Binta melendoti lengan Salsa. Padahal sedang ada tugas fisika, tapi cewek itu malah jadi ambyar mendadak akibat ulah Anse.
"Ini.. ini gue gak mimpi kan? Tadi Anse beneran nyamperin gue di kantin?" ulang Binta sekali lagi sampai Salsa bosan menjawabnya.
"Sal, cubit gue"
"Iiih Bintaaa, Lo tuh gak mimpi. Tadi beneran Anse nyamperin lo, terus gue sama Zia makan di tempat lain dan kwetiau lo jadi lembek bek bek gara-gara kelamaan gak Lo makan. Teruuss, dia ngajak Lo pulang bareng hari ini" Salsa menjelaskan panjang lebar, tanpa sadar membuat wajah Binta kembali bersemu merah.
Binta melirik jam dinding yang di pasang di tembok belakang kelas kemudian memegangi dada nya "Bentar lagi jam pulang, gimana dong gue belum siap"
Salsa melepas pulpen yang ia gunakan, tangannya jadi memegangi pundak Binta. "Ta, gue tau lo seneng banget karena akhirnya Anse notice lo setelah bertahun-tahun dan gue juga ikut seneng. Tapi.. kalem Ta, Lo baru boleh jejeritan minimal kalo Anse ngajak lo jalan" Kata Salsa sambil menatap Binta lamat-lamat.
Binta mengangguk pelan kemudian mengubah ekspresi kembali merengut menatap Salsa "Tapi tetep ajaaa, gue gak bisa tenang. Ini terlalu tiba-tiba tau gak?"
"Gak di notice galau, giliran udah tuh di notice eh malah mleyot mleyot" Cibir Salsa.
Bell pulang berbunyi, sontak saja hal itu membuat Binta kembali merasakan debaran jantungnya yang berdetak tak menentu.
Sebagian murid dari kelas Binta sudah keluar dari kelas dan kini hanya menyisakan Binta dan Salsa yang masih merapikan buku.
"Ta" Panggil salah satu teman Binta yang menyembul dari depan pintu kelas.
"Kenapa?"
"Ada Anse, nyariin lo"
Binta panik, menatap Salsa dengan mata membulat.
"Udah gih pulang, di tungguin tuh"
"Tapi lo belum kelar beres-beres nya"
Salsa berdecak kemudian melambaikan tangannya mengisyaratkan agar Binta segera pergi "Ck udah gapapa, sanaaa pulaaang"
Binta meringis kemudian memaksakan bibirnya membentuk senyuman "Oke, duluan ya sal"
Anse bersandar pada dinding depan kelas Binta sambil memandangi handphone nya. Beberapa pasang mata sudah memandang cowok itu sedari tadi. Anse memang bukan kapten basket atau ketua OSIS yang kelewat terkenal, namun tentu saja tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Anselio Savian.
"Anse udah lama nunggu?" Tanya Binta yang baru keluar dari dalam kelas.
Anse tertegun kemudian menggeleng. Cowok dengan jaket donker itu memasukkan handphone nya ke dalam saku "Baru kok, udah beres-beres nya?"
Binta mengangguk pelan.
"Yaudah yuk balik"
Binta berjalan kikuk mengekori Anse yang tampak Santai berjalan menuju ke parkiran. Beberapa pasang mata memerhatikan mereka, bahkan ada yang tak segan-segan membicarakan keduanya.
Anse menoleh saat menyadari Binta berjalan di belakangnya. Cowok itu menghentikan langkahnya kemudian tanpa aba-aba menghadapkan wajahnya pada Binta yang masih mengamati keadaan sekitar dan belum sadar kalau Anse sudah berhenti berjalan.
Binta menghentikan langkahnya kaget karena wajah Anse yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
"Jalan nya jangan di belakang gitu dong. Gak enak diliat nya" Anse berucap manis, tangannya menarik bahu Binta hingga membuat cewek itu kini jadi sejajar dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/256796842-288-k415106.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Anse!
JugendliteraturTujuan awal Anse mendekati Binta tak lain hanya untuk menutupi kekurangan dan menghilangkan rumor buruk tentangnya. Namun tanpa di sangka, Anse malah di hadapkan dengan hal-hal sulit yang menyangkut tentang perasaannya. ... Ahn Seongmin as Anselio S...