⩩✦↷O1。┊MUTATION NEWS

833 50 198
                                    

Lagi-lagi aku terbangun dari mimpi yang sama seperti kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi aku terbangun dari mimpi yang sama seperti kemarin. Mimpi yang tak pernah kuharapkan sebelumnya, bahkan sampai memenuhi otakku dan membuat diriku kembali merasakan sakit seperti dulu. Apakah selama ini keputusanku salah hingga membekas menjadi sebuah penyesalan tanpa akhir?

Berkali-kali aku meyakinkan diriku sendiri jika semua yang kulakukan sudah benar. Semua yang kulakukan seharusnya tidak menjadi penyesalan hingga sekarang. Bahkan seharusnya aku sudah bahagia dengan kehidupanku yang baru.

Hingga kini Vano--calon suamiku--masih tidak mengetahui siapa masa laluku, bahkan ia juga tidak mengetahui alasanku menangis tiba-tiba tatkala sedang bersamanya. Kadang Vano memang membuatku menjadi kembali teringat dengan sosok masa laluku, yang kupanggil dengan sebutan Mas Ge. Vano memanglah orang yang sangat jauh berbeda dengan Mas Ge, dan hal itulah yang kian menambah rasa penyesalanku kepada sosok pria yang nyaris sempurna di mataku dulu.

Seperti kemarin, aku kembali memimpikan Mas Ge yang hadir dalam mimpiku dengan ekspresi marah. Aku tidak tahu mengapa ia marah kepadaku. Hanya saja yang aku lihat, terdapat banyak sekali kekecewaan dalam atensinya. Aku memakluminya jika ia sangat kecewa kepadaku, karena semua yang terjadi di masa lalu adalah salahku.

Aku yang meninggalkannya tanpa kejelasan yang logis, dan aku pula yang meninggalkannya karena sebuah hal yang begitu mengecewakan untuk aku ketahui dulu. Namun aku salah. Mas Ge tidak pernah menjadikanku pelariannya. Ia benar-benar tulus kepadaku, sampai-sampai aku merasa menjadi manusia yang sangat bersalah kepadanya.

Drttt... Drttt...

Aku tersadar dari lamunanku tatkala ponsel yang kuletakkan di nakas semalam bergetar. Terlihat dengan jelas nama 'Vano' di layar ponselku beserta foto dirinya yang tampan seperti biasa. Aku lantas cepat-cepat mengangkatnya, meskipun aku sudah tahu apa yang akan ia katakan kepadaku. Sama seperti pagi-pagi biasanya, hanya sekedar menyapa dan basa-basi saja.

"Pagi calon istriku. Gimana tidurnya semalem? Nyenyak?" tanya Vano dari seberang telepon sana dengan nada riang seperti biasa.

"Pagi Van. Nyenyak kok, kamu sendiri gimana tidurnya? Nyenyak?"

Aku sebetulnya bosan dengan topik pembicaraan ini. Hampir setiap pagi aku dan Vano selalu mengatakan hal yang sama lewat sambungan telepon kami. Aku benar-benar jenuh, namun aku berusaha untuk bersikap biasa saja kepadanya.

"Pasti, dong. Kan semalem aku mimpiin putri cantik yang bakal jadi istri aku. Semalem kamu mimpiin aku juga, nggak?"

Aku terkekeh. Miris rasanya jika hari ini aku kembali berbohong kepadanya. Aku bahkan tidak pernah memimpikannya. Bahkan aku lebih sering memimpikan Mas Ge yang sekarang sudah bahagia dengan pilihannya. Entahlah, bahkan aku hanya tahu kabarnya sekilas dari beberapa sahabatku yang masih menetap di Jakarta.

"Aku juga mimpiin kamu, Van. Udah dulu ya, aku harus siap-siap buat pergi ke kantor. Aku nggak mau telat kayak kemarin. Have a nice day, Baby."

GZ SERIES 02 - MY EX IS MY HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang