Anse's Mission

41 12 0
                                        

"Nak Anse? Ada apa pagi-pagi kesini?"

Sapaan melengking milik Mama sukses membuat Binta yang sedang minum susu tersedak setelah mendengar nya.

Bulan yang duduk pada kursi yang berada tepat di hadapan Binta langsung melemparkan senyum penuh arti pada Binta "Ciaaa, ada Akang bep"

"Apasih? Akang bep akang bep" sewot Binta agak salah tingkah sambil menyeka sudut bibirnya dengan tissue, untung saja susu yang dimumnya tidak mengenai seragam.

Bulan menggerak-gerakkan bibir bawahnya meledek lalu kembali menyendok nasi goreng di mangkuk.

"Ta, ada Anse nih" Kata Mama sambil berjalan mendekat memasuki ruang tengah, diikuti Anse yang mengekori.

Binta melongo ketika Anse melemparkan senyuman padanya.

"Binta ada utang ya Ans, makanya lu datang kesini pagi-pagi?" Tanya Bulan masih meledek, hingga Mama segera memukul kecil lengan nya.

"Nggak kok Mas, gue mau ngajak Binta berangkat bareng"

Seketika Bulan jadi tersedak makanannya sendiri.

"Minum, Bulan" sela Mama mendelik pada Bulan yang tiba-tiba jadi dramatis.

"Boleh kan Tante?"

Mama mengerling kaget kemudian melirik Binta yang sudah melengos menghindari kontak mata dengan Mama ataupun Anse.

"Boleh sih, tapi Binta suka lama kalo siap-siap. Ya kan?" Mama menyikut Binta, membuat cewek itu melotot kecil.

"Enggak, ini Aku udah siap tau Ma. Mau berangkat sekarang?" Balas Binta gelagapan.

"Kalo udah siap ya ayo"

"Yaudah, Binta ambil tas dulu di kamar"

Sepeninggalan Binta yang mengambil tas nya di kamar, Mama mempersilahkan Anse duduk dan kembali ke dapur, menyisakan Anse dan Bulan yang masih makan nasi goreng sambil menatap Anse penuh curiga.

"Ans"

Anse yang tadinya sibuk pada handphone nya mendongak menatap Bulan yang sudah merubah posisinya jadi duduk sembari menopang dagu.

"Lu beneran suka sama adek gue?" Tanya Bulan to the point.

Anse mengangguk tanpa beban "Iya, emang kenapa Mas?"

"Anjrit, yang serius lu?!" Seru Bulan masih tak percaya.

"Serius"

Bulan menghela nafas, kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki.

"Binta itu anaknya gampang baper. Jangan sampe setelah perlakuan lu yang kayak gini ke dia, ujung-ujungnya lu cuma mainin dia. Gue gak mau ya, kalo nanti Binta nangis gara-gara lu. Kalo sampe kayak gitu, ni tangan gue udah siap ngasih bogem di muka lu. Oiya alesan gue bilang ini karena gue ngeliat kalian pelukan kemarin malem".

Anse hanya mengangguk dengan tenang walau jujur dirinya masih agak kaget karena pengakuan Bulan yang ternyata melihatnya memeluk Binta malam itu. Anse melengos, matanya menangkap sosok Binta yang sudah keluar dari kamarnya. Hari ini Binta tampak cantik dengan rambut di gerai dengan beberapa jepitan biru di sisi kanannya.

"Yuk"

.

Binta berjalan bersebelahan dengan Anse melewati koridor sekolah yang sudah cukup ramai pagi ini.

Anse melirik sekitar, lalu matanya menatap Binta yang sedang menggosok-gosokkan kedua tangannya. Cuaca pagi ini kembali sejuk, bahkan cenderung terasa dingin. Binta bahkan lupa membawa kardigan ataupun jaket hari ini karena terburu-buru.

Hello, Anse!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang