"Nama lo Keira?" tanya Karna dengan napas yang tersenggal.
Keira yang berbaring di rerumputan taman hanya mengangguk dengan mata tertutup. Karna memperhatikan Keira, sebuah senyum tercetak dibibirnya.
Kenapa baginya Keira sangat menggemaskan?
"Gara-gara lo gue nggak jadi makan enak di kantin," ketus Keira dengan nada jengkel.
Karna tersadar dan segera mengalihkan pandangannya dari Keira. Karna jadi salah tingkah, padahal cewek itu tidak melihatnya.
"Ah, lo aja yang enggak mau ngaku kalo emang lo yang waktu itu," balas Karna.
"Terserah dah terserah! Cowok mah gak pernah mau ngalah," sebal Keira.
"Gue benar, jadi kenapa gue harus ngalah?" tanya Karna sembari menaikan alisnya.
Keira berdecak kesal. Dia mendudukan dirinya, menatap Karna serius. Namun, bagi Karna ekspresi yang ditunjukan Keira membuat wajah gadis itu semakin manis.
"Gue gak mau tau, lo harus traktir gue!" Keira melotot kan matanya. "S.e.k.a.r.a.n.g!" sambungnya dengan penuh penekanan.
_ANTAGONIS_
"Keira! Kamu hanya milik aku. Tidak boleh ada yang menyayangimu bahkan mencintaimu kecuali aku!" geram seorang gadis.
Pandangannya menyorot tajam ke arah dua orang remaja berbeda jenis kelamin yang sedang bercengkrama di taman sekolah. Tangannya terkepal kuat membuat gelas kaca yang berada di tangannya pecah dan mengakibatkan telapak tangannya mengeluarkan darah.
"Lihat saja Keira, aku akan membuat pria yang sedang bersamamu itu membencimu sampai pada akhirnya hanya aku yang akan berada di sampingmu," katanya penuh emosi. Seringai penuh ambisi terlihat jelas dibibir mungilnya.
Rambut panjangnya berkibar diterpa angin. Mata bulatnya yang biasa terlihat polos kini penuh ambisi dan obsesi.
_ANTAGONIS_
"Ma, bisakah aku berhenti berpura-pura mencintai cowok itu? Kau taukan kalau aku itu menyukai sesama jenis?" tanya Dera pada sang ibu yang kini tengah mempercantik dirinya.
"Hei! Apa kau tidak mengerti Dera? Ibu melakukan semua ini demi kamu! Supaya kamu itu menyukai lawan jenis bukan malah menyukai sesama jenis!" teriak sang ibu penuh emosi.
Mata Dera memancarkan emosi. Dia menatap sang ibu tanpa ragu. "Ma, apa kau tau bagaimana rasanya dipaksa melayani orang yang tidak kau suka? Aku selalu menahan amarah dan rasa jijik ketika aku melayani om-om mesum yang menyewa ku?! Apa Mama tau rasanya seperti diriku?" kata Dera.
"Dasar menjijikan!" seru Jenni sembari memandang sang anak dengan tatapan jijik. "Aku tidak membesarkan dirimu menjadi menjadi anak yang menyimpang!"
Air mata Dera menetes tanpa diminta, membasahi pipi nya. Dia juga tidak menginginkan hal seperti ini. Menyukai sesama jenis dan kelainan seksual.
Apakah dirinya semenjijikan itu?
Apakah ibunya tidak sadar hal ini juga disebabkan olehnya?
Dera meninggalkan ibunya dan pergi menuju kamarnya. Dia mendudukan dirinya ditepi ranjang. Dera mengambil sebuah bingkai foto di nakas sebelah kasurnya. Dera menatap foto dirinya dan seseorang yang sangat dicintainya sedang bergandengan tangan.
"Keira, sekarang kamu berubah dan menjauhiku."
"Kenapa?"
"Apa jika aku tidak menyatakan perasaan ku pada hari itu kau akan tetap bersamaku?"
"Apa kau merasa jijik terhadapku sama seperti ibuku sendiri?"
Ya, dua orang gadis dalam foto tersebut adalah Dera dan Keira.
Foto tersebut diambil satu tahun yang lalu. Di saat keduanya masih bersahabat dan sebelum Dera menyatakan perasaannya pada Keira.
Air mata Dera semakin banyak mengalir. Namun, dengan cepat pula Dera menghapusnya.
"Sebenci apapun kamu padaku, aku akan tetap mencintaimu dan aku akan memastikan dirimu menjadi milikku."
"Itu pasti." Mata penuh ambisi itu terlihat lagi.
Tbc...
Haloo!
Apa kabar pembaca TPA?
Ada yang kangen sama Keira? Nih Keira comeback!
Apa yang kalian pikirkan tentang bab ini?
Apa ada yang pindah haluan?
Maaf yah kalo ceritanya gaje:)
Keira: Hay semua! Ada yang kangen sama gue kagak?
Keira: Kalo kagak ad parah sih...
Keira: Padahal gue mau ngehibur kalian semua:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Antagonist
Novela JuvenilGanti judul dari 'Antagonist Girl' menjadi The Perfect Antagonist ------------------------------------- Antagonis? Semua orang mendefinisikan Keira sebagai seorang antagonis dalam cerita ini. Namun, sifat, sikap dan perilaku buruk yang dilakukan Kei...