Seorang gadis kecil bersembunyi dibelakang sebuah pohon besar untuk mengamati bocah lelaki yang tengah duduk sendirian dibangku taman dengan sebuah lolipop besar ditangannya.
"Eca mau itu" gumam gadis kecil itu pelan.
Matanya menatap sekeliling lalu melangkahkan kakinya keluar dari persembunyiannya berjalan menuju bangku taman tempat bocah lelaki itu berada.
"Eca mau itu" ujar gadis bernama Eca itu setelah sampai disamping sang target.
Bocah lelaki itu menoleh. Tatapan matanya dingin menatap Eca. Raut wajahnya datar dengan sedikit kerutan didahinya tanda bingung. "Apa?"
"Eca mau itu" ucap Eca sekali lagi dengan jari yang menunjuk sebuah permen lolipop ditangan bocah lelaki didepannya.
Bocah lelaki itu mengikuti arah tunjuk jari Eca, lalu mengangkat sebelah alisnya. "Ini?" tanyanya seraya mengangkat permen lolipop ditangannya.
Eca mengangguk antusias. Lalu tanpa ragu bocah lelaki itu memberikan lolipopnya kepada Eca membuat Eca memekik senang.
"Makasih ya, kamu baik" ujarnya disertai dengan senyum manis yang membuat dua buah lubang dipipi gembulnya.
Bocah lelaki itu mengangguk, lalu menepuk tempat disampingnya. "Sini, duduk"
Eca menurut. Duduk diam lalu sibuk menjilati permen lolipop besar ditangannya.
"Oh iya, nama kamu siapa?" tanya Eca dengan tampang polosnya.
"Vano" balas bocah lelaki bernama Vano itu singkat.
"Vano baik, mau ga jadi temen Eca" tanya Eca penuh harap
"Gak" balas Vano cuek
"Kenapa?" Eca menggaruk pipi gembulnya.
"Ga papa"
"Ih, vano nyebelin. Eca ga suka" Eca mendengus lalu mengalihkan pandangannya dari Vano.
"Jangan" seru Vano cepat.
"Jangan kenapa?" Eca kembali memandangan Vano. Mulutnya masih sibuk menjilati lolipop ditangannya.
Vano menghembuskan nafasnya kasar, lalu menoleh menatap gadis disampingnya. "Jangan ga suka sama aku"
Mata bulat Eca berkedip beberapa kali. "Maksudnya?"
"Nanti kalo udah gede kamu akan tau sendiri" ucap Vano diakhiri dengan senyum singkatnya.
"Eca ga paham" Eca menggelengkan kepalanya.
"Non Ecaa!"
Sebuah teriakan mengalihkan perhatian dua bocah yang asik duduk itu. Eca, gadis yang dipanggil pun menengok menatap sumber suara. Disana terlihat salah satu art di rumahnya tengah berlari menghampirinya.
"Iya bibi"
"Astaga non bibi cariin ternyata disini. Ayo, mommy sama daddy nya non Eca udah nungguin, kan mau pindahan" ucap Bi Sari dengan nafas ngos-ngosan.
Eca mengangguk. "Bental bi"
Eca menatap Vano yang juga sedang menatapnya. "Vano, Eca pelgi dulu ya" ucap Eca dengan cadelnya kepada Vano.
"Pergi kemana?" tanya Vano, terdengar nada tak suka didalamnya.
"Ga tau, tapi kata mommy Eca mau pelgi jauh banget" jelas Eca dengan lugunya.
Vano mendengus, lalu menatap Eca dengan pandangan tak sukanya. "Jangan pergi, disini aja sama aku"
Eca menggeleng tegas. "Ga bisa Vano, Eca halus pelgi"
"Katanya kamu mau aku jadi temen kamu kan? Ya udah aku mau tapi kamu jangan pergi" ucap Vano berusaha membujuk Eca agar tak jadi pergi. Tapi Eca tetap menggeleng tanda ia tak bisa.
"Maafin Eca Vano, Eca pelgi dulu. Dadah..." Eca berdiri dari duduknya melambaikan tangannya kepada Vano tanda perpisahan lalu berjalan mendekati Bi Sari dan pergi dari sana.
Vano menatap siluet Eca yang semakin lama semakin menghilang dengan tatapan dinginnya. "Caa.... " lirihnya.
~o0o~
Hola hola
Selamat datang
Gimana prolognya?
Ga bisa bikin prolog yang bagus akutu :(
Semoga suka ya
Sampai jumpa dipart 1
Papay
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah tentang Arfan si dingin dan Alesha si polos Sifat Arfan yang dingin perlahan mencair ketika bertemu kembali dengan Alesha. Gadis cantik yang berhasil memporak-porandakan hatinya. Alesha yang manja dan kekanakan membua...