PROLOGUE | [REVISI]

16.1K 1.2K 32
                                    

Versi Revisi
Bagian yang sudah direvisi akan benar-benar berbeda dengan versi sebelumnya!

HAPPY READING!

Engh...

Erangan kecil itu keluar dari bibir tipis semerah ceri milik seorang gadis yang terbaring di kasur. Dua jarinya merespon pergerakan, matanya perlahan terbuka.

Gadis remaja itu perlahan mendudukan dirinya, dia bersandar pada sandaran kasur. Tangannya yang tidak diinfus terangkat, sedikit memijit kepalanya yang terasa pusing.

Setelah pusing di kepalanya reda, bola matanya memperhatikan ruangan yang ditempatinya sekarang.

Ruangan yang tampak elegan, dinding-dinding kamar bercat biru muda, pada bagian-bagian tertentu dihiasi dengan motif bunga bewarna putih. Interior di ruangan juga terkesan sederhana dan mewah bersamaan, seperti lemari bewarna putih pucat di sudut ruangan dengan ukiran seorang putri memegang setangkai bunga mawar.

Meja hias yang dipenuhi oleh berbagai macam kosmetik yang memiliki harga jutaan rupiah tertata rapi di sana. Harum mint yang menguar samar membuat keadaan ruangan terasa segar.

"Aku dimana?" gumannya linglung.

Gadis remaja itu memaksakan tubuhnya yang lemas untuk berjalan menuju cermin. Dia berjalan terseok-seok, sesampainya di depan cermin, matanya membola.

"I-itu wajah siapa? S-sangat cantik." Gadis remaja itu memegang pipinya sendiri.

"E-eh! Kenapa dia mengikuti gerakan ku," katanya dengan aneh.

'Apakah i-itu a-aku?' tanyanya dalam hati.

Gadis remaja itu Keira yang ditempati jiwa Naura. Keira, gadis remaja itu mendudukan dirinya dirinya di lantai kamar. Dia sedikit meringis karena tangan yang ingusnya dia tarik paksa mengeluarkan darah.

Ini dimana?

Apakah aku bertransmigrasi?

Pemikiran keduanya dia enyahkan jauh-jauh, tidak mungkin di dunia saat terjadi hal yang mustahil. Namun, jika tidak itu apa yang terjadi pada dirinya?

Oplas?

Itu juga tidak mungkin!

Keira hendak bangkit, tapi kepalanya tiba-tiba saja terasa sangat sakit. Keira menggeram, tangannya meremas kepalanya yang benar-benar terasa sakit. Satu persatu ingatan seseorang yang tidak dikenalnya masuk dalam ingatannya.

Keira pingsan ditempat akibat tidak mampu menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya.

"Aku benar-benar bertransmigrasi," lirihnya sebelum matanya benar-benar tertutup.



The Perfect AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang