Kamu Yang Tiba-tiba Hadir

63 13 2
                                        

Siang ini tak begitu cerah, bahkan lebih pantas jika di sebut mendung. Binta melirik dari dalam jendela kelasnya yang terbuka, sesekali memejamkan mata ketika angin menerpa wajahnya. Gadis itu menarik nafas dan menghembuskannya keras hingga membuat teman sebangku nya terganggu.

"Ngapasi taa? Laper?" Tanya Salsa, teman sebangku Binta.

Binta menggeleng, cewek itu menopang dagu sedangkan matanya masih menatap keluar jendela "Gue gak suka cuaca kayak gini, bawaannya sedih plus ngantuk mulu" 

Salsa terkekeh, ia memasukkan buku-buku nya lalu merangkul Binta "Aduuuh, sedih kenapa sih? Sini cerita"

"YO ISTIRAHAT MA BROOO" Sebuah pekikan cempreng terdengar, sosok cewek dengan rambut pendek sebahu menyeruak begitu saja masuk ke dalam kelas dengan menerobos beberapa orang yang berdiri di depan pintu dan hendak keluar.

Salsa menepuk-nepuk pundak Binta sambil menyeringai lebar "Udah dateng aja tuh parasit satu" "UYYY ZIAAAAA" panggil Salsa melambaikan tangan.

"Anyeong gais, ayo ke kantin" Sapa Zia seraya menabok punggung Binta hingga membuat cewek itu mengaduh kesakitan.

Binta tak bergerak, sekarang malah berubah posisi jadi menelungkupkan kepala di atas lipatan tangannya.

"Lah Sal? Kenapa lagi dia?"

Salsa menghela nafas, melirik  "Biasa, masih nge galauin manusia yang sama" 

"Yaelah, galauin Anse gabakal bikin lo kenyang kali Ta. Ke kantin aja lah kuy" Zia mencibir, mengambil posisi duduk di atas meja Binta yang kosong.

"Jangan kenceng-kenceng nyebut Anse nya. Nanti yang lain denger" Cicit Binta.

"Lagian bukan lagi galauin Anse kok, gue cuma lagi galauin cuaca"

Zia mengangkat halis, menatap geli Binta yang masih cemberut.

Binta bukan tipe orang yang bisa menyimpan semua perasaannya sendirian, setidaknya sampai saat ini hanya Salsa dan Zia yang menjadi saksi perasaan Binta pada Anse yang bertepuk sebelah tangan. Itu juga karena bodohnya Binta yang memilih opsi truth waktu main Truth Or Dare di kelas sepuluh dulu. Beruntung, cuma Salsa dan Zia teman sekelompoknya saat itu, dan ternyata mereka tetap dekat dengan Binta meski sekarang sudah sama-sama ada di kelas dua belas.

"Ayoo ih ke kantiiin" Rengek Zia mendorong-dorong kecil tubuh Binta yang masih setia duduk bersandar di kursi nya.

"Kalian berdua aja deh, hari ini gue gak ikut dulu"

Salsa melotot tak terima "Enak aja, gamau ah. Nanti makanan gue habis sama Zia semua kalo gaada lo Taa" Katanya kemudian langsung mendapatkan tatapan tajam dari Zia.

"Ayo ikutt" Tarik Zia cukup kuat hingga terpaksa Binta ikut berdiri kalau tidak mau tangannya putus karena di tarik atlet karate sekolah.

Di sepanjang jalan menuju kantin, Binta hanya diam tanpa ikut nimbrung Salsa dan Zia yang sibuk melemparkan candaan atau sekedar berjulid ria karena mood nya sedang tidak beres hari ini. 

Hingga pada jarak beberapa meter dari tempatnya berdiri, Binta menangkap sosok itu lagi. Sosok yang tanpa izin sering sekali mondar-mandir di fikirannya, Anse. Cowok itu tampak datang dari arah lain bersama beberapa temannya dan sibuk mengobrol. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi dapat Binta lihat sedikit senyum tipis terpampang di wajah tampan Anse.

Binta menatap sepatunya cukup lama. Tiba-tiba saja terlintas dipikirannya, bagaimana bisa ia begitu tak tahu dirinya mengharapkan Anse membalas perasaannya padahal kenyataannya Anse tak pernah tahu apapun tentangnya? Hah, menyedihkan.

Setelah tiba di kantin, Salsa memberi usul untuk duduk di depan pintu keluar kantin. Baik Zia maupun Binta langsung menyetujui itu, dan beruntung ternyata tempat itu kosong.

"Gue sama Zia aja yang pesen, lo tunggu disini aja dah. kasian lagi galau" Ledek Salsa yang langsung membuat Binta merengut sebal.

"Mau apa lo ta?" Tanya Zia sudah ancang-ancang pergi.

"Kwetiau aja"

"Okhey, yok Sal"

Binta melihat-lihat sekitar. Hari ini kantin cukup ramai, bahkan hampir semua meja terisi penuh.

Sambil menunggu Zia dan Salsa kembali, seperti biasa Binta akan minum air kemasan gelas yang selalu di sediakan kantin di atas meja.

Baru akan menusukkan sedotannya, Binta terperanjat saat sebuah suara yang begitu dikenali nya terdengar begitu jelas dan terasa sangat dekat dengan tempatnya duduk saat ini.

"Gue boleh ikut duduk disini gak?"

Binta menoleh kaget dan tertegun untuk beberapa saat, dengan ekspresi kikuk cewek itu mengangguk membiarkan Anse duduk pada kursi yang berada tepat di hadapannya.

Suasana mendadak canggung, Binta juga jadi cemas dan berharap semoga Zia dan Salsa cepat-cepat datang untuk menyelamatkannya dari kecanggungan ini.

"Ta" Panggil Anse pelan namun sudah cukup untuk membuat Binta hampir berteriak saking kagetnya.

"Anse.. Kenal sama Binta?" Tanya Binta mengerjap polos, matanya tak berani menatap langsung mata Anse dan malah menatap air minum yang sedari tadi ia pegangi.

"Kenal lah, kita kan tetangga gimana sih?" Balas Anse kalem.

Binta tersenyum kikuk "Ah iya, bener juga" 

"Tempat lain penuh ya?" Tanya Binta hati-hati, takut kalau Anse tersinggung juga sebetulnya.

"Enggak sih, gua cuma pingin duduk bareng lo aja" 

Padahal Anse membalas kata-kata Binta dengan intonasi tenang, namun sudah di pastikan kalau saat ini Binta betul-betul gugup. Ini seperti mimpi siang bolong yang betulan jadi kenyataan. Anse yang ternyata mengenal Binta dan tiba-tiba duduk di hadapannya adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

Binta mengedarkan pandangannya mencari Zia ataupun Salsa. Benar saja, Salsa dan Zia ternyata sudah berjalan ke arahnya. Namun ketika mata Zia menangkap sosok Anse, cewek itu segera menarik kecil tubuh salsa agar putar balik arah. Hal itu sontak membuat Binta panik dan melotot kecil pada dua sahabatnya itu, sedangkan Zia malah melambai-lambai seolah mempersilahkan Binta dan Anse berduaan.

"Ta? Kenapa?" Tanya Anse ikut melirik mengikuti arah tatapan mata Binta.

Binta menggeleng "Nggak kok, Binta gak kenapa-kenapa"

Anse mengangguk-angguk kecil, cowok itu kemudian merubah posisi duduknya jadi lebih tegak kali ini "Gue mau minta maaf, Ta"

"Minta maaf? Minta maaf buat apa?"

"Yang kemarin sore, gue gak tau kalo lo lagi ngasih makan ikan di kolam dan dengan songongnya gue malah nyeburin kaki gue ke sana. Lo pasti kaget banget kan?"

Binta mengatupkan bibir, cewek itu memainkan jari-jarinya gugup "Ooh, kirain ada apa. Binta sih sebenernya gak marah, cuma kaget aja Anse tiba-tiba dateng terus masukkin kaki ke dalem kolam".

'tapi sudah di pastikan kalo ikannya marah sama Anse' batin Binta.

Anse tersenyum tipis "Syukur deh kalo gitu"

Anse tuh tau gak sih kalau senyumnya bisa bikin orang mabok? terutama Binta.

"Oh iya tapi gue kesini bukan cuma buat minta maaf aja"

Binta mengerjap beberapa kali, menatap Anse penuh tanya.

"Nanti pulang bareng gue, mau ya?"





....





























































































A/n

Haloo, semoga suka yaa dengan cerita ku yang ini ^^

Btw makasi banyak buat yang udah mampir, kasih vote atau comment.

Luv, berryberrymilk_

Hello, Anse!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang