.
."Apa barusan kau bilang!!!" Off mulai serius menatap Pluem
"Aku datang ingin bertanggung jawab" ucap Pluem lagi
"Kurang ajar!!" Maki off emosi, Chimon syok baru kali ini ayahnya yang selalu konyol menjadi begitu marah, tak tanggung-tanggung off langsung menghajar laki-laki yang merusak anak bungsunya, luka Pluem yang tadi masih basah karena pukulan ayahnya kini kembali terbuka, hingga ia harus memuntahkan darah, gun yang sudah depresi terduduk lemas disofa sedangkan Chimon berusaha menyelamatkan Pluem yang sudah terbaring dilantai dan dihajar habis-habisan oleh sang ayah
"Pappiii!!! Dengar p'plum dulu! Papi sudah!!" Mohon Chimon sambil menangis namun off sudah terlalu emosi.New dan Tay yang baru tiba disana untuk berbicara baik-baik juga ikutan syok, apa lagi New yang tak terima anaknya yang ingin menyelasaikan masalah kini brdarah-darah
"Hentikan!!" Tangis new, melihat kondisi anaknya
"Papi sudah" gun angkat bicara, walau ia sakit hati dan kecewa tapi ia tak ingin suaminya sampai membunuh anak orang
"HENTIKAN! TOLONG HENTIKAN! KALAU DIA MATI SIAPA YANG AKAN TANGGUNG JAWAB HAH!!!" Teriak New sekeras mungkin, hingga off berhenti sambil mengatur nafasnya yang emosi. New langsung memeluk erat putra sulungnya itu yang terbaring dilantai. Sedih rasanya, anak yang ia besarkan dan rawat dengan seluruh hatinya, kini harus penuh luka. Ia tau anaknya salah, tapi ia juga tak bisa terima anaknya diperlakukan seperti ini pada hal Pluem bermaksud baik.Chimon hanya bisa menagis, apa yang bisa ia lakukan ? Sedih, melihat kekasihnya hampir sulit bernafas. Ayahnya kalau marah benar-benar serius
"Aku tak apa ma" ucap Pluem berusaha senyum dibibirnya yang penuh darah, ini sudah resikonya dan ia tau itu dari awal, ayah mana yang tak emosi bila anak kesayangannya dirusak ? Semua ayah yang menyayangi anak-anaknya pasti murka dan tak terima
"Kita obati lukamu" ucap new berusaha menahan tangisnya, Tay hanya terdiam. Bukan karena tak kasihan pada putranya namun ia tak tau harus bertindak seperti apa, berdiri saja disana ia sudah sangat malu pada keluarga itu
"Kita harus membicarakan masalah ini, kita sudah disini" ngotot Pluem berusaha bangun
"Obati lukamu dulu" sedih new
"Aku tak apa-apa ma" ucap Pluem."Obati lukamu dulu nak, itu bisa infeksi. Lalu ketika semua tenang kita semua akan membicarakan ini" kini gun angkat bicara, membuat Chimon menatap ibunya, ia fikir ibunya akan emosi seperti ayahnya tapi tidak. Gun memang marah, ia sedih, ia kecewa, masa depan anaknya dihancurkan oleh lelaki itu tapi semua sudah terjadi, apa yang bisa ia lakukan ? Sekalipun lelaki yang merusak anak bungsunya itu mati, tak akan mengembalikan keadaan. Yang bisa ia lakukan hanya menerima. Mendengar ucapan ibu Chimon membuat Pluem sedikit tenang, dan mengiyakan untuk diobati terlebih dahulu.
"Saat keadaan Pluem membaik, kami akan kembali kesini dan membicarakannya. Tolong maafkan kami" sesal Tay menunduk
"Aku benar-benar minta maaf tak bisa mendidiknya lebih baik" lanjutnya lagi
"Tak ada orang tua yang mendidikan anak mereka untuk menjadi jahat P'Tay. Semua sudah terjadi, ini bukan salahmu" ucap gun pada teman SMA nya dimasa lalu itu. Alasan gun setuju Chimon berpacaran dengan Pluem karena Pluem anak Tay yang sudah ia kenal sejak SMA tetapi semua malah mejadi masalah seperti ini. Off berlalu dari sana, ia sangat emosi sampai-sampai tak ingin melihat mereka semua
"Dia akan tenang, sebaiknya bawa Pleum kerumah sakit" ucap gun dan new berterima kasih sambil membawa anaknya pergi dari sana. Chimon akan ikut karena khawatir keadaan pleum, namun ibunya menahannya
"Jangan kemanapun, sebelum semua masalah yang kau buat selasai"
"Tapi mi, Pluem..."
"Dia akan baik-baik saja, ketika ia pulih, kita semua akan membicarakan ini lagi, keadannya sekarang masih terlalu panas untuk dibicarakan baik-baik" putus gun, Chimon menunduk, ia sedih sekali lalu ibunya memeluknya erat, ia tau bagaimana kondisi dan perasaan anaknya sekarang
"Jangan stres, semua akan baik-baik saja" ucap gun, walau ia sedih ia tak ingin anaknya makin depresi, toh semua sudah terjadi..
.Chimon berbaring dikamarnya, menatap langit-langit kamar sambil menyentuh perutnya, sungguh memperjuangkan bayi begitu banyak rintangannya. Tapi dibalik kesedihannya ia tersenyum tipis, mengingat bagaimana pluem dengan nekat dan kerasnya memperjuangkan mereka bahkan rela dihajar dua keluarga sampai seperti itu. Mengingat hal itu chimon kembali khawatir keadaanya kekasihnya, ia sangat ingin tau kabarnya. Ia mengambil handphonenya berusaha menghubungi Pluem.
Chimon tersenyum diantara rasa khawatirnya, sudah sekarat kekasihnya itu masih sempat bercanda dan mengodanya
"Ku harap papamu akan segera pulih" ucap Chimon menyentuh perutnya, entahlah dia malu sendiri mengatakannya pada janin yang baru saja sebulan lebih diperutnya itu..
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant (Pluem - Chimon)
FanfictionBoyeslove Boy * Boy Dunia YAOI!! Rate_M ! 18+ mengandung banyak adengan dewasa. Sumarry: Bagaimana bila kau Hamil ? saat kalian masih sekolah. Apakah pacar yang selalu kau dambakan akan tetap setia padamu ? "aku takut...."