembunyikan palung di antara indahnya samudera.
Juyeon ft. Eunseo
-semibaku
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maksud lo apa, sih?"
Juyeon, cowok cool yang Eunseo tau pernah masuk kedalam daftar cowok yang dia suka, memulai pembicaraan dengan lugas.
Malam ini seharusnya Eunseo rebahan di atas kasur empuk sembari mengemil nyam-nyam yang dia beli di supermarket dekat apartemennya.
Tapi semua berubah ketika dia mengambil sebuah keputusan yang cukup berani. Yah, menurutnya sih begitu.
Kini, Eunseo harus berdiri di depan sungai dengan seorang cowok yang sudah tidak ditemuinya lagi setelah sekian tahun lamanya. Pertemuan kembalinya itu membuat Eunseo tergagap.
Nggak nggak, lo harus berani, Seo! Apaan deh udah deal juga.
Eunseo bersuara dalam hati.
Eunseo menarik nafas panjang sebelum mulai bicara.
"Aku.. aku mau minta tolong, supaya kamu mau jadi suami aku."
"Kenapa harus gue?" Juyeon bertanya dengan protes.
Ya jelas aja, kenapa harus Juyeon? Komunikasi aja udah nggak pernah. Dateng-dateng minta dijadiin istri.
"Karena.. kamu satu-satunya yang aku tau punya kelebihan materi."
"Sejak kapan sih lo ngomong pake aku- kamu." komentar Juyeon.
Eunseo cuma meringis.
"Terus emangnya kenapa kalo gue kelebihan materi?" tanya Juyeon lagi.
"Karena gue butuh sosok yang mampu memberi nafkah buat gue––"
"––dan anak gue," Eunseo deg-degan parah, tetapi pada akhirnya satu kalimat itu berhasil keluar dari mulutnya.
"Shit, gue harus terseret dalam permasalahan dan kebodohan orang lain."
"Suami lo dimana?" tanya Juyeon pada akhirnya.
"N-nggak punya.."
Jawaban Eunseo membuat Juyeon makin naik darah. Rasa-rasanya dia ingin menceburkan cewek itu ke sungai di hadapannya sampai hanyut dan hilang dari bumi.
Tapi skip, Juyeon belum siap dipenjara.
"Kalo nggak punya kenapa bisa lo punya anak?!"
"Lo..?" Juyeon menggantung ucapannya.
"Iya, kecelakaan." Eunseo menyahut dengan menggigit bibir atasnya.