BAB 9

8.4K 819 26
                                    

DISETIAP BAB BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR.

TOLONG BIJAK DALAM MEMILAH KATA YANG BAIK DIGUNAKAN UNTUK MOTIFASI DAN KATA YANG BURUK HARAP JANGAN DICONTOH.

UNTUK KALIAN SEMUA YANG SUDAH MEMBACA CERITA INI SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH BANYAK!!

300 PEMBACA DALAM SATU HARI MAKA SAYA AKAN DOUBLE UP!!

-⚠⚠⚠-

Pagi ini Keira terlihat menggunakan daster dengan motif bunga sakura dan rambut yang dikucir kuda. Kebiasaannya tidur dengan menggunakan daster terbawa hingga kehidupan yang sekarang.

Keira sedang berada di dapur untuk membuatkan sarapan untuk keluarganya. Daddy dan mommynya sudah pulang kemarin sore.

Keira mengambil bahan-bahan untuk memasak nasi goreng. Keira mencuci beberapa daun sawi, beberapa cabai, beberapa kacang panjang. Setelah semuanya dia cuci dengan bersih, Keira lalu memotongnya dengan potongan yang kecil.

Selesai memotong sayuran, Keira juga tidak lupa mencincang bawang merah dan bawah putih hingga halus, bawang yang digunakan pun secukupnya saja.

Keira menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk memasak nasi goreng, seperti nasi, minyak goreng, masako, garam dan sedikit micin.

"Otot-otot tangan gue tegang yah, saking lamanya gak pernah masak lagi," ucap Keira mendengus.

Memang dikehidupan sebelumnya, Keira juga hobi memasak. Setiap pagi dia akan merasakan sarapan untuk dirinya dan emaknya.

Keira memanaskan minyak goreng dan mulai menumis sayuran untuk campuran nasi goreng, setelah cukup matang barulah dia memasukan nasi dan menambahkan garam, micin dan masako secukupnya.

"Eh, anak mommy udah bangun aja."

Keira mengelus dadanya, lantaran kaget mendengar suara mommy Raisa yang muncul tiba-tiba. "Mommy, ngangetin Kei aja deh. Iya, dong, Keira gitu lohh!" serunya dengan wajah songong.

"Muka kamu kayak muka daddy kalau lagi pup Kei," ucap mommy Raisa dengan wajah bodo amat.

Ekspresi songong Keira berubah menjadi ekspresi kesal. Dia mencibir dengan bibir yang manyun. "Muka cantik-cantik gini dibilang seperti wajah daddy saat sedang pup? Apa mata mommy bermasalah?" katanya lugas.

"Kamu nggak pernah liat ekspresi daddy pas lagi pup sih, makanya bisa bilang begitu. Kalo kamu pernah liat pasti kamu juga bakal setuju dengan yang mommy katakan," balas mommy Raisa dengan wajah yang serius.

Keira menghentikan mengaduk nasi gorengnya, dia mematikan kompornya. Berbalik, Keira berjalan menuju lemari di samping, mengambil wadah untuk menarik nasi goreng yang sudah siap. "Memang Mommy pernah?" tanya Keira asal-asalan.

Mommy Raisa mengangguk lalu menggeleng, walaupun apa yang dilakukannya tidak dilihat oleh sang anak. "Ngak ada maksud mau liat sih, cuma kebetulan lewat dan pintu toilet tidak ditutup oleh daddy," jawab mommy Raisa polos.

Keira terbatuk karena tersedak salivanya sendiri. Dia terkejut mendengar pengakuan sang mommy. Tidak pernah Keira sangka mommynya bisa membuka aib sang suami. Ingin rasanya Keira tertawa, tapi dia juga takut tulah (semacam kualat-gak tau gimana penulisannya:)-jika dalam agama Islam).

Keira berdehem pelan. "Udah jam berapa Mom? Kok daddy dan kedua anak dakjal belum turun?" tanya Keira mengalihkan topik pembicaraan.

Mommy mengernyit. "Udah jam setengah tujuh Kei. Mungkin sebentar lagi akan turun," jawab mommy dengan raut wajahnya yang tampak sebal.

The Perfect AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang