Meja pojok kantin kini sudah terisi oleh lima orang cowo yang sedang sibuk berbincang ringan sembari menunggu pesanan mereka jadi.
"Tadi kenapa Ar?" celetuk salah satu cowo berhoodie hitam seraya mencomot gorengan yang sudah tersedia diatas meja.
Namanya Delvin Pradipta, siplay boy cap buaya darat. Kepribadiannya yang ramah, humoris dan ceria itu membuatnya banyak disukai oleh kaum hawa. Hobinya kalau ga gonta ganti pacar ya baku hantam. Bisa dihitung dalam satu minggu Delvin bisa memacari hingga 10 gadis. Kalau kata Delvin mah kalau bisa banyak kenapa harus satu. Mantap ngab
"Iya tadi anak orang sampe nangis lu apain Ar?" sahut cowo berambut coklat.
Namanya Ersya Ravindra, sipatner perfucek boy-an nya Delvin. Si bule nyasar ini banyak disukai kaum hawa ya, karena bule. Kalau beneran jodoh kan lumayan buat memperbaiki keturunan katanya. Sifatnya tak jauh berbeda dengan Delvin, begitupun hobinya. Kalau Delvin hobi gonta ganti pasangan, nah si Ersya ini hobinya cuma buat anak gadis baper terus tinggalin. Banyak korban dari Ersya yang sudah meminta pertanggung jawaban karena mereka sudah kepalang baper tapi dengan gampangnya Ersya menjawab "Dikira gue hamilin lo apa segala minta tanggung jawab. Makanya jadi cewe jangan gampang baperan". Aduh jleb sampe usus dua belas jari.
"Eh tadi gue ga sempet liat mukanya, cantik ga Ar?" kali ini yang bertanya adalah Gavin.
Gavin Putra Mahaprana, sitampan yang sedikit lemot. Sifatnya ramah dan mudah bergaul dengan orang baru. Tenang saja Gavin ini bukan termasuk patner perfucek boy-an nya Delvin kok. Gavin ini merupakan kapten futsal SMA Bumi Pertiwi. Hobinya cuma main futsal, baku hantam sama rebahan.
"Ga tau, aneh" jawab cowo yang sedari tadi dipanggil 'Al'itu.
Nama lengkapnya Arfano Wijaya, sicool boy kesayangan kaum hawa. Wajahnya yang tampan menjadikannya banyak disukai kaum hawa. Tatapannya tajam, sikapnya dingin, minim ekspresi dan juga kejam. Ia juga merupakan anak dari pemilik sekolah sekaligus kapten basket SMA Bumi Pertiwi. Arfan juga termasuk ketua dari 'The Schutz' perkumpulan para anak yang hobi tawuran SMA Bumi Pertiwi dengan para sahabatnya yang menjadi anggota inti.
"Aneh gimana?" akhirnya sikalem mengeluarkan suaranya
Namanya Adnan Mahendra, manusia paling kalem diantara anggota 'The Schutz'. Adnan merupakan sijenius kesayangan guru guru. Kemampuan otaknya untuk bekerja memang diatas rata rata. Adnan juga merupakan wakil dari 'The Schutz'. Jangan salah, kalem kalem gini juga jago bahu hantam ya.
"Dia nabrak gue trus nangis" jelas Arfan singkat yang diangguki yang lain.
"Dia murid barunya ya?"
"Kayanya iya deh, baru liat gue" ujar Delvin menyahuti pertanyaan Gavin.
"Dari kelakuannya, menurut gue dia tipe-tipe dekel gemoy tingkat dewa" ucap Delvin seraya mengingat kelakuan Alesha yang menangis.
"Iya bener anjing" ujar Ersya membenarkan
"Kelas berapa ya"
"Nanti kita coba cari tau kuy" ajak Delvin
"Gass"
"Kalian tau Maureen?"
"Anak IPS 5 yang semok itu?" tebak Ersya
"Iya, kemaren gue abis jalan ama dia dong" ujar Delvin dengan bangganya.
"Abis barapa?"
"Ternyata bener tu cewe matre banget. Kemaren gue abis sekitar 10 juta-an lah, nyesel gue mending dibuat beli mie instant bisa dapet satu trek" ekspresi wajah Delvin yang awalnya bangga kini berubah kecut ketika mengingat kejadian kemarin.
"Hahaha mampus lo"
"Sabar bro itu resiko" ujar Gavin seraya menepuk bahu Delvin pelan.
"Ga lagi lagi dah gue jalan ama dia, bisa-bisa bangkrut gue"
"Jangan keseringan kaya gitu Vin. Lebih baik duitnya ditabung atau gak disumbangin aja biar lebih bermanfaat" nasehat Adnan, cowo kalem itu memang sering memberi nasehat-nasehat baik untuk teman-temannya.
"Iya Nan"
Arfan yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan para sahabatnya kini menoleh menatap ponselnya yang berdering singkat.
"Nanti malem kumpulin anak anak dimarkas"
~o0o~
Motor sport berwarna hitam milik Arfan melaju ditengah tengah ramainya jalan ibukota. Arfan membelokan motornya memasuki kawasan perumahan elit lalu berhenti tepat dihalaman rumah mewah bergaya eropa dengan pepohonan hindang disetiap sudut halamannya.
Langkah lebarnya membawa memasuki rumah.
"Assalamualaikum Bunda" salamnya ketika memasuki rumah.
"Waalaikumsalam, Bunda didapur Ar" jawab Bunda Arfan dari arah dapur.
Arfan berjalan memasuki dapur yang langsung mendapati sang Bunda yang tengah memasak. Arfan mendekat lalu menyandarkan tubuhnya dikulkas.
"Kamu bersih bersih dulu sana, nanti turun buat makan"
"Gimana Bun?" bukannya menuruti perintah sang Bunda, Arfan malah melemparkan pertanyaan.
Bunda menghela nafasnya pelan lalu menyuruh salah satu art untuk menyelesaikan masakannya.
"Bunda ga tau Ar, akhir-akhir ini mereka susah dihubungin" jelas Bunda menjawab pertanyaan yang hampir setiap hari Arfan tanyakan itu.
Arfan menunduk lesu lalu beranjak dari dapur menuju kamarnya dilantai dua.
Arfan membuka salah satu pintu bercat abu-abu yang langsung disuguhkan pemandangan kamar bernuansa hitam. Cowo itu melemparkan tubuhnya keatas kasur king sizenya lalu memejamkan matanya.
"Gue kangen lo Ca...." lirihnya sebelum terlelap dialam mimpi melupakan perintah Bundanya.
Entah sudah berapa lama Arfan tertidur dan kini cowo itu tengah duduk diatas kasur dengan keadaan langit yang sudah menggelap.
Cowo itu bangun, berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka serta gosok gigi lalu turun kebawah menemui Bunda dan Ayahnya yang sepertinya sudah pulang.
"Er Ar, udah bangun"
Arfan hanya bergumam menjawab Bundanya. Mengambil gelas lalu menuangkan air dan langsung ia teguk.
"Gimana sekolah kamu hari ini Ar?" pernyataan itu terlontar dari mulut seorang pria paru baya yang sedang duduk menikmati secangkir kopi serta sebuah laptop yang ada didepannya.
"Biasa aja"
"Oh ya, nanti Bunda sama Ayah mau pergi ketemu seseorang kamu mau ikut?" tanya Bunda dengan raut bahagianya.
Arfan menggelengkan kepalanya tanda menolak ketika mengingat ucapannya tadi siang yang menyuruh anak anak untuk kumpul dimarkas. Lagipula tumben sekali Bundanya itu mengajaknya untuk ikut keduanya bertemu seseorang.
"Beneran nih? Nanti nyesel loh"
"Iya Bunda"
"Biarin aja sih Bun, nanti juga pastinya akan ketemu"
~~o0o~~
Gaje banget ga si?
Ga papa deh yang penting ideku sudah tersalurkan :(
Maaf kalo banyak typo
Kalau kalian suka jangan lupa buat vote+comment ya!
Papay!

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah tentang Arfan si dingin dan Alesha si polos Sifat Arfan yang dingin perlahan mencair ketika bertemu kembali dengan Alesha. Gadis cantik yang berhasil memporak-porandakan hatinya. Alesha yang manja dan kekanakan membua...