[FOLLOW SEBELUM BACA]
Ini kisah tentang Arfan si dingin dan Alesha si polos
Sifat Arfan yang dingin perlahan mencair ketika bertemu kembali dengan Alesha. Gadis cantik yang berhasil memporak-porandakan hatinya.
Alesha yang manja dan kekanakan membua...
Part 6 nya udah dibaca kan? Kalo belum itu part 6 ada dibawah part 4 diatas part 5 ya miska
Happy Reading
~~o0o~~
"Mpok Susi yuhuu Ersya datang!" teriakan Ersya begitu menggelegar disebuah warung kecil yang ada belakang SMA Bumi Pertiwi. Warung Mpok Susi itulah namanya. Bukan sembarang warung tapi merupakan tempat nongkrong sekaligus basecamp anak-anak The Schutz.
Ersya datang bersama keempat sahabatnya yang lain. Langsung duduk bangku kayu yang sudah disediakan.
"Brisik lo udin!" protes Delvin.
"Bang, Udin bapak gue njir" sahut Dika, anggota The Schutz kelas X.
"Eh sorry gue gak know"
"Hahaha ngakak bangsat" Ersya tertawa keras seraya memegangi perutnya.
"Mengakak" sahut yang lainnya ikut tertawa.
"Bolos lo bang?"
"Kagak ya, jamkos gue. Yakali bolos, siswa teladan gini"
"Teladan. Telat datang pulang duluan" celetuk Rafa
"Anjir, kok lo tau sih"
Lalu setelahnya mereka tertawa lagi. Receh mereka tuh. Kecuali Arfan dan Adnan tentunya, mereka mah dolar.
"Mpok, Delvin mau mie seperti biasa" puas tertawa Delvin jadi lapar.
"Oke siap" jawab mpok Susi
"Gavin juga mau mpok" sahut Gavin ikut ikutan.
"Oke oke siap"
"Makan mie mulu, gak bosen lo?" tanya Ersya.
"Ga ada kata bosen buat mie" jawab Delvin.
"Lambung lo jadi kriting baru tau rasa lo" cibir Ersya menggelengkan kepalanya. "Eh bagi permen karet dong" lanjutnya.
"Nih bang" salah satu anggota memberikan permennya ke Ersya secara suka rela. Mereka memang sudah terbiasa dengan yang namanya berbagi.
"Oke thanks bro"
"Gue juga mau dong" ujar Delvin.
"Yah dah abis bang, itu tadi yang terakhir"
"Nih lo mau" Ersya menunjukan permen karetnya yang sudah amburadul didalam mulutnya.
"Jijik gue" Delvin bergidik geli.
"Ah elah tinggal beli apa susahnya sih. Paling juga dua rebu" Gavin bersuara.
"Masalahnya gue gak ada duit dua rebuan" keluh Delvin dengan muka memelas.
"Halah jangan bilang duit lo merah semua, sombong lu" Ersya mencibir.
"Siapa juga yang mau bilang gitu. Asal lo tau ya duit gue koin semua, nih liat" Delvin membuka dompetnya lalu menjunjukan isinya kepada yang lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.