.
.Chimon duduk didalam mobil Pluem, langit sudah menjadi gelap. Namun sebelum Pluem membawa mobilnya keluar dari lokasi sekolah, ia menatap Chimon dengan penasaran
"Kenapa kau menyembunyikannya ? Kenapa kau tak mengatakannya ? Kau fikir kita seperti Sinetron murahan, dimana siprianya kabur dan tak tanggung jawab ? Apa wajahku terlihat sejahat itu ?" Tanya Pluem tak habis fikir
"Aku takut phi, tadi siang aku ingin mengatakannya padamu, tapi kau malah mengajak orang lain jadian dan pelukan" sedih Chimon, dan Pluem mengerutkan dahi berfikir keras karena ia sama sekali tak pernah mengajak siapapun jadiian, hingga ia mengingat kejadian tadi siang yang pasti membuat Chimon salah paham."Ohh, siapa bilang aku yang mengajaknya jadian ? Dia yang mengajakku jadian, mana didepan umum" jelas Pluem mengingat Janhae teman satu fakultasnya dengan terang-terangan mengakui perasaan padanya
"Kau pasti hanya melihat dari jauhkan ?" Tanya Pluem dan Chimon mengangguk malu, ia memang tak mendengar percakapan Pluem dan orang itu, ia hanya mendengar teriakan-teriakan mahasiswa disana
"Dia memintaku memeluknya untuk terakhir kali karena aku menolak, dan mengatakan bahwa aku memiliki kau Chimon" senyum Pluem, membuat Chimon memalingkan wajahnya yang memerah malu, malu ketahuan cemburu buta
"Aku sudah ujian meja tadi dan tak akan kekampus lagi, aku hanya menunggu acara wisuda ku saja" jelas Pluem.Chimon senang, semua hanya salah paham saja. Harusnya ia mempercayai kekasihnya
"P'pluem. Bagaimana dengan bayinya ?" Tanya Chimon menyentuh perutnya
"Bagaimana apa ? Ya aku tanggung jawab dong" senyum Pluem seolah semua hal yang mudah
"Orang tua kita akan marah besar, aku masih sekolah dan kau baru akan wisuda" gusar Chimon
"Sayang, aku akan wisuda tinggal hitungan hari, dan aku sudah punya pekerjaan. Saat kuliah aku pernah magang disebuah perusahaan elektronik dan mereka menyukai pekerjaanku, jadi CEO perusahaan itu memintaku bekerja disana sebagai manajer disalah satu cabang perusahaan mereka saat selasai kuliah. Masa depanku itu cerah, tenang saja. Aku tak akan pernah membuatmu hidup dalam kesulitan dan anak kita akan berkecukupan" bangga Pluem
"Aku tak akan bekerja di bisnis ayahku, aku lebih baik bekerja dengan usahaku sendiri. Jadi tak perlu khawatir, aku sudah menyusun semua ini dengan sangat sempurna" lanjut Pluem senang.Dahi Chimon mengerut, ucapan terakhir Pluem membuatnya aneh
"Apa maksudmu p'pluem ? Apa yang kau susun dengan sempurna ?" Tanya Chimon curiga dan Pluem jadi salah tingkah, ia terlalu bersemangat hingga keceplosan sendiri
"Apa semua ini rencanamu phi? Dan menyusunnya dengan sempurna ?" Chimon menyipitkan mata kearah Pluem
"Ummmm....."
"Jawab aku phi! Aku ingin kau jujur!" Paksa Chimon, dan Pluem merutuki dirinya, kalau sudah begini dia tak bisa bohong lagi
"Tapi kau jangan marah" pinta Pluem, Chimon melipat tangannya makin curiga
"Tergantung" dingin Chimon."Jadi, aku sudah...." Ragu Pluem
"Sudah apa ?!"
"Sudah merencanakan semuanya" jawab Pluem cepat
"Aku ingin kau hamil makanya aku nekat menidurimu selalu, aku tak menyangka terjadi secepat ini" jujur Pluem, Chimon syok, ia membulatkan matanya menatap kekasihnya yang mengatakannya dengan santai
"Apa ?! Kenapa kau seperti ini phi!!! Kau gila!! Ini hampir membunuhku" kesal Chimon
"Itu karena kau! Kau bilang kau tak ingin menikah sebelum selesai kuliah, aku harus menunggu lama lagi begitu ? Mana kau bilang mau kuliah diluar negeri, terus kita LDR ?. Mana bisa aku tak melihatmu" ucap Pluem tak peduli Chimon yang menahan emosi sampai keubun kepalanya
"Aku ingin menikah denganmu ketika aku lulus kuliah dan kau lulus SMA. Kau bisa kuliah setelah menikah dan melahirkan" santai pluem diwajah kalemnya."Kau sudah tak waras phi" kesal Chimon
"Aku dengan cepat menyelasaikan kuliah dan ujian kelulusan, dan aku juga sudah menyiapkan pekerjaanku untuk modal melamarmu didepan orang tuamu. Atas dasar apa mereka menolakku sekarang ? Aku tampan, akan punya pekerjaan yang bagus, punya pendidikan, dan memberikan mereka cucu" bangga Pluem
"P'pluem. Aku sudah hampir mati gara-gara ini. Aku stres berminggu-minggu, aku ketakutan, aku depresi, dan semua ini ulahmu!!" Kesal Chimon didepan wajah Pluem
"Tenang sayang tenang"
"Tenang apanya!! Kau menyebalkan!""Sudah, sudah marah-marahnya tak akan mengubah apapun kecuali, kita akan menikah. Aku akan tanggung jawab" Pluem menenangkan, entah Chimon tersenyum ia tak bisa menahan senyumnya, ia bahagia sekali, walau semua rencana Pluem tapi secara tidak langsung Pluem melamarnya walau cara ngePRANK. Dan paling bahagia adalah diperutnya ada bayi Pluem, bayi dari lelaki yang amat ia cintai yang kini akan selalu disisinya
"Kau belum makan seharian kan ? Ayo makan dulu, kasian bayi kita nanti. Mau makan dimana ?" Tanya Pluem mulai menjalankan mobilnya
"Restoran mewah"
"Woaaaa, ini kemauanmu apa kemauan bayi kita"
"Kemauan dua-duanya" sensi Chimon dan Pluem hanya tertawa akan wajah cemberut Chimon..
Chimon makan lahap makanan didepannya, rasanya setres dan semua masalahnya hilang saat Pluem bersamanya
"Makan yang banyak, aku tak mau anakku kurang gizi" paksa Pluem
"Bagaimana kau mengatakan pada orang tuamu phi ? Aku takut bicara pada orang tuaku" sedih Chimon
"Tenang, aku yang menyusun semuanya, aku yang akan mengatasinya. Kau diam saja. Aku yang akan bicara pada orang tuaku, dan aku akan bicara pada orang tuamu"
"Jangan gila phi. Papiiku bisa mengamuk padamu"
"Itu resiko" senyum Pluem tapi Chimon memandangnya khawatir
"Tenang saja, aku tak akan mati paling babak belur hehehe. Aku akan bicara dan menyelasaikannya besok" lanjut Pluem lagi..
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant (Pluem - Chimon)
FanfictionBoyeslove Boy * Boy Dunia YAOI!! Rate_M ! 18+ mengandung banyak adengan dewasa. Sumarry: Bagaimana bila kau Hamil ? saat kalian masih sekolah. Apakah pacar yang selalu kau dambakan akan tetap setia padamu ? "aku takut...."