"Daffa, vitaminnya udah diminum nak?"
Laki-laki itu tersenyum lebar menanggapi sang mama "Udah ma, Daffa udah gak pernah lupa"
"Bagus kalo gitu, kamu mau kemana kok rapi banget?"
Daffa tersenyum penuh arti. Beberapa waktu yang lalu, ia sempat bertanya dimana tempat tinggal Binta sekarang. Dan ternyata kata Binta, rumahnya bmasih sama seperti yang terakhir kali Daffa tahu.
"Aku boleh jalan-jalan ke sekitar kompleks gak ma? Mau nonton yang main basket di lapangan kompleks"
"Boleh kok" kata Mama Daffa sambil mengangguk, wajahnya sedikit terkejut karena ini adalah pertama kalinya Daffa meminta izin untuk pergi keluar selain ke sekolah setelah pindah rumah.
"Makasih mamaaa"
Bintaaaaa
Taaaaa <
Jadi kan, nemenin gue keliling < kompleks?
Lo udah janji ya! <> Jadi daf jadiii
> Ini udah di jalan, ketemu di lapangan aja yaOke <
Kemarin Binta janji akan mengajak Daffa berkeliling mengingat keluarga Daffa baru pindah beberapa waktu lalu. Tentu saja hal itu membuat Daffa jadi sangat antusias.
.
Daffa pikir, lapangan basket kompleks tidak akan begitu ramai. Ternyata laki-laki itu salah, lapangan itu tampak ramai sore ini, beberapa orang juga berlalu lalang dengan sepeda di sekitar sana.
Bintaaaaa
Ta Lo dimana? <
> Baju putih, pake cardigan biru.
Liat ga?Ngga ada tuh :( <
"Ih, Daffa"
Daffa menyimpan hape nya, ia langsung cengengesan ketika Binta datang sembari merengek menghampiri nya sambil menghentakkan kakinya sebal.
"Gak keliataaan, kecil banget sih" ledek Daffa sambil cengengesan.
Binta melotot "Kecil? Ngaca dong!"
"Bercandaaa, kita mau kemana aja hari ini?"
"Ididih? Emang gue janjinya apa?"
"Ngajak.. keliling kompleks?"
"Yaudah, berarti tour nya cuma Deket sini aja"
"Iya deh, nurut aja gue"
Sambil mengobrol, dua orang itu berjalan beriringan menyusuri jalan perumahan yang ramai sore ini. Tadinya, mereka punya rencana untuk menonton anak-anak yang main basket di lapangan, tapi Daffa merengek pada Binta karena bosan dan berakhir lah mereka disini. Duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu yang berada di taman kompleks sambil melihat matahari yang hendak terbenam.
"Daf, mau es krim ga?" Tanya Binta lebih dulu.
Daffa sih jangan di tanya kalau untuk es krim, sudah pasti mau.
"Dimana tokonya?"
"Mau? Kalo mau biar gue yang beli"
"Mau, tapi gue ikut beli"
"Yaelah Daf, kayak bocah aja deh gamau di tinggal"
"Ya emang gamau ditinggal, nanti kalo ada om-om nyulik gue gimana? Gue kan ganteng dan menggemaskan"
Binta cuma geleng-geleng kepala. Gadis itu menemukan sesuatu yang baru pada diri Daffa. Kalau dibandingkan dengan Daffa sewaktu SMP dulu, Daffa yang sekarang tawa nya tak begitu lepas bahkan setelah meledeknya. Kalau dulu meledek Binta adalah sesuatu yang akan selalu membuat Daffa tertawa lepas, kini tawanya tak seperti dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Anse!
Roman pour AdolescentsTujuan awal Anse mendekati Binta tak lain hanya untuk menutupi kekurangan dan menghilangkan rumor buruk tentangnya. Namun tanpa di sangka, Anse malah di hadapkan dengan hal-hal sulit yang menyangkut tentang perasaannya. ... Ahn Seongmin as Anselio S...