23. VIONA 2

476 59 0
                                    

ABSEN!

CERITA INI UDAH SAMPAI KE DAERAH MANA AJA?

CERITA INI UDAH SAMPAI KE DAERAH MANA AJA?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Viona POV

"KAMU ANAK NAKAL, YA!!!"

"Hikss... Ampun, BU!"

"Anak sialan!"

Viona di pukul habis-habisan oleh ibunya hanya karena masalah dia tidak memperlakukan selingkuhan ibunya dengan baik. Jujur, Viona kecil itu hanya tidak suka akan kehadiran pria lain. Bahkan ibunya meminta dirinya memanggil pria selingkuhan ibunya itu dengan sebutan 'Papa'. Cuih, demi apa pun dan sampai kapan pun, Viona tidak akan sudi.

Ibunya menyeret Viona kecil ke luar rumah, sedangkan Viona kecil hanya bisa menahan diri. Tapi apa daya Viona? Dia hanya anak kecil yang berumur 6 tahun, dan tenaganya tidak sepadan dengan orang dewasa.

"BU!!! JANGAN KUNCI, VIVI!!!" gadis itu mengetuk-ngetuk pintu rumah beberapa kali.

Ini bukan pertama kalinya dia di kunci di luar rumah. Viona terus mengetuk pintu, berharap ibunya mau membuka dan memeluk dirinya. Lalu mengucapkan kata maaf kepadanya. Gadis itu juga ingin merasakan kasih sayang seorang ibu.

Saat itu pukul tengah malam. Angin di luar benar-benar dingin, sebab tadi barusan hujan turun. Viona hanya bisa memeluk dirinya sambil bersandar pada pintu.

"Nggak apa-apa, Vi. Maklum ibu marah, soalnya kamu nggak nurut!" gumam gadis itu. "Ibu bawa kamu keluar bukan karena nggak sayang, dia cuma mau ngasih hukuman aja. Nggak apa-apa, ibu say—hikss... Ibu sayang kok sama kamu... Hiks..." lanjutnya.

Vivi menenggelamkan wajahnya di antara lutut. Menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa nangis?" tanya seseorang.

Viona mengangkat kepala dan menatap seorang anak laki-laki berjongkok di depannya.

"Beneran nangis?"

"Gak kok!" balas Viona ketua.

Anak laki-laki itu mengkerut keningnya. Menatap mata Viona yang sudah sembab dan bengkak, dan juga pipi yang begitu basah. Tidak lupa dengan ingus yang sedari tadi di keluar dari hidung gadis kecil tersebut.

"Bohong!" ucapnya.

Viona menatap anak laki-laki itu dengan kesal. Kenapa sih tiba-tiba ada anak itu di depannya? Bikin malu saja.

Anak laki-laki itu mengusap pipi Viona dengan lembut. "Jangan nangis. Kamu jadi jelek kalau nangis. Padahal cantik lho, kalau nangis gini jadi aneh," kata anak itu sambil tersenyum manis ke arah Viona.

"Mau ikut ke rumah aku nggak?" tawarnya.

"Rumah kamu dimana?"

Anak laki-laki itu menunjuk rumah yang berada tepat di samping rumah Viona. Mereka bertetangga. Ya, anak laki-laki itu adalah Rigel.

Beautiful Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang