Chapter 17 (END)

2.3K 123 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

/SKIP/

Mike, sing, dan beberapa temannya yang lain menunggu Pluem, karena pagi ini Pluem tiba-tiba menghubungi mereka untuk bertemu pada hal seminggu yang lalu mereka telah wisuda dan selasai acara makan-makannya
"Woi bro.." sapa Pluem ketika sampai dan langsung duduk
"Ciee wajah cerah, kalau begini kau mengumpulkan kami pasti ada berita penting" ucap Mike dan Pluem mengangguk
"Kau sudah sangat mengenalku" Pluem menganggkat jempolnya memuji.

"Jadi ada berita apa ?" Tanya sing dan Pluem mengeluarkan undangan pernikahan, membagikannya pada teman-temannya
"Siapa yang nikah ?" Heran temannya yang lain
"Aku, jadi kalian semua harus datang" bangga Pluem
"Kau ? Kau langsung menikah dengan si Chimon ?" Heran sing
"Kenapa ? Kau fikir aku itu kau"
"Kok tiba-tiba?"
"Dia hamil jadi aku tanggung jawab"
"Gila hahaha kau benar-benar gila. Jadi kemarin kau babak belur sampai masuk rumah sakit itu gara-gara dipukul ayah Chimon ?" Tanya mike
"Yooii, bukan cuman ayahnya Chimon, tapi seluruh keluargaku dan keluarganya"
"Luar biasa juga nyali mu" tawa yang lain.

"Tapi semu rencanaku" ucap Pluem
"Rencana menghamili anak orang ?" Tanya mike dan Pluem mengangguk tanpa dosa
"Kasian masa depannya" Mike geleng-geleng kepala
"Karena aku mencintainya maka aku melakukannya. Dari pada kami pacaran bertahun-tahun tapi terus khilaf mending langsung nikah, nanti kalau dia ingin kuliah kan tak apa" cuek Pluem
"Jadi kau punya kerjaan ?"
"Aku sudah diterima di perusahaan elektronik GMM"
"Wowww emejing" bangga sing
"Sudah Ku bilang, aku menyiapkan dengan sempurna"
"Kau benar-benar mencintai anak SMU itu ya ? Ku fikir kau hanya bercanda"
"Aku sangat mencintainya, dia polos, lugu, baik, imut, atas dasar apa aku tak jatuh cinta padanya ? Dia sudah selasai ujian hari ini, setelah pengumuman kelulusan dia bukan anak SMU lagi" jelas Pleum

"Kami akan datang" senyum Mike melihat undangan pernikahan ditangannya
"Sing, kau benar-benar memutuskan pacarmu yang anak SMA itu setelah kau menidurinya ? Isu itu benar ?" Tanya Pluem tak ingin kecewa pada sahabatnya sendiri, setaunya sing itu baik tak mungkin melakukan hal seperti itu dan benar saja sing mengeleng pelan
"Itu gosip bohong yang mencoreng namaku. Aye selingkuh dengan laki-laki lain dan hamil lalu menuduhku menghamilinya. Membuat fitnah bawah aku memutuskannya karena sudah bosan bercinta dengannya. Sial! Menyentuhnya saja belum pernah" kesal sing dan teman-temannya menatapnya iba
"Kebenaran pasti terbukti, sabar saja" ucap Pluem, dan sing mengangguk.

.
.

Nanon, Chimon dan teman-temannya berkumpul dikantin, walau ujian kelulusan sudah selesai mereka tak ingin pulang dulu, karena ini adalah hari terakhir mereka disekolah dan memakai seragam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon, Chimon dan teman-temannya berkumpul dikantin, walau ujian kelulusan sudah selesai mereka tak ingin pulang dulu, karena ini adalah hari terakhir mereka disekolah dan memakai seragam. Mereka tinggal akan menunggu pengumuman kelulusan saja nantinya
"Ini hari terakhir kita memakai seragam dan makan dikantin ini" ucap JJ
"Kita akan merindukan momen sekolah" ucap ohm dan mereka semua mengangguk
"Oh iya ini" Chimon mengeluarkan undangan pernikahan membagikan pada semua temannya kecuali nanon, toh nanon kan calon iparnya
"Loh kau nikah ? Langsung nikah ya" ucap Neo
"Kalian harus datang"

"Astaga, cieee nanon Chimon jadi ipar" goda AJ
"Aku senang, tapi aku masih kesal dengan kakakku" ucap nanon
"Tak apa, kami bahagia" Chimon menatap nanon
"Aku benar-benar minta maaf soal kakakku" sesal nanon
"Kami bahagia saja sekarang" Chimon menenagkan
"Tapi kita tak bisa kuliah bersama-sama"
"Aku akan menyusul kalian nanti di universitas" ucap Chimon tersenyum
"Aku tak menyangka dari kita semua, malah Chimon yang duluan nikah" tawa JJ
"Sekarang aku bakal punya ponakan" senang nanon melihat perut Chimon dan membuat Chimon malu mengingatnya, wajahnya memerah sekarang
"Cieee calon mantu keluarga Vihokratana" goda Neo membuat Chimon makin malu saja.


.
.

/SKIP/


Chimon terduduk dalam kamar rumah barunya, iya rumah barunya bersama suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chimon terduduk dalam kamar rumah barunya, iya rumah barunya bersama suaminya. Suami ? Yah hari ini tepat pagi tadi, Pluem resmi menjadi suaminya, berapa senangnya ia. Bahkan harusnya ia lelah karena acaranya terlalu lama,  Ia tersenyum setiap mengingat bahwa kini ia adalah istri sah seorang Pluem purim. Pria tampan yang membuatnya selalu jatuh cinta, pria yang selalu melindunginya dalam kondisi apapun.

"Bulannya bagus" ucap Pluem ketika masuk kamar, ia baru saja mengantar kedua orang tuanya pulang dan baru kembali
"Iya phi"
"Apa kau suka rumahnya ? Tak terlalu mewah sih seperti rumah orang tuamu"
"Phi, ini rumah sangat besar untuk kita berdua dan sebentar lagi bertiga. Ini sangat bagus" jujur Chimon, baginya rumah itu sangat nyaman apa lagi mengingat akan tinggal setiap hari bersama Pluem
"Anak papa lagi apa ?" Pluem menyentuh perut Chimon, bertapa lengkap kebahagiaannya karena akan memiliki bayi, wajah Chimon memerah malu, ya ia hanya malu saja dan belum terbiasa. Tetapi Pluem mengelus lembut perutnya
"Cepatlah lahir, aku janji akan menjadi papa yang terbaik" senyum Pluem.

Chimon memandang wajah Pluem, wajah yang makin hari makin dewasa, rasanya ia makin mencintai lelaki yang ada di depannya ini, dan mulai sekarang hari-harinya hanya tentang mereka, membangun rumah tangga berdua dan membesarkan anak-anak
"Phi waktu itu aku sangat takut, kau tak tanggung jawab, tapi ternyata semua rencanamu" jujur Chimon
"Mana mungkin aku seperti itu, aku mencintaimu, semua tau itu", Chimon tersenyum ia bersyukur karena dipertemukan oleh seorang Pluem purim, lelaki yang penuh tanggung jawab
"Aku juga mencintaimu phi" ucap Chimon malu-malu, Pluem berlahan mendekatkan bibirnya dengan bibir Chimon menciumnya dengan tulus tanpa nafsu sama sekali. Seolah ia memberitahu bahwa ia sangat mencintainya dengan tulus.

.
.
.

End.


"Cinta berikatan dengan Nafsu ? Benar jangan terlalu naif karena itu benar. Setiap detik wajahnya dan semua tentangnya ada difikiranmu, tetapi bila bersama dengan cinta yang lebih besar maka cinta itu akan menerima semua resikonya"

"Bila tak siap dengan resikonya, jangan lakukan. Jangan lakukan hubungan pacaran yang salah. Atau seumur hidupmu akan berakhir sebagai penyesalan"




 Atau seumur hidupmu akan berakhir sebagai penyesalan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

N/a : maaf masih banyak typo dimana-mana. Masih belajar 😭 terima kasih.

Pregnant (Pluem - Chimon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang