9|ARSHA

2.5K 175 6
                                    

Hei hei! Aku kembali

Ada yang nungguin? Oh ga ada ya :)

Happy Reading

~~o0o~~

The Schutz, bukan sebuah geng motor, bukan juga sebuah perkumpulan besar tetapi siapa sih anak ibu kota yang tidak mengenal mereka? The Schutz hanya sebuah perkumpulan anak-anak yang jago dalam hal bela diri di SMA Bumi Pertiwi.

Kelompok dibawah pimpinan Arfan ini baru berdiri sekitar satu tahun dengan Arfan dan para sahabatnya sebagai pendirinya. Oleh sebab itu anggotanya pun masih sedikit, hanya puluhan tak sampai ratusan.

Kata 'Schutz' sendiri dalam bahasa Jerman berarti 'Pelindung'. Sesuai dengan namanya, Arfan berharap dengan adanya The Schutz mereka dapat melindungi kawasan SMA Bumi Pertiwi yang beberapa tahun terakhir ini sering mendapat serangan lawan.

Banyak yang mengira The Schutz ini merupakan geng motor yang bersembunyi dibalik topeng kelompok tawuran. Tetapi itu semua tidak benar.

Malam ini, disebuah warung kecil yang terletak disebuah gang kecil belakang SMA Bumi Pertiwi, anak-anak The Schutz tengah berkumpul seperti biasanya.

Walaupun tempatnya kecil tapi itu bukan masalah bagi mereka, yang terpenting adalah nyaman.

Suasana warung sudah sangat ramai dengan sorakan. Asap rokok pun ikut mengepul dibanyak penjuru warung mpok Susi.

"Woy! Kuaci gue njing"

"Bagi dikit lah, pelit amat lo" ujar Gavin tanpa dosanya masih ngemil kuaci yang masih tersisa.

Ersya mendengus sebal. "Dikit your eyes! Itu kuaci tinggal bungkusnya doang!"

"Hehe ya maaf, khilaf" cengir Gavin.

"Bro, diem-diem bae" Delvin duduk disamping Adnan yang tengah sibuk membaca komik. Adnan hanya diam tak menanggapi.

"Lah si Adnan mah emang tiap hari cuma diem, emangnya lo tiap hari gak bisa diem" cibir Aron masih dengan santainya mengorek harta karun dihidungnya.

"SSG dong, ngapa lo yang sewot" memicingkan mata.

Aron berdecih. "Hilih, nih upil" menyodorkan harta karunnya kehadapan Delvin.

Delvin bergidik ngeri langsung kabur menuju kubu adik kelasnya.

"Bang, tumben Bang Arfan belum kesini?" Alvin, anggota kelas 10 itu bertanya.

"Lagi ngebucin dia mah sekarang"

"Hooh bener, ama si degem anak baru itu"

"Temen sekelas gue itu bang" sahut Aldo.

"Arfan belum jadian aja udah gitu gimana kalo udah jadian" heran Ersya yang juga ikut gabung.

"Arfan masih otw kesini" sahut Adnan yang pendengar perbincangan mereka.

"Nan, lo ga minat nyari degem juga?" tanya Delvin dengan suara agak keras karena jaraknya lumayan jauh dengan Adnan.

Adnan melirik Delvin sekilas lalu kembali fokus dengan komiknya. "Buat apa?" tanyanya.

Delvin mendengus. "Pake nanya lagi! Ya buat lo pacarin, biar ada patner nge-uwu" sewotnya.

"Gak, ntar lo iri" kata Adnan enteng membuat Delvin elus dada.

Yang lainnya tertawa mendengar perkataan Adnan.

"Astagfirullah brader, buat apa gue iri sama lo. Gue juga bisa kali"

"Eh bang, kemaren gue liat pacar lo jalan sama cowo" celetukan Yuda mengalihkan atensi mereka.

"Pacar gue? Yang mana satu?" hei kalo nanya pacar ke Delvin itu harus jelas, karena pacarnya kan gak hanya satu tapi banyak.

"Buset, saking banyaknya pacar lo sampe lupa bang" heran Sakti.

"Della bang, yang anak IPS 2 itu loh" jawab Yuda.

"Oh si Della, udah putus gue tuh sama dia" ujar Delvin santai.

"Lah, kapan bang?" tanya Sakti.

"Udah lama itumah" jawab Ersya mewakili.

"Lo yang diputusin atau mutusin?" tanya Saka kepo.

"Ya jelas..... Diputusin lah"

"Hahaha anjir"

"Sudah kudungong"

"Della ilang gue dapet yang lebih wow" bangga Delvin.

"Siapa bang?"

"Adalah, ntar lo gebet lagi"

"Sok banget lo nyet"

"Diem lo babi!"

"Ssst bang Arfan dateng"

"Woy brader!" Delvin yang pertama kali beranjak mendekati Arfan lalu melakukan high five ala lelaki diikuti oleh anggota yang lainnya.

"Ngopi bang?" tawar salah satu adik kelas yang memang sedang duduk manis sembari menikmati secangkir kopi susu.

Arfan menggeleng tanda menolak. Pemuda itu langsung menuju tempat duduk disamping Adnan yang kosong. Adnan sendiri sudah menyudahi aksi membaca komiknya.

"Ada apa?" tanya Arfan to the point.

Mendengar nada tegas sang ketua. Para anggota pun melipir mendekati Arfan dan Adnan karena mereka sudah bisa mengira pasti ada sesuatu hal yang penting akan dibicarakan.

"Gue denger-denger Angga bakal lakuin serangan ulang kekita gara-gara yang waktu itu gagal. Gue gak tau kapan pastinya, tapi yang pasti gak dalam waktu dekat"

Semuanya diam mendengarkan penjelasan Adnan dengan seksama.

"Sekarang Angga sama beberapa anggotanya lagi ditahan karena kasus mukulin anak SMA sebelah sampe koma dan orang tuanya nuntut mereka"

Ada beberapa dari mereka yang bergumam 'mampus' ketika mendengar kabar Angga sekarang. Adnan menghirup nafasnya dalam sebelum melanjutkan.

"Yang gue takutin sekarang itu Alesha. Angga pasti gak bakal diem aja sama dia"

Kalimat Adnan yang terakhir membuat Arfan berfikir. Benar juga. Angga pasti tidak akan membiarkan Echanya begitu saja. Sial! Bisa-bisanya ia melupakan fakta terpenting bahwa Alesha sudah menjadi target selanjutnya oleh musuhnya itu.

"Echa biar jadi urusan gue. Tapi gue tetep minta bantuan kekalian buat awasin dia kalo lagi gak sama gue" putusnya setelah beberapa saat merenung.

Gavin menepuk bahu Arfan sekali. "Lo tenang aja, sebagai abang yang baik gue akan berusaha buat dia aman" ujarnya penuh keyakinan.

"Kita semua siap bantu pak bos!" ujar anak-anak The Schutz dengan tegas secara bersamaan.

"Bagus"

"Eh btw yang dihajar sama sidakjal siapa? Sampe nuntut gitu" tanya Ersya

"Arion, anak lima puluh" jawab Adnan.

"Pantes, anak pejabat diamah"

~~o0o~~

Part khusus anak anak The Schutz

Pendek ga papa ya :)

Gaje? Maafkan :)

Next? Ntar ya kalo draf-nya udah ada :)

Papay

ARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang