Beautiful Girl [END]

2. Usaha dan Waktu

***

Reana POV

Aku menatap sepiring kue di depanku. Setelah memelukku, orang yang tidak aku kenali ini mengajakku ke sebuah restoran. Dan bodohnya lagi, aku mau saja.

"Makanlah," katanya. "Atau lo mau makan yang lain? Kalau iya bilang aja, biar nanti gue yang bay--"

"Tidak usah, ini saja," potongku cepat.

Cowok di depanku hanya mengangguk mengerti. Sekarang kami kembali terdiam. Canggung dan hening kembali datang. Yang aku lakukan hanya memakan sepotong kue di piring.

"Kenapa lo lakuin itu?" tanya cowok yang duduk di depanku.

Aku menundukkan kepalaku. Menatap kue yang aku potong tanpa beraturan.

"Kalau lo nggak mau cerita juga nggak apa-ap—"

Tak!

Aku menaruh garpu dan juga pisau di atas meja. Menatap cowok di depanku dengan senyum kecil.

"Gue mau cerita sama lo."

"Oke. Gue akan dengerin cerita lo dengan baik."

Tidak tahu ada apa dengan diriku, hanya saja aku merasa jika cowok di depanku ini bisa di percaya.

"Gue di bully." Baiklah, aku berhasil mengatakan satu masalahku padanya. Tapi saat ingin mengatakan lebih dari itu, rasanya susah. Pertahanan Kuruntuh, aku menangis.

Cowok itu memberikan segelas air putih. "Cerita aja pelan-pelan."

Aku meminum habis segelas air itu.  Lalu menatapnya dengan serius.

"Gue di bully karna itam, berjerawat, yang pasti gue jelek. Dan lagi," aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Gue nggak di akui oleh ibu gue... Hikss... Sendiri."

"Gue... Hiks... Gue anak... Hikss... Haram!"

"Ibu gue stres begitu di hamili oleh laki-laki yang tidak ia kenali. Dan setelah melahirkan gue, dia perlahan mulai gila. Bahkan... Hikss... Dia mulai benci gue... Hikss... Dan lupa dengan gue.