Chapter 6

1.5K 132 12
                                    

Setelah kejadian itu, Pluem selalu meminta bercinta dengan Chimon, mereka selalu melakukannya, entah dirumah Pluem saat orang tua Pluem keluar kota karena memang orang tuanya sangat sibuk, bahkan kadang dipenginapan saat mereka jalan-jalan, Chimon...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kejadian itu, Pluem selalu meminta bercinta dengan Chimon, mereka selalu melakukannya, entah dirumah Pluem saat orang tua Pluem keluar kota karena memang orang tuanya sangat sibuk, bahkan kadang dipenginapan saat mereka jalan-jalan, Chimon sudah tak sadar, bahkan hubungan mereka mulai tak sehat lagi. Chimon sudah tak bisa menghitung sudah berapa kali melakukannya, ia hanya tak ingin kehilangan Pluem yang teramat ia cintai. Saking sering ia melakukannya ia jadi kepikiran sendiri betapa hancurnya dia sekarang, berhubungan intim diluar pernikahan bahkan diusianya yang masih belasan tahun. Kadang ia sudah tak nafsu makan lagi, ia terlihat lebih sering pucat tak seceria dulu, bahkan dia lebih terlihat pendiam disekolah. Kadang pula ia sedikit menyendiri.

Walau kadang ia lelah disekolah belum lahi les tambahan untuk persiapan ujian kelulusan, tapi setiap Pluem menginginkan tubuhnya maka ia akan memberikannya, ia hanya takut Pluem meninggalkannya dan mencari penggantinya. Ia sudah memberikan segala-galanya untuk pria itu.

.

Chimon duduk lesuh dibangkunya, sesekali ia menguap, kemarin Pluem melakukannya lagi, sampai ia tak sempat mengerjakan tugas-tugasnya yang diberikan guru
"Kau tak kekantin ?" Tanya nanon dan Chimon mengeleng pelan, ia malas kemana-mana, tubuhnya telalu capek
"Ini susu dan cemilan untukmu, lihat belakangan ini kau nampak kurus, pucat, seperti tak punya selera hidup" heran nanon
"Tidak apa-apa, hanya capek les saja" dusta Chimon
"Haaaa.... berita ini yang benar ternyata" gumam Neo tiba-tiba, akhir-akhir ini Neo dan temannya yang lain suka sekali membahas khasus disekolah mereka.

"Mantan phi sing yang kemarin diputuskan bukan karena tak ingin bercinta dengan phi sing" ucap Neo
"Masa ?" Nanon jadi ikutan kepo seperti biasa
"Umm, tapi karena sudah bercinta, katanya phi sing sudah bosan" jelas Neo
"Tau dari mana ?"
"Phi sing sendiri yang bilang"
"Serius ?" Kini kelas menjadi heboh dan Neo kini dikelilingi bagaikan narasumber terpercaya.

"Iya sih, saat tubuh kita terpakai dan telanjang dihadapannya maka tidak akan ada lagi yang membuatnya penasaran akan kita, toh dia sudah lihat semuanya, karena itu jangan sampai ditelanjangi pacar" nasehat nanon
"Dia akan bosan, dan mencari yang lain. Lihat saja" kini Neo menimpali. Chimon berlahan meremas bagian bawah seragamnya berusaha menyembunyikan kegelisahannya dan rasa takutnya. Matanya bahkan berkaca-kaca sekarang. Kalau Chimon pikir-pikir semenjak ia tidur dan sering tidur dengan Pluem, kekasihnya itu mulai berubah. Dulu Pluem sangat perhatian padanya, menelponnya setiap hari, mengirimnya pesan chat, mengajaknya kencan ditempat favoritnya, tapi sekarang ?

Pleum sudah jarang menelponnya, menemaninya dikantin sekolahnya pun sudah tak pernah, chatting dia pun jarang, bukannya diajak kencan tapi Pluem lebih sering mengajaknya tidur. Dia merindukan Pluem yang dulu disisinya, tapi semua sudah terjadi. Chimon berusaha tak menangis dihadapan teman-temannya, ia berusaha tegar setegar mungkin.


.
.

/Ditempat lain/

"Sial!! Sampai kapan aku mengejakan ini! Aku bisa gila!" Keluh Pluem diperpustakan kampusnya, buku-buku berhamburan dimeja perpustakaan itu bersama beberapa laptop kertas dan alat tulis
"Sekarang waktunya serius menyusun skripsi, tinggal selangkah lagi pleum" ucap Mike
"Kau terlalu banyak main, jadi fokuslah menyelesaikannya" kini namtan teman sejurusannya menimpali
"Gara-gara ini, waktuku dan Chimon berkurang, sangat sulit membagi waktuku" stres Pluem
"Selasaikan ini, setelah skripsimu Selesai kau bisa bersama Chimon setiap detik" jengah Mike
"Aku akan menanyakan kabar Chimon dulu" Pluem mengambil handphonenya
"Etsss..mulai lagi! Ku bilang jangan terlu memikirkan soal percintaan mu dulu, kerja dan fokus keskripsimu, atau aku memberi tau ayahmu kalau kau tak fokus untuk ujian meja" ancam Mike
"Ahh sial, aku merindukannya, dia seperti candu untukku, aku hanya ingin tau dia sedang apa" jujur Pluem
"Hueeekk lebay"
"Hii alay"
"Bucin" ejek teman-temannya yang lain tapi Pluem sama sekali tak peduli.

"Aku sahabatmu, aku hanya ingin yang terbaik untukmu" jujur Mike dan Pluem mengangguk mengerti
"Selasaikan ini semua" paksa Mike menyodorkan kembali laptop dan buku dihadapan Pluem.

.
.

Chimon berdiri didepan gedung sekolahnya, sekarang Pluem bahkan selalu telat menjemputnya pulang sekolah
"Maaf terlambat, tadi aku sibuk" ucap Pluem dari dalam mobilnya, Chimon mengangguk mengerti ia masuk kedalam mobil, Pluem melihat Chimon ia cukup senang melihat Chimon baik-baik saja. Pluem sangat lelah karena mengerjakan skripsi, sebenarnya ia kabur sebentar dari perpustakaan demi bisa mengantar kekasihnya pulang. Ia akan kembali kesana dan mengerjakan tugas skripsinya bila sudah selasai mengantar kekasihnya pulang.

Selama perjalanan Pluem hanya diam dan terlihat malas Dimata Chimon, kini ia jadi kepikiran ucapan nanon dikelas tadi. Ia takut kini Pluem bosan padanya, toh tidak ada yang membuat Pluem penasaran lagi dengannya, bahkan Pluem sudah melihat tubuhnya. Tapi sebenarnya, Pluem diam hanya karena ia sangat kelelahan diperpustakan tadi, bahkan matanya berkunang-kunang karena seharian didepan laptop mengerjakan skripsi, tapi Pluem berusaha fokus agar kekasih yang dicintainya ini bisa pulang dengan aman.

"Jangan lupa istrahat" ucap Pluem saat chimon sudah sampai dirumahnya
"Iya phi"
"Oh iya, aku tak bisa menghubungimu hari ini, dan beberapa hari kedepannya. Aku juga tak bisa sering antar jemputmu lagi, aku sibuk dikampus" jujur Pluem, tapi bagi Chimon yang hanya anak SMA biasa dan tak mengerti akan seorang mahasiswa tingkat akhir, hanya mengira bahwa itu alasan Pluem saja. Sakit yang ia rasakan, ia merasa Pluem berlahan jauh darinya. Tapi yang bisa Chimon lakukan hanya mengiyakan selama Pluem tak akan meninggalkannya. Pluem langsung terburu-buru pergi dari sana karena tadi dia kabur dari teman-temannya, dia harus kembali ke perpustakaan secepat mungkin untuk melanjutkan skripsi.  Ia sudah bertekad akan menyelesaikan skripsinya dan ikut ujian meja, agar ia bisa lulus kuliah secepatnya. Walau ia harus mengorbankan waktunya sementara, asalkan ia selasai dengan cepat dan bisa mengembalikan semua waktunya untuk Chimon lagi.

.
.
.

Tbc

Bila menyukai fanfic ini, tolong berikan vote dengan klik bintang 🙏 terima kasih.

Pregnant (Pluem - Chimon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang