Jeno dapat melihat Jaehyun yang sedang berlari menuju arah dia, sebelum Jeno sempat benar-benar menyapa, Jaehyun begitu saja melewatinya. Tapi walau begitu sebentar Jeno dapat melihat Jaehyun yang mengigit bibir bawahnya berharap air mata dia dapat berhenti.
"Jaehyun hyung!" Jeno sudah berbalik dan berniat mengejar Jaehyun tapi Mark menghentikannya dengan memegang lengannya.
"Jeno, jangan." Ucap dia dengan pelan.
"Bagaimana mungkin, Jaehyun hyung menangis, apa hyung tak melihatnya?" Jeno dengan masih wajah cemasnya bertanya pada Mark.
"Aku takut ini bukan sesuatu yang bisa kau sentuh." Mark berkata dengan wajah penuh harap kalau Jeno akan mengerti. Tapi jauh dari kata mengerti ini malah membuat Jeno marah.
"Apa maksud hyung?" Mark berusaha tak menatap pada Jeno dan tak memberi jawaban apapun, tapi pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu mulai menghimpitnya di tembok yang tak jauh disana.
"Hyung, aku leader kelas G di angkatanku, bagaimana mungkin aku tak seharusnya menyentuh hal ini?"
"Justru karena kau leader aku takut kau akan terkena masalah." Mark dapat mendengar Jeno menghembuskan napas panjangnya saat itu.
Dan Mark pikir Jeno sudah menyerah tapi tangan jeno menyusuri pipinya sebelum memaksa Mark agar menatapnya.
"Hyung kumohon, katakan padaku apa yang kau ketahui?"
-
Sunyi, dingin, atau entah hal buruk apa yang bisa dipakai untuk makan malam keluarga Johnny saat ini.
Changmin berada disini tapi tak ada teriakan, masakan ibunya mengeluarkan asap yang menunjukkan sebarapa hangatnya makanan itu, bahkan semua makanan favorit Johnny terhidang cantik di meja makan itu, tapi Johnny tetap merasakan semua rasa sakit itu.
Rasa sakit karena menyakiti Jaehyun, atau karena kecewa mendengar dari bibirnya sendiri kalau dia hanya menyukai wajah Jaehyun, atau rasa sakit lainnya yang kepastian besar tetap karena Jaehyun.
Johnny sudah berkata sebelumnya kalau itu adalah yang terkahir yang berarti saat ini dia tak bisa melakukan apapun selain melepasnya dan melupakannya.
"Johnny, apa ada yang ingin kau bicarakan?" Mungkin ikatan anak dan ibu memang sangat kuat sampai ibu Johnny dapat merasakan rasa sakit sang anak.
"Tidak ada." Johnny menjawabnya dengan cepat dan mereka dapat tahu kalau Johnny tak berkata jujur.
"Johnny," Johnny menatap kearah Changmin, sang pemilik suara.
"Jika kau butuh bantuan, katakanlah, aku akan membantu," Johnny cukup terheran dengan tingkah sang kakak, hanya sepintas Johnny pikir Jaehyun sudah mengatakan sesuatu pada Changmin, walau itu benar pun Johnny tak dapat mempercayainya.
"Apapun Johnny, entah itu tentang Jaehyun atau hobimu atau nilaimu, apapun itu. Aku akan katakan, tanganku ini dapat kau gapai dan minta bantuan, karena itu katakanlah." Changmin menjulurkan tangannya dan Johnny tertawa kecil dengan tatapan heran melihat itu, tapi saat ini bukan hanya Johnny yang memberi respon tersebut melainkan kedua orang tuanya.
"Jaehyun, kenapa aku perlu bantuan tentang Jaehyun? Hubungan kami sudah berkahir," Johnny mulai mengacak-acak makanannya. Dia pikir orang tuanya akan memberi dia selamat karena sudah berpisah dari Jaehyun tapi hanya keheningan yang menimpa mereka.
"Kenapa kalian tak merasa bahagia aku berpisah dengannya?"
"Kau harus lihat bagaimana ekspressimu saat ini." Ucapan ayahnya membuat dia mengalihkan pandangannya pada sup dibawahnya yang cukup untuk menunjukkan cerminan dia saat ini, benar-benar menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Johnny & Handsome, Perfect Who-is-your-Mama Guy || JohnJae
FanfictionSelamat datang di Neo High School, Pertarungan kedua kelas itu sudah melegenda, konon katanya dari zaman kepala sekolah masih anak bocil pun kedua kelas ini adalah yang paling sering berkelahi, siapa sangka legenda itu tak sedikitpun berubah. Sekola...