Chapter 16

1.6K 114 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Dua hari berlalu, Chimon masih menunggu, ibunya masih bersikap seperti biasa, walau ayahnya emosi tapi ayahnya masih tetap menyayangi dan memperhatikannya seperti biasa juga. Sampai akhirnya Pluem benar-benar datang dengan kedua orang tuanya, semua duduk diruang kelurga, jantung Chimon sudah berderak dengan cepat, dia dan Pluem seolah diintrogasi oleh orang tua mereka
"Sekarang bagaimana ? Kau fikir berkeluarga itu mudah hah ?" Tanya off menatap Pluem
"Kau punya tanggung jawab besar, Chimon masih SMA kau masih kuliah, kau mau buat rumah tangga seperti apa tanpa persiapan ?" Tanya off lagi, mana Sudi ia melihat anak bungsunya nanti menderita.

"Dari kemarin Pluem disudutkan tanpa mendengarkan dia bicara, ku mohon biarkan dia juga berbicara" mohon new
"Sekarang jelaskan apa yang akan kau lakukan, sekarang bahkan anakku hamil" stres off, Pluem melirik Chimon yang menunduk, ia yakin Chimon ketakutan sekarang, tapi ia harus berani dan tegas atas apa yang sudah ia lakukan
"Aku akan bertanggung jawab atas semuanya, juga bayiku diperut Chimon" ucap Pluem
"Dengan apa ? Batu ? Daun ? Hah ?" Emosi off, gun mengelus lengan suaminya berharap off tenang
"Seminggu lagi Chimon akan ujian kelulusan dan tammat SMA, dan aku dua hari lagi akan wisuda kelulusan dari universitas, kami bisa menikah saat Chimon sudah lulus setelah ujian, ia masih bisa kuliah Setelah menikah kalau ia ingin" jelas Pluem.

"Kau pikir mudah ? Kau fikir bangun rumah tangga tak pakai uang ? Kau punya kerjaan ? Atau kau mau buat anakku jadi gembel ?" Kesal off
"Tenang papi" gun memenangkan
"Aku punya pekerjaan" jawab Pluem, hingga kedua orang tuanya dan orang tua Chimon refleks menolehnya tak percaya, bagaimana bisa ? Ia bahkan baru akan lulus kuliah. Orang tuanya saja tak tau bahwa ia sudah mempersiapkan itu semua
"Jangan bercanda denganku" ucap off
"Tapi aku sungguhan" ucap Pluem menarik map coklat yang sedari tadi ia bawa, ia sudah menebak bahwa keluarga mereka akan meminta bukti. Ia memberikan map itu pada calon ayah mertuanya
"Aku akan menjadi manajer disalah satu perusahaan elektronik yang besar, jadi tak usah khawatir hidup Chimon akan kesulitan. Aku jamin dia akan mendapatkan apa yang ia mau" jelas Pluem menatap Chimon yang kini menunduk malu.

"Aku tak akan mengandalkan dan bergantung pada bisnis juga usaha ayahku, aku akan berusaha bekerja dengan usahaku sendiri" jelas Pluem, new dan Tay tersenyum bangga, ia tak menyangka putra mereka sungguh sudah dewasa dan bertanggung jawab. Off melihat isi map itu berisi surat perjanjian kerja dari perusahaan elektronik terbesar diibu kota itu, tak semua orang bisa diterima kerja apa lagi dengan posisi yang luar biasa seperti Pluem, Gun pun sampai tersenyum senang, siapa tak senang bila anak kesayangannya akan menikah dengan pria dengan masa depan cerah ?, Yang tadinya Tay malu kini berubah jadi bangga
"Kenapa kau tak mengatakannya diawal ?" Tanya Tay pada putranya
"Karena kalian semua tak memberikanku kesempatan untuk bicara" sewot Pluem membuat Chimon ingin tertawa karena ekspresi kesal kekasihnya itu.

"Astaga anakku calon sultan" heboh new tak menyangka
"Ma, jangan malu-malu in" bisik pluem pada ibunya yang kembali diam dan duduk kalem
"Baiklah kalau begitu, kita akan membicarakan pernikahan setelah anakku selesai ujian sekolah" putus off, semua yang ada disana bernafas legah, Chimon dan Pluem bahkan sangat bahagia. Kalau tak ada orang tua mereka disana mungkin mereka sudah akan pelukan.

.

Pluem berbaring dikamar Chimon, yah mereka tidur bersama malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pluem berbaring dikamar Chimon, yah mereka tidur bersama malam ini. Kok bisa ? Ya tentu bisa. Orang tua Chimon kini menerima Pluem dengan senang hati, bahkan mereka sudah makan malam bersama dengan Pluem beserta keluarganya. Setelah itu keluarga Pluem pamit pulang dan meninggalkan putra mereka, tentu saja Pluem sudah diizinkan sekamar dengan Chimon. Untuk apa dipisah ? Toh Chimon sudah hamil dan mereka tinggal akan menikah.

"Kamarmu wangi, terus rapi" ucap Pluem menatap wajah Chimon yang berbaring disampingnya
"Iya lah tak seperti kamarmu" omel Chimon
"Ah, semua sudah aman kan ?" Tanya Pluem sambil tersenyum
"Kau menyiapkannya dengan sempurna walau kau hampir mati" sedih Chimon
"Hahaha itu tak mungkin sayang" Pluem malah tertawa
"Papiku dan mamiku bangga kau punya pekerjaan bagus"
"Aku sudah menduga itu" ucap Pluem sambil memeluk Chimon
"Kau mau apa ?" Curiga Chimon saat tangan Pluem naik kedadanya
"Mau ini"
"Phi sadarlah, kau baru keluar rumah sakit"
"Aku sehat, ayo lakukan, aku akan melakukannya pelan-pelan agar bayi kita aman"
"Tapi dokter bilang tidak boleh berhubungan intim kalau perutnya masih muda"
"Pelan-pelan saja" mohon Pluem
"Phi wajahmu benar-benar tak singkron dengan sifatmu yang nafsuan" ejek Chimon
"Biar saja"
"Phiii......phi....hahah"
"Ssttttt.....Jangan berisik, nanti orang tuamu bangun loh"


.
.
.

Tbc

Pregnant (Pluem - Chimon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang