Binta merenggangkan otot-otot nya setelah tertidur selama dua jam pelajaran. Bersyukur, hari ini pak Sion selaku guru Matematika tak bisa datang untuk mengajar karena ada kepentingan mendadak, jadi setidaknya Binta bisa tidur siang walau cuma sebentar.
"Cuci muka sana Ta, beler banget muka lo. Bentar lagi pelajaran singa betina" Titah Salsa sambil menyebutkan julukan salah satu guru yang terkenal killer itu.
Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Binta mengangguk lalu segera beranjak keluar kelas untuk mencuci wajahnya di keran yang tersedia di depan kelas.
Binta segera menguncir rambutnya dengan karet gelang bekas praktek tadi pagi kemudian segera membasuhkan air ke wajahnya.
Hah dasar Binta. Sudah tau perutnya sensitif terhadap kafein, bisa-bisanya semalam nekat minum satu botol, sendirian pula. Akibatnya cewek itu jadi terjaga sampai jam satu malam karena perutnya yang kembung dan jantungnya yang berdebar-debar.
Setelah mencuci wajahnya, Binta hendak menutup kran air namun tiba-tiba perutnya terasa melilit.
Oh jangan bilang ini masih efek kopi semalam.
Pandangan Binta tiba-tiba mengabur, kepalanya seakan berputar-putar. Tapi cewek itu masih mampu berdiri, tangannya masih memegangi tiang di koridor.
Binta mengatur nafasnya, mencoba untuk kembali ke kelas dengan berjalan merambat memegangi tembok.
Namun sia-sia, tubuhnya tiba-tiba saja lemas dan pandangannya menghitam.
.
"Daf, udah giliran lo buat ngambil nilai"
"Terus temen gua gimana?"
"Kan ada yang jaga UKS"
"Tapi gue gak bisa ninggalin dia, Lo duluan aja deh. Nanti kalo masih sempet, gue nyusul"
"Serius?"
"Iya, lagian juga ini hari pertama gue. Pak Imam juga gak mungkin kan marahin gue"
"Yaudah deh, gue duluan ya"
Cowok dengan kaos abu-abu itu menghela nafas setelah pintu UKS di tutup.
Ia paham betul apa yang terjadi dengan cewek yang berbaring di hadapannya itu.Binta Shaqueena pingsan di sekolah? Pasti kalau tidak kelelahan, ya paling karena minum kopi.
Binta mengerjap beberapa kali, cewek itu diam memperhatikan sosok yang tengah sibuk dengan handphone nya itu.
"Heh? Daffa?" Pekik Binta.
Cowok itu, Daffa. Ia mengangkat kepalanya setelah mendengar Binta berseru kaget.
"Daffa Nugraha?"
Daffa tersenyum lebar "Yoi"
"Daffa yang waktu pensi cosplay jadi pohon?" Tanya Binta masih membulatkan mata tak percaya. Cewek itu sudah terduduk di ranjang sambil menunjuk wajah Daffa.
Daffa berdecak, menurunkan jari Binta yang menunjuk wajahnya "Anjir ingetannya jelek banget, tapi yaa bener sih"
"Aaaa Daffa, sumpah ya.. kemana aja sih? Kayak- ngilang gaada kabar, sombong banget semenjak masuk SMA"
Daffa tertawa kecil "Ada kok, gue home schooling sampe kelas sebelas. Terus tiba-tiba pengen ngerasain sekolah biasa lagi, yaudah deh gue pindah. Eh ternyata satu sekolah lagi sama lo, udah gitu pertama kali ketemu malah ngeliat Lo pingsan di depan kelas".
"Ah pantesan gak pernah keliatan, by the way makasih yaa. Udah nganter gue ke UKS"
"Sama-sama" Daffa menegakkan posisi duduknya, kini menatap lurus pada Binta yang meraih teh manis hangat dan meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Anse!
Teen FictionTujuan awal Anse mendekati Binta tak lain hanya untuk menutupi kekurangan dan menghilangkan rumor buruk tentangnya. Namun tanpa di sangka, Anse malah di hadapkan dengan hal-hal sulit yang menyangkut tentang perasaannya. ... Ahn Seongmin as Anselio S...