⩩✦↷12。┊THE CRIMES REVEALED

106 20 86
                                    

Setelah hasil pemeriksaan keluar, aku dianjurkan untuk tetap singgah di rumah sakit sampai keadaanku benar-benar pulih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hasil pemeriksaan keluar, aku dianjurkan untuk tetap singgah di rumah sakit sampai keadaanku benar-benar pulih. Mas Ge pun menyetujui keputusan dokter dengan alasan yang sama pula, agar aku cepat sembuh. Seperti biasa, Mas Ge yang seolah-olah bisa membaca isi hati dan pikiran itu pun menenangkanku agar tidak berpikir macam-macam dulu.

Ia juga mengatakan kepadaku jika sebaiknya Papa tidak usah diberi tahu dulu. Jika Papa tahu, beliau pasti akan sangat khawatir. Belum lagi mengenai pelaku yang masih diburu polisi itu. Ternyata ada pelaku lain yang merupakan dalang di balik semua ini.

Aku tahu jika Mas Ge menyembunyikan sesuatu dariku. Ia pasti bisa menerka siapa kira-kira pelakunya. Namun setiap kali aku memikirkan ataupun bertanya kepadanya, Mas Ge langsung mengalihkan pembicaraan begitu saja.

"Nanti aku akan coba handle pekerjaan kamu juga ya, Ra. Intinya jangan mikir macem-macem termasuk kerjaan. Mengenai perusahaan cabang, biar aku yang mulai ngurus pelan-pelan. Nanti kamu akan selalu aku beri tahu tentang perkembangannya," ucap Mas Ge setelah aku tiba di ruang rawat inap.

Aku hanya mengangguk, sedangkan Mas Ge dengan perlahan mengangkatku dari kursi roda menuju brankar. Aku sedikit meringis. Mas Ge yang mendengar ringisanku langsung meminta maaf. Padahal ia tidak ada salah, bahkan seharusnya aku yang mengucapkan kata terima kasih dan maaf.

"Kamu istirahat, Ra. Jangan mikir yang macem-macem."

Aku mengerlingkan mataku seolah bosan mendengar penuturannya. Ini sudah yang kesekian kalinya Mas Ge mengucapkan hal yang sama. Aku lantas berpikir, apa ada manusia yang sama sekali tidak memikirkan sesuatu?

"Kamu ada temen yang biasanya free nggak, Ra?"

Mendengar pertanyaan dari Mas Ge, aku hanya menggelengkan kepalaku. Siapa juga yang tidak memiliki kesibukan dikala umur sudah memasuki kepala dua?

"Istrinya Akbar bukannya nggak sibuk, Ra?"

Lagi-lagi aku menggelengkan kepalaku pelan. Mbak Liza adalah ibu rumah tangga, sudah dipastikan jika ia sibuk mengurus rumah.

"Noverisa?"

Aku kembali menggelengkan kepalaku pelan. Bagaimana bisa seorang ibu yang kesehariannya mengurus anak bisa dikatakan tidak sibuk?

"Kalau gitu, kamu tunggu di sini sebentar. Aku mau balik ke apartemen buat ambil barang, terus mau ngurus beberapa hal lain-"

"Termasuk pernikahan kamu dengan Anna?"

Seketika aku merutuki diriku sendiri yang bertanya secara spontan seperti itu kepada Mas Ge yang notabenya adalah mantan kekasihku. Seharusnya aku tidak bertanya demikian. Bisa-bisa aku kena ledek habis-habisan.

"Kamu cemburu, Ra?"

Deg.

Aku hanya diam. Aku bingung ingin menjawab apa. Jika aku berdusta, Mas Ge bisa merasakannya. Namun jika aku terus terang, Mas Ge akan semakin kegeeran.

GZ SERIES 02 - MY EX IS MY HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang