Chapter 7

1.3K 99 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Nanon mencatat malas catatan guru dipapan tulis, ia paling malas soal mencatat terlalu banyak, nanon mengehela nafas berat lalu menoleh pada Chimon, ia mulai sadar bahwa belakangan ini Chimon lebih pendiam, penyendiri, terlihat pucat, seperti orang banyak pikiran
"Kau kenapa ?" Tanya nanon
"Tidak apa-apa" senyum Chimon sebisanya, pada hal ia sedang patah hati berat, bagaimana tidak sudah seminggu Pluem benar-benar hilang tertelan bumi dari kehidupannya, benar kata Pluem, ia tak akan antar jemputnya lagi dan tak menghubunginya dalam beberapa hari. Chimon takut, takut sekali bila Pluem meninggalkannya
"Kau murung pada hal seminggu ini kaukan jalan sama kakakku, sampai tak pulang pula. Kalian ngapain ?" Tanya nanon tajam, Chimon mengerutkan dahinya dan menatap kaget sahabatnya itu
"Tidak, seminggu ini phi pluem bahkan tak menghubungiku, bagaimana mungkin aku pergi bersamanya" ucap Chimon kini nanon yang kembali keheranan, karena seminggu ini kakaknya jarang pulang kerumah.

"Masa ? Kakakku seminggu ini jarang ada dirumah, selalu keluar dan kadang tak pulang kerumah" jujur nanon dengan polosnya
"Bukannya kakakmu sibuk katanya ?" Tanya Chimon, dadanya sesak, matanya memanas, rasanya ia ingin menangis keras, Pluem tidak menghubunginya tidak bertemu dengannya tapi punya banyak waktu keluar rumah
"Aku tak tau kalau soal sibuk atau tidaknya, yang ku tau kakakku itu jarang dirumah, kukira jalan denganmu" gumam nanon, Chimon meremas ujung baju seragamnya, sedih, takut, kecewa, kesal menjadi satu dihatinya. Ia merasa Pluem berbohong padanya, dan ia juga merasa kekasihnya menyembunyikan hubungan lain dibelakangnya sekarang.

"Yah...yah...jangan menangis" panik nanon, melihat mata Chimon tiba-tiba memanas dan menjatuhkan air matanya, ia tak bisa menahan rasa sakit didadanya, Chimon mengigit bibirnya menahan suara tangis yang bisa saja keluar pada hal guru masih ada didalam kelas, kacau kini Ia merasa kacau dan hancur. Akhir-akhir ini nilai tugas sampai ulangannya hancur semua, bahkan ia tak terlalu mengurus dirinya hingga terlihat pudar dan pucat, ia terlalu memikirkan ketakutannya akan Pluem yang bisa saja meninggalkannya disaat semua yang ia miliki sudah ia berikan termasuk tubuhnya. Chimon berkali-kali menghapus air matanya namun sangat sulit untuk berhenti, hatinya terlalu sakit.

.
.

/Dirumah Mike/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


/Dirumah Mike/

"Aargggg!!!" Teriak Pluem melepaskan buku note ditangannya ia merasa sangat lelah, dia dan ke-4 temannya yang lain mengerjakan skripsi dirumah Mike, bekerja sama akan lebih cepat selasai. Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa sampai akhirnya bisa ujian meja dan lulus dari bangku kuliah lalu akan mendapatkan gelar sarjana, semacam tugas ujian akhir
"Bayangkan kita sudah seminggu dirumah Mike dan baru jadi sampai BAB 3" keluh Pluem, rambutnya berentakan Karena kurang tidur, matanya bahkan sudah seperti panda, ia mati-matian menyelasaikan tugas akhir ini demi lulus dari bangku kuliah dan bisa menghabiskan waktu dengan Chimon lagi. Kalau semester ini tak bisa lulus lagi, ayah dan ibunya bisa mencoret namanya dari kartu keluarga.

"Sedikit lagi! Tinggal 2 BAB" bujuk Fiat
"Astaga aku kangen Chimon" gumam Pluem
"Tak usah lebay, kerjakan tinggal sedikit lagi" bujuk Namtan
"Kita harus lulus kuliah sama-sama" tekat Fiat
"Oke oke oke" jengah Pluem, demi masa depan, Pluem akan melakukan semuanya. Ia kembali fokus pada note bukunya dan laptopnya. Mengabaikan handphonennya yang bahkan sudah mati karena kehabisan betrai.

.
.
.

Chimon duduk dikantin tapi kali ini dia bersama nanon, Neo dan temannya yang lain, tidak ada Pluem lagi, Chimon sampai sekarang terus memikirkan kekasihnya itu bahkan handphone kekasihnya itu tak aktiv lagi, membuat Chimon makin yakin kekasihnya p...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chimon duduk dikantin tapi kali ini dia bersama nanon, Neo dan temannya yang lain, tidak ada Pluem lagi, Chimon sampai sekarang terus memikirkan kekasihnya itu bahkan handphone kekasihnya itu tak aktiv lagi, membuat Chimon makin yakin kekasihnya pasti mencari yang lain
"Pesan apa ?" Tanya nanon pada Chimon yang hanya dari tadi diam
"Seperti biasa saja" jawab Chimon, lalu nanon pergi mengambil dan memesan pesanan mereka semua
"Makanlah yang banyak, jangan sedih" bujuk nanon membawa nampan berisi makanan favorit Chimon
"Walau kakakku itu aneh, tapi kurasa dia tak akan macam-macam" lanjut nanon dan Chimon tersenyum tipis, ucapan nanon sama sekali tak sesuai kenyataan baginya.

"Huuueekkk..." Chimon menutup mulutnya tiba-tiba, saat merasa akan muntah ketika ingin memakan makanannya
"Nah loh ??"
"Kenapa ? Kenapa ?"
"Kau sakit ?"
"Masuk angin ?" Chimon memandang teman-temannya yang kini dimeja yang sama dengannya, teman-temanya kini menatapnya khawatir, Chimon mengeleng pelan
"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit pusing" ucap Chimon tersenyum tipis dibibir pucatnya. Chimon menutup mulutnya dengan satu tangan, rasanya kepalanya pusing, perutnya tiba-tiba sangat mual hanya karena mencium aroma makan dikantin
"Aku istrahat di UKS dulu" pamit Chimon, ia harus segera pergi dari sana sebelum ia muntah sungguhan
"Makanmu bagaimana ? Makan dulu" panggil nanon
"Makan saja, aku sudah tak bisa memakannya kepalaku pusing" Chimon menoleh untuk menjawab lalu kembali pergi dari sana.

.
.
.

Tbc

Pregnant (Pluem - Chimon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang