Sebuah Ketergesaan

38 12 0
                                    

"Mau ketemu sama siapa sih? Kok ngusir mas segala?" Omel Bulan setelah dari tadi tubuhnya di dorong-dorong oleh Binta.

"Sama Zia, sama Salsa juga" Bohong Binta masih mendorong tubuh tinggi Bulan ke arah dimana sepeda motornya terparkir. Padahal kan, yang pingin ketemu Anse.

Bulan berdecak "Gapapa kali, siapa tau ada yang nyantol sama Mas"

"Iiiih nggak, pokoknya temen-temen ku gak boleh ada yang kenal sama Mas Bulan. Nanti di buayain!"

"Astaghfirullahaladzim Ta, jangan gitu lah"

"Nggak mau, pokoknya Binta mau girls time sama temen-temen. Kalo Mas Bulan keukeuh mau gabung... Emang mau di samain kayak lekong?" Tantang Binta dengan suara lantang sambil bertolak pinggang.

Bulan menggaruk tengkuk, beberapa pasang mata kini sudah menatapnya dengan raut yang tidak bisa di tebak. Bulan jadi salah tingkah secara tiba-tiba karena ulah mulut enteng Binta.

"Yaudah mas pulang, tapi mainnya jangan lebih dari jam sembilan. Kalo lebih, mas gak mau bukain pintu!" Ancam Bulan sambil naik lalu memutar posisi sepeda motornya.

Binta mengangguk kemudian mengibas-ngibaskan tangannya "Iya mas bawel, udah sana pulang"

Bulan mencibir sebelum akhirnya melajukan motornya menjauh dari tempat tadi.

Tak lama setelah motor Bulan menjauh, sebuah motor yang familiar untuk Binta berhenti lalu mengambil parkir di paling pojok.

Anse melepas helm nya lalu berjalan mendekat pada Binta yang duduk di kursi.

"Mau minum kopi?" Tanya Anse.

Binta hanya mengangguk pelan.

Tanpa ba-bi-bu Anse segera masuk ke dalam Alfamart lalu keluar sambil menenteng plastik berukuran kecil.

Anse ikut duduk di kursi yang berada tepat di hadapan Binta lalu menaruh plastik yang tadi di bawanya ke atas meja.

"Diminum kopinya Ta" Anse menunjuk plastiknya dengan dagu, ia sendiri sudah membuka kopi kemasan botolan lalu meminumnya tenang sambil memandangi jalan raya yang masih terlihat ramai.

"Iya"

Binta sebetulnya agak ragu, karena jujur saja cewek itu tidak bisa minum kopi. Dulu waktu mas Bulan beli St*rbucks, Binta pernah coba-coba minum, tapi berakhir dengan dirinya yang tidak masuk sekolah tiga hari karena tubuhnya drop karena minum kopi.

"Anse kenapa ngajak Binta ketemu malem-malem?"

Anse menoleh pada cewek dengan cardigan rajut mocca itu "Gak kenapa-kenapa sih, cuma pingin ketemu aja"

Binta hanya ber oh ria sambil membuka tutup botol kopi dan meminumnya sedikit.

"Ta"

"Iya?"

"Lo pernah mimpi buruk?" Tanya Anse kini jadi memutar badan menghadap Binta sepenuhnya.

"Semua orang tentu pernah mimpi buruk, tapi Binta sering baca doa sebelum tidur.. Jadii, cukup jarang mimpi buruk" "Kenapa emang? Anse mimpi buruk ya?"

Anse menggeleng, kembali meminum kopinya untuk menutupi rasa gugupnya. Bisa-bisanya Anse hampir menceritakan apa yang di alaminya pada Binta yang baru beberapa hari ini ia dekati. "T-temen gue, dia sering mimpi buruk"

"Ooh, kirain Anse yang mimpi buruk" Bunta tersenyum. Cewek itu sudah jauh lebih santai menanggapi Anse.

Tapi masih agak gugup sih...

Anse On Mission (3)

Kevan : @Anse dimana anjir
Kevan : Gak ikut nongkrong?

Seno : Jangan-jangan lagi sama si Binta?

Hello, Anse!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang