“Yoo Chang Joon...
“Yoo...
“Yoo..
“Hhh...hhhh...itu seperti...tapi tidak mungkin...banyak yang bermarga Yoo di Korea, tidak mungkin secara kebetulan dengan orang yang sama, ini...ini...seperti satu juta banding satu jika dengan orang yang sama...hhh...hhh...” Batin Ji Eun yang tiba-tiba saja nafasnya menderu.
“Sayang kamu tidak apa-apa?” Tanya Joo Young heran, karena Ji Eun terlihat pucat dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
“Apa kamu merasa sakit Ji Eun-ssi?” Tanya Paman Chang Joon sembari meraih tangan Ji Eun dan memberikan sedikit pijatan di sana.
“Yoboo sebaiknya kita duduk dulu, dia tampak lelah karena baru pulang bekerja.” Ucap Bibi sembari meraih pergelangan tangan satunya dengan lembut dan mendudukkannya di sofa.
Kini posisi Ji Eun duduk di antara Paman dan Bibi.
“Aku...aku...ambilkan air dulu.” Ucap Joo Young panik bergegas pergi ke dapur.
“Kenapa...kenapa...aku merasa seperti ini, Paman dan Bibi sangat lembut dan penuh perhatian seperti.....
“Seperti.......
“Dia”.......
“Tapi ini sangat tidak mungkin, semua orang pasti akan berperilaku manis seperti ini...aku harus bersikap biasa saja..hhh..hh..” Batin Ji Eun.
“Joo Young-ah cepatlah, wajahnya sangat pucat dan berkeringat.” Teriak Bibi sembari mengusap keringat yang berada di dahi Ji Eun.
“Apa kamu punya asma Ji Eun-ssi?” Tanya Paman yang masih setia memberikan pijatan.
“Yoboo jangan di ajak bicara dulu.” Ucap Bibi sembari mengusap punggungnya. Ji Eun pun hanya diam membeku mengatasi perasaannya saat ini karena prilaku dua orang yang baru dia kenal dan temui.
“Dia memang ada riwayat asma, tapi ini bukan tanda-tanda akan kambuh Paman, kekasihku terlalu kelelahan dalam bekerja, dia sangat keras kepala dan susah untuk di bujuk. Seharusnya dia menjaga kondisinya dan sudah mulai cuti karena besok....” Ucapan Joo Young terhenti sembari berjalan dari arah dapur dan duduk di seberang sofa.
“Besok kenapa Joo Young-ah? Kamu jangan berbicara setengah-setengah seperti ini.” Ucap Paman penasaran.
“Minumlah Ji Eun-ssi.” Ucap Bibi mengambil gelas di depannya setelah Joo Young menaruhnya.
“Sebenarnya ini berhubungan dengan yang akan aku bicarakan dengan Paman dan Bibi.” Ucap Joo Young sembari meremas kedua tangannya dengan gugup.
“Maksud kamu apa Joo Young-ah?” Tanya Paman Chang Joon.
“Paman...Bibi...aku dan kekasihku ingin mempunyai seorang anak.” Ucap Joo Young.
“Terus memangnya kenapa, apa hubungannya dengan kondisi dan cutinya kekasihmu ini, kamu hanya pergi ke panti asuhan untuk memilih seorang anak, ‘kan?” Tanya Paman heran.
Diam...
Diam...
Diam...
“Itu...itu...tidak seperti yang Paman pikirkan, kami....kami....” Lagi-lagi ucapannya terhenti karena sangat gugup.
“Joo Young-ah tenanglah...ucapkan dengan pelan saja ya.” Ucap Bibi sembari mendekati keponakannya itu dan memegang tangannya.
“Bibi sangat baik dan lembut...aku...aku..merasa perlakuan Bibi sama persis dengan orang yang pernah dekat denganku, tapi itu tidak mungkin, namun caranya sangatlah sama, tutur katanya, tingkah lakunya dan bisa membuat orang lain tertawa.” Batin Ji Eun yang masih saja memikirkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Never Ending ( Season 2 ) 💞🌹
FanfictionWARNING CONTENT !!! 🔞 THIS IS POLYAMORY RELATIONSHIP !!!👰👰👰 "Dia semakin cantik dengan rambut panjangnya." "Bukankah itu Joo Young Unnie, untuk apa dia berada di sini?" "Mommy...aku sangat merindukanmu."