Keira sudah siap dengan seragam sekolahnya. Baju yang ketat membuat lekuk tubuhnya terlihat, rok di atas lutut menampakan paha mulusnya, wajah yang diberi bedak baby dan bibir yang diberi liptint merah cerah, rambutnya digerai, kelopak matanya diberi eyeliner membuat matanya tampak tajam dan bulu matanya diberi maskara tampak lebat.
Merasa dirinya sudah benar-benar selesai bersiap, Keira berjalan keluar dari kamarnya dengan menenteng tas gendong yang berukuran kecil. Benar-benar tidak mencerminkan anak sekolahan. Keira menuruni tangga dengan santai, di bawah sana, tepatnya di meja makan empat orang tengah menunggu dirinya saja yang belum hadir, mereka adalah keluarga Keira. Kedua abangnya Keira memasang wajah bete mereka menunggu kedatangan adik mereka itu.
"Keira mana sih, kenapa siap-siapnya lama bener kaya orang mau berangkat ke kantor aja," kesal Radit.
"Sabar aja Bang, yang namanya cewek mah gitu. Kalo dandan udah dua jam baru selesai," Varo memberi penjelasan pada Radit.
"Kamu nyindir mommy Var?" celetuk mommy Raisa yang merasa tersindir oleh perkataan Varo.
Varo membuka mulutnya hendak berbicara. Namun, mommy Raisa seakan tidak membiarkan mengatakan apa-apa dengan mengajukan pertanyaan yang membuat dirinya terpojok.
"Varo jawab mommy. Kamu nyindir mommy? Mommy cewek lho bukan cowok!"
"Bukan gitu maksud Varo Mom." Varo meringis ketika melihat wajah mommy Raisa yang seakan ingin memakannya hidup-hidup.
Mommy beralih menatap daddy Kaivan. "Daddy kamu tau maksud dari perkataan Varo 'kan?" tanya mommy menuntut.
Daddy Kaivan yang mendapat pertanyaan menuntut itu melirik sekilas ke anaknya dan mendapatkan ekspresi wajah yang seakan mengatakan Dad please bantu Varo. Daddy Kaivan hanya menggeleng tidak berdaya.
"Dad--"
"Morning Mom-dad." Kedatangan Keira membuat perkataan daddy Kaivan terpotong. Varo menghembuskan nafas lega karena kedatangan Keira sedangkan Radit memutar bola matanya malas.
"Lama lo," cetus Radit dengan kesal.
"Terserah gue dong," balas Keira tak kalah ketus.
"Udah-udah. Jangan bertengkar, ntar kalian telat. Makan aja," ujar mommy Raisa melerai.
Tidak ada pembicaraan lagi. Keira dan Radit saling melempar tatapan sinis.
⚛
Mobil bewarna putih itu berhenti di depan sekolah. Keira keluar dengan kacamata hitam yang bertengger manis di hidungnya. Semua pasang mata tertuju kepadanya. Dagunya diangkat tinggi-tinggi membuat kesan angkuh pada dirinya.
Keira berjalan dengan sangat anggun melewati lorong demi lorong. Bisik-bisik murid-murid yang di Koridor tidak dia hiraukan.
Itu Keira?
Keira come back!
Most wanted girl kembali ke sekolah woe!
Queen bully kembali!
Mampus dah si Dera!
Punya gue tegang
Begitulah kira-kira desas-desus yang terdengar. Lima orang siswa laki-laki dengan pakaian yang tidak bisa dibilang rapi pun ikut mendengar desas-desus itu. Memang ya sekarang gosip dan berita kembalinya ke sekolah sudah tersebar ke seluruh penjuru.
"Adek lo sekolah hari ini?" tanya siswa yang memakai bandana.
"Seperti yang lo dengar," jawab siswa dengan dasi di lengannya.
"Rey, cari Dera ntar kena bully." Kini siswa cowok dengan rambut gondrong yang berbicara.
"Cih, kalo di berani bully cewek gue bakal gue tampar itu muka," jawab siswa yang dipanggil Rey oleh temannya tadi.
"Dia masih adek gue. Kalo lo nampar dia, lo harus berurusan sama gue," cetus siswa laki-laki dengan wajah datarnya.
"Sejak kapan lo peduli sama nenek lampir itu Var?" tanya Radit dengan bingung dan disambut anggukan dari yang lainnya.
"Gue masih punya hubungan darah sama dia dan kalian harus ingat, dia itu kembaran gue. Apa yang dia rasain juga gue rasain," jawab Varo malas.
"Jadi kalo gue ngebogem wajah lo dia juga ngerasain gitu?" tanya Denny-cowok dengan rambut gondrong.
Varo mengangguk membenarkan. "Kalo gitu gue jadiin lo samsak aja sebagai pelampiasan kepada nenek lampir itu," ucap Reno-cowok dengan bandana-dan tertawa terbahak-bahak.
"Anying lo," kata Varo kesal.
Kembali ke Keira. Gadis itu memasuki kelasnya dengan santai tanpa menghiraukan semua murid kelas tersebut memperhatikannya. Dia berjalan menuju bangku paling pojok. Menyimpan tasnya dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.
Salah satu teman kelasnya yang melihat itu mendekati Keira dan membangunkannya.
"Kei, belum bunyi satu menit lagi."
"Biarin bocah, lagian gue udah tau apa yang dipelajari. Bahkan gue udah lulus S3 dn udah jadi sekretaris CEO Sandars Crop," jawab Keira ngelantur.
Siswa yang membangunkannya menggeleng tidak percaya dan mencoba membangunkan Keira. Namun semua itu percuma Keira tetap tidur dan menggumamkan kata yang sama.
Tbc...
Maaf telat up:(
Alvaro Damitri
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Antagonist
Teen FictionGanti judul dari 'Antagonist Girl' menjadi The Perfect Antagonist ------------------------------------- Antagonis? Semua orang mendefinisikan Keira sebagai seorang antagonis dalam cerita ini. Namun, sifat, sikap dan perilaku buruk yang dilakukan Kei...