SEBELUM BACA AYO VOTE DULU BIAR AUNTY RAJIN UPDATE CHAPTER BERIKUTNYA CMIWIWW 😅
。・:*:・(✿◕3◕)❤
🐼nya🦁
Masih di malam itu, di suatu tempat...
“Hai...apa kamu menungguku lama?” Ucapnya saat memasuki ruangan VVIP sebuah restoran mewah ditengah-tengah kota Tokyo.
“Tidak juga, aku baru sampai beberapa menit yang lalu.” Ucapnya sembari ingin memeluk orang itu.
“Jangan....jangan memelukku, aku tidak mau wangi parfummu meninggalkan bekas di bajuku, dia sangat teliti dalam berbagai hal.” Ucapnya sembari mengelak dan dia langsung duduk di seberang meja tempat orang satunya duduk.
“Iya tapi aku sudah tidak sabar untuk bersamamu, aku ingin segera pergi ke Kanada dan melupakan kenangan pahitku di Korea.” Ucap orang itu sembari menyesap segelas Wine.
“Sudah aku bilang, aku tidak bisa meninggalkannya hanya untukmu, aku serius dalam hubungan ini dan aku mencintainya............apa lagi kami....
“Apa??”
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
Braakkk.....
Orang itu tidak sabar mendengar kelanjutan cerita lawan bicaranya sembari memukul meja yang di hadapannya dengan penuh emosi, sehingga membuatnya terperanjat dari tempat duduknya.
“Sudah sejak kapan kamu berani bertingkah seperti ini? Apa benar kamu orang yang sama saat kita ketemu beberapa bulan yang lalu? Aku pikir kamu sudah bisa menerima hubunganku dengan kekasihku?” Tanya orang itu.
“Kita memang baru bertemu beberapa bulan yang lalu, tapi aku sudah begitu menyukaimu dan aku tidak peduli hubungan percintaanmu dengannya.” Ucap nya memelas di hadapan orang itu.
“Pergilah ke Kanada dan memulai karier di sana, aku sudah menyediakan semua keperluanmu, jangan menghubungiku dalam beberapa bulan ke depan karena kekasihku akan mengandung anakku.” Ucapnya.
“Apa!!!”
“Apa sudah seserius itu hubunganmu dengannya?” Tanyanya kaget.
“Tentu saja, dan ini sudah sejak lama aku rencanakan sebelum bertemu denganmu.” Jawabnya.
Diam...
Diam...
Diam...
“Dengar....kita memang tidak sengaja melakukannya pada saat itu, karena kita berdua terlalu mabuk di malam After party Fashion show perusahaan kolegaku, seharusnya kamu mengerti dengan hubungan kita ini, karena itu hanya One Night stand.” Ucapnya.
“Tapi itu bukanlah One Night stand bagiku, karena kita lebih dari satu kali melakukannya, apa kamu lupa sudah berapa kali kita melakukannya hmmm....” Ucapnya sembari mengelus tangan lawan bicaranya secara seductive di atas meja.
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
“Apa yang sudah kita lakukan tidak bisa dihitung pakai jari sayang, dan sampai sekarang pun tidak ada yang tau tentang hubungan kita termasuk kekasih tercintamu itu.” Ucapnya ketus.
“Jadi kamu mau apa? Kamu sudah tidak punya pekerjaan di sini maupun di Korea, masih bagus aku memperhatikan kariermu karena kontrakmu telah habis dan memberikan pekerjaan yang sangat bagus untukmu.” Ucap orang itu.
“Dan kenapa kamu membuangku jauh ke Kanada? Bukankah di Korea adalah kantor pusatnya, kenapa aku tidak bisa memulai karier modeling ku di Korea saja, atau paling tidak kawasan Asia di mana pun cabang yang kamu buka, bukan benua Amerika, kamu sudah seperti orang yang sudah menggunakan ku semaumu dan setelah itu kamu buang aku begitu saja seperti sampah!!” Marahnya.
“Sudah cukup!!” Teriak lawan bicaranya.
Diam...
Diam...
Diam...
“Sekarang pilih, kamu terima tawaran pekerjaan yang sudah aku beri atau malam ini adalah terakhir kita untuk bertemu?” Ucapnya lagi.
Diam...
Diam...
Diam...
“Baiklah aku akan menerima pekerjaan ini.” Ucapnya pasrah karena sudah tidak ada jalan lagi.
“Pilihan yang bagus.” Ucapnya.
“Apakah kita masih bisa berhubungan, paling tidak memberikan kabar?” Tanya nya memelas.
“Tentu saja kita masih berhubungan dalam hal pekerjaan bukan hal yang lain.” Ucapnya, namun di sambut dengan wajah kecewa orang di depannya.
“Dan satu lagi jangan sesekali mengirimi ku pesan seperti hari ini, berapa kali aku beritahu kepadamu bahwa aku bersama kekasihku di Rumah Sakit. Mulai sekarang biar aku yang terlebih dahulu menghubungimu, kamu paham?” Ucapnya, dan lawan bicaranya pun hanya menganggukkan kepalanya dengan sangat pelan.
“Aku pergi dulu dan tidak bisa lama-lama meninggalkannya di sana.” Ucapnya sembari berdiri.
“Kenapa kita tidak menghabiskan sisa malam ini bersama karena besok aku sudah terbang.” Ujar orang itu sembari menahan lengannya.
“Maaf, aku tidak mau mengkhianati kekasihku lagi Miya-ssi.” Ucapnya.
“Tapi kita sudah melakukannya Joo Young-ah.” Balas Miya.
Mendengar hal tersebut, Joo Young langsung menarik tangan Miya dengan kuat hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain dan mencium bibirnya dengan sangat dalam dan kasar, untung saja ruangan mereka sangat privasi jadi tidak akan ada yang tau tentang kejadian ini. Ada satu kesempatan yang di lakukan oleh yeoja itu, diam-diam dia memasukkan sesuatu di saku mantel CEO muda tersebut. Apakah itu?
Beberapa menit kemudian....
“Ini untuk yang terakhir kali kita bercumbu...hhh...hhh...” Ucap Joo Young sembari tersengal-sengal dan langsung pergi dari ruangan itu meninggalkan Miya sendirian.
“Siapa bilang Joo Young-ah....aku akan tetap mengejarmu.” Lirih Miya sembari menghabiskan Wine di depannya dan melemparkan gelas itu hingga pecah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kembali ke pagi harinya....
“Chaeng apa kamu sudah siap?” Tanya Nayeon.
“Nee Unnie aku sudah siap.” Jawab Chaeng sembari mengambil tas kecilnya.
“Kamu tidak jemput Mina?” Tanya yang tertua.
“Hhmmm aku belum menghubunginya, apa aku harus meneleponnya dulu?” Tanya Chaeng sembari mengambil ponselnya.
“Tidak perlu Chaeng, kamu langsung saja ke kamarnya.” Ucap Nayeon sembari mengunci pintu kamar mereka berdua. Lalu....
“Hai rupanya kalian belum ke bawah juga?” Ucap Sana saat dia dan Tzuyu ke luar kamar.
“Ya belum Sana-yah....Chaeng kamu jemput Mina bersama Tzuyu, biar Unnie dan Sana ke bawah terlebih dahulu.” Ucap Nayeon.
“Sayang kamu sama Chaeng jemput Mina-Chan ya mmuah...” Ucap Sana sembari sempat-sempatnya mencium kekasih mudanya itu dengan tingkah genitnya.
“Yaak!!...apa semalam kamu tidak puas Sana-yah, kenapa kamu tidak bisa mengontrol hormon seksualitasmu sebentar saja, ini masih pagi!!” Protes Nayeon saat melihat kemesraan dua membernya.
“Apa semalam suara kami terdengar sangat jelas?” Tanya gadis Jepang itu sembari menunjuk dirinya sendiri dengan wajah polosnya.
“Iya itu sangat jelas Sana-yah, apa lagi saat kalian berdua menyebutkan hhmpft.....
“Nayeon Unnie, ini masih pagi aku tidak perlu mendengarnya lagi setelah yang tadi malam!!” Teriak Chaeng sembari membekap mulut member yang tertua itu.
“Haha haha.....” Sana dan Tzuyu pun tertawa terbahak-bahak saat melihat itu semua.
“Tzuyu ayo kita pergi!!” Ucap Chaeng dengan wajah memerah dan melepas tangannya dari mulut Nayeon. Dia pun langsung meraih tangan Tzuyu dan melangkahkan kakinya dengan cepat untuk pergi dari tempat itu.
“Yah salah satu maknae kita ternyata masih sangat polos, apa dia tidak pernah melakukannya bersama Somi?” Tanya Nayeon saat melihat kepergian Chaeng.
“Sepertinya mereka tidak sempat melakukannya Unnie, karena setelah kita kembali dari Switzerland, Somi langsung di kirim ke Inggris untuk melanjutkan study nya, meskipun sebelumnya Chaeng sudah bertemu Somi.” Jawab Sana sembari berjalan ke arah lift.
“Sana-yah, apakah kamu benar-benar tidak lelah semalam, bukankah kita menghabiskan waktu berjam-jam duduk saat di ruang rapat?” Tanya Nayeon.
“Tentu saja tidak Unnie, lelahku akan hilang dengan sendirinya saat melihat tubuh seksi dan mulus kekasihku itu hihi..” Ucapnya sembari terkikik.
“Kamu harus menjaga kondisi maknae kita itu Sana-yah, jangan membuatnya terlalu lelah karena jadwal kita sangat panjang di sini.” Ucap Nayeon.
“Tenang saja Nayeon Unnie, aku tau batasan dan aku adalah vitamin baginya, lagi pula semalam aku tidak bisa menahan birahiku saat dia baru keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan...
“STOP jangan kamu lanjutkan, Unnie tidak perlu dengar urusan ranjangmu dengan maknae kita.” Protes Nayeon sembari menahan bibir gadis Jepang itu.
“Hahaha baiklah...baiklah.... Oiya Nayeon Unnie, bagaimana hubunganmu dengan Jennie? aku liat Nayeon Unnie jarang bertemu dengannya.” Tanya Sana.
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
“Aku sudah putus dengannya.” Ucapnya singkat.
“Apa!! Kenapa Unnie tidak memberitahukan kepada kami tentang hal itu?” Tanya nya.
“Haha untuk apa Sana-yah, itu bukanlah hal yang perlu di besar-besarkan, biarkan Unnie yang merasakannya sendiri.” Ucapnya sembari berusaha tersenyum.
“Apa member lain tidak ada yang tau?” Tanya Sana.
“Hhmmm....tidak ada dan itu baru kamu Sana-yah, kalau bisa jangan ada yang tau dulu oke, kita di sini fokus untuk konser besar kita, kamu mengerti Sana-yah?” Ucap Nayeon.
“Nee Unnie aku mengerti.” Jawabnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di lantai yang sama tempat yang berbeda....
“Chaeng bukankah itu Travel bag Jeongyeon Unnie? Kenapa ada di luar?” Ucap Tzuyu sembari menunjuk saat mereka sudah mendekati kamar Mina dan Jeongi.
“Berarti Jeongyeon Unnie sudah datang, coba lihat pintu kamarnya terbuka, apa mungkin mereka siap-siap untuk sarapan juga.” Ucap Chaeng.
“Ya baguslah kalau Jeongyeon Unnie sudah datang, paling tidak Mina Unnie tidak kesepian lagi dan bisa menyelesaikan masalah tadi pagi tentang berita itu.” Ucap maknae sembari memasuki kamar itu dan..........
“Mina Unnie ayo kita sarapan.......aaaaaaahhh mataku sudah ternoda!!!” Teriak Chaeng sembari menutup matanya.
“Ya Tuhan kenapa Unnie tidak menutup pintunya!!!” Ucap Tzuyu dan tidak menutup matanya karena hal itu sudah biasa baginya.
“Yaak...yaak...maknae keluar!!” Teriak Jeongi sembari menjatuhkan tubuh Mina ke samping dan menutupinya.
“Ke-keluar kalian cepat!!!” Teriaknya lagi, tapi para maknae masih berdiri di ruangan itu seolah-olah kedua kaki mereka susah untuk bergerak.
“Tzuyu-ah tutup matamu atau balikkan badanmu jangan melihat ke sini!!” Jeongi berteriak lagi dan lagi sembari memperbaiki bathrobe yang di kenakan Mina dengan terburu-buru.
“Hahaha....salah Unnie sendiri karena tidak menutup pintu, kita tidak tau kalau kalian sedang bercinta pagi ini, lagi pula Travel bag Unnie masih di luar kamar.” Ucap Tzuyu sembari membalikkan tubuhnya.
“Kenapa dari semalam dan hari ini begitu banyak adegan yang membuat mata dan telingaku ternoda, apa salahku huaaaa......” Teriak Chaeng sembari masih menutup matanya.
“Sebaiknya kalian keluar saja dan jangan beritahukan hal ini kepada member lainnya, kalian berdua mengerti!!” Ucap Jeongi dengan meninggikan suaranya di ujung kalimat.
Kedua maknae itu pun langsung pergi dari kamar itu dengan terburu-buru, mereka tidak mau Jeongi menjadi semakin emosi dengan teriakan-teriakannya.
.
.
.
.
.
.
“Apa sudah aman?” Bisik Mina di balik selimut.
“Nee mereka sudah keluar.” Jawab Jeongi.
“Huaaaa kenapa Unnie tidak menutup pintu itu?” Rengek Mina sembari mendudukkan dirinya dan memperbaiki bathrobe yang dia kenakan.
“A-aku lupa...aku terlalu bahagia saat melihatmu tadi hehe.” Jeongi berucap sembari menggaruk kepalanya.
“Ini semua salah Unnie.” Ucap Mina sambil beranjak dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
“Hei...hei...kenapa aku yang di salahkan sayang...ayolah itu hanya tindakan spontanitas dan...dan...kamu juga menikmatinya, ‘bukan?” Ucap Jeongi sembari menyusul Mina dan menarik lengannya dengan kuat hingga tubuh Mina terbalik ke arahnya.
Lalu Jeongi mendorong kedua bahu Mina ke dinding dan menjepit tubuh gadis jepangnya tersebut, tidak lupa dia menahan kedua tangan kekasihnya itu di samping kepala Mina. Ada sensasi tersendiri baginya atas kekasaran yang dilakukan oleh Jeongi, dan gadis Jepang tersebut sangat menyukai hal itu.
Kedua mata mereka saling memandang dengan sangat intens, jantung pun berdegup secara bersamaan menjadi satu irama yang indah, hembusan nafas keduanya sudah saling mengadu di depan wajah mereka masing-masing.
“Ough~....
Ada sedikit lenguhan keluar dari bibir Mina saat Jeongi melakukan hal itu, Mina tidak menyangka jika Jeongi begitu agresif di pagi hari ini. Hal itu membuatnya semakin malu karena dia juga agresif saat tengah asyik menggiling daerah sensitif mereka berdua tadi. Mina seperti terlena akan tatapan kekasihnya ini yang sudah berubah sangat cantik dengan rambut panjangnya.
“Un-Unnie mau apa, ki-kita tadi sudah kepergok oleh dua maknae, a-apa Unnie mau orang lain yang melihat ini?” Ucap Mina tergagap sembari mengarahkan kepalanya ke pintu depan, Jeongi pun juga melihat ke arah pintu itu, lalu menoleh kembali ke gadisnya.
“Aku cuma sangat bahagia saat melihatmu lagi, rasanya seperti bertahun-tahun kita tidak bertemu, padahal baru kemarin kita berpisah, dan aku tidak sabar menghabiskan malam ini bersamamu gadis Jepang ku, karena tadi kita belum tuntas melakukannya.” Ucap Jeongi dengan lembut di setiap tutur katanya tepat di depan wajahnya. Wajah Mina pun memerah saat Jeongi berbisik tentang hal itu di ujung kalimat, dan membuatnya menjadi luluh saat dia mendengarnya.
“I-itu bisa kita pikirkan nanti, untuk sekarang bisakah kita bergegas karena siapa yang bisa menjamin kalau maknae kita itu bisa tutup mulut setelah melihat aku berada di atasmu tadi.” Ucap Mina, dan seketika membuyarkan tatapan Jeongi kepadanya.
“Kamu benar, kalau Chaeng pasti tidak akan berani, tapi maknae kita yang jangkung itu pasti dengan senang hati membeberkan kepada member lainnya, apa jadinya jika mereka semua tau dengan apa yang kita lakukan.” Ucap Jeongi sembari melepas pegangan tangannya dan merubah posisi berdirinya.
“Otak maknae kita sudah tercemar karena ulah Sana hahaha....” Ucap Jeongi lagi sembari tertawa terbahak-bahak.
“Jangan ketawa, Unnie belum menjelaskan kepada ku kenapa semalam Unnie tidak mengangkat telepon dariku? Semalaman aku menangis karena tidak ada satu pun orang yang bisa aku hubungi, baik itu Unnie maupun Mommy.....” Mina mengoceh sembari berjalan ke arah kamar mandi dan ucapannya terputus saat dia mengatakan hal itu, langkahnya pun terhenti sesaat.
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
“Mommy... Ma-maksud kamu apa Minari?” Tanya Jeongi.
“Aah kenapa mulutku tidak bisa diam.” Batin Mina sembari menggigit bibirnya sendiri.
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
“A-aku sudah bertemu dengannya kemarin.” Ucapnya pelan sembari membalik badannya ke arah Jeongi yang sedang berdiri.
“Benarkah?”
“Iya.”
“Apa Mommy sehat?”
“Iya.”
“Apa Mommy berubah?”
“Tidak, Mommy tetap sama persis seperti dua tahun silam.”
“Apa dia menanyakan kabarku?”
Diam...
Diam...
Diam...
Mina hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan sembari tertunduk.
Diam...
Diam...
Diam...
“Minari cepat ganti baju, aku sudah lapar sekali.” Ucap Jeongi sembari berjalan ke pintu depan untuk mengambil Travel bagnya tanpa menanyakan hal lainnya.
“Apa Unnie kecewa karena Mommy tidak menanyakan kabar Unnie?” Tanya Mina, dan Jeongi pun menghentikan langkahnya.
Diam...
Diam...
Diam...
“I-itu tidak penting Minari, mungkin dia masih kecewa terhadapku karena kejadian waktu itu, aku cukup memahaminya.” Ucap Jeongi sembari berusaha senyum namun dia se akan menahan air matanya.
“Mina, bisakah kita fokus dengan hubungan kita terlebih dahulu, lagi pula dia bukan kekasih kita lagi.” Ucapnya lagi dari balik bahunya karena Jeongi masih memposisikan dirinya ke arah pintu tanpa melihat Mina.
“Tapi....
“Mina tolong.” Ucap Jeongi dengan singkat.
“Nee Unnie.” Jawab Mina dengan sedikit kecewa, dan dia pun langsung bergegas mengenakan bajunya.
Mina berencana akan membicarakan kejadian kemarin dan semalam kepada Jeongi, namun sepertinya hal itu akan dia tunda dulu. Perubahan mood Jeongi cukup membuatnya sedikit ketakutan, takut jika emosi yang dulu akan terulang kembali. Kalau dia terus membahasnya mereka akan bertengkar dan tidak akan bisa konsentrasi dalam latihan hari ini, lebih baik hal itu di hindari, semuanya bisa kacau. Tapi apakah Jeongi akan membatalkan rencana untuk mencari sugar Mommy mereka karena merasa dia sudah tidak di ingat oleh Ji Eun lagi?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Mana orang yang kalian jemput?” Tanya Nayeon saat dua maknae mereka baru tiba.
Diam...
Diam...
Diam...
“Kenapa kalian diam? Apa Mina tidak ingin sarapan?” Tanya Jihyo.
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
Braakk....
“Yaak!! Kenapa kalian diam seperti patung!!” Ucap Nayeon sedikit meninggikan suaranya dan memukul meja makan, alhasil semua member pun terkesiap karenanya.
“Tzuyu sayang apa yang terjadi?” Tanya Sana pelan namun Tzuyu tetap diam.
“Kenapa wajah kalian merah seperti tomat hahaha...” Ucap Momo sembari tertawa.
“Apa sesuatu telah terjadi?” Tanya Dahyun.
“I-itu...ta-tadi hmm.....
“Chaeng biar aku yang menjelaskan kepada para Unnie, jadi tadi Mina Unnie hhmpft....
“Tzuyu jangan....” Chaeng membekap mulut Tzuyu dengan tiba-tiba dan membuat para Unnie menjadi heran.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Jihyo.
“Ti-tidak ada yang terjadi hehe...tidak ada...” Ucap Chaeng sangat gugup.
“Sudahlah Chaeng, kamu sudah dewasa untuk melihat itu semua, lagi pula bukan kali ini saja kamu melihat adegan seperti itu, ‘bukan.” Tzuyu berucap sembari menarik tangan Chaeng yang menutup mulutnya.
Para Unnie pun bingung melihat kedua maknae yang bertingkah seperti ini, mereka memandang Tzuyu dan Chaeng secara bergantian.
“Tapi tadi Jeongyeon Unnie bilang kita jangan.....
“Jeongyeon sudah datang?” Tanya Nayeon memutus ucapan Chaeng.
“I-iya Unnie tapi....
“Kalau begitu sudah bisa di tebak mereka sedang melakukan apa hahaha....” Ucap Momo sembari tertawa.
“Dan wajah kalian berdua begitu merah saat kalian datang tadi haha....” Ucap Jihyo.
“Yang artinya mereka berdua sedang asyik bercinta dan kalian merusak suasana lalu di usir oleh Jeongyeon, ‘bukan? hahaha....” Tawa Sana.
“Bayangkan saja Unnie, saat mereka melakukan hal itu dengan pintu terbuka, dan kami berdua dengan polosnya masuk begitu saja, saat kami masuk dan melihat adegan yang begitu sensual saat Mina Unnie tengah asyik menunggangi Jeongyeon Unnie di atas ranjang hahaha....” Ucap Tzuyu sembari tertawa.
“Ya Tuhan kenapa mereka tidak sabar dan harus melakukannya di pagi ini, dasar pabo haha.” Ucap Nayeon sembari tertawa.
“Jadi jangan salahkan kami berdua, karena kami tidak tau.” Ucap Tzuyu santai sembari meminum jus yang sudah di sediakan oleh Sana.
“Tzuyu sayang apakah kamu ingin seperti itu juga?” Tanya Sana.
“Yang seperti apa maksud Unnie? Bukankah kita sudah sering melakukannya.” Tanya Tzuyu dengan sangat polos.
“Yaak!! Kita sedang berada di meja makan, tolonglah kasihani Chaeng yang sampai sekarang belum juga merasakannya hahaha...” Ucap Nayeon, dan member lainnya pun tertawa mendengar hal itu.
“Aaaaaaahhh......ini tidak adil...aku masih menahannya karena Somi masih jauh dariku....Huaaaa.....” Rengek bayi singa itu.
“Bersabarlah Chaeng nanti akan ada waktunya kamu bisa menikmati tubuh kekasihmu hihi....” Ucap Sana sembari terkikik.
“Tzuyu-ah kamu belum menjawab pertanyaan Unnie tadi?” Tanya Sana beralih ke Tzuyu yang duduk tepat di sampingnya.
“Oh maksud Unnie dengan pintu terbuka lalu kita melakukan hal itu?” Tanya Tzuyu, dan Sana menganggukkan kepalanya.
“Siapa takut, aku akan dengan hati melakukan hal itu hingga tamu-tamu di lantai kamar kita mendengar suara desahan Unnie lalu menyebut namaku berkali-kali.” Ucap Tzuyu, dan member lainnya tampak tercengang mendengarnya.
“Sana-yah apa yang telah kamu lakukan terhadap maknae kita ini, aku tidak percaya dia begitu vulgar mengatakan hal itu, mana maknae polos yang aku sayangi dulu hiks...hiks...” Rengek Nayeon dengan berpura-pura menangis.
“Jangan berani-beraninya kalian melakukan hal itu, aku melarang keras untuk kalian semua berbuat mesum apa lagi dengan pintu terbuka. Apa kata tamu hotel di sini, bukankah kita harus menjaga hubungan ini satu sama lain, apa kalian tidak takut?” Ucap Jihyo tegas.
“Jihyo-yah, di Jepang orientasi seksual yang kita miliki sudah menjadi hal yang umum dan juga di sini sudah ada undang-undang pernikahan sesama jenis. Rencanaku setelah grup kita disband, aku akan menikahi Tzuyu di sini.” Ucap Sana sembari mengecup tangan kekasih mudanya itu.
“Iya aku tau hal itu Sana Unnie, hanya saja bisakah kita menjaga image di tempat umum dan jangan terlalu menunjukkan skinship yang berlebihan. Aku berbicara sebagai Leader kalian dan bukan karena aku lebih muda dari para Unnie sekalian, apa bisa di mengerti ucapanku?” Ucap Jihyo dengan sikap tegasnya.
“Iya jihyo iya aku mengerti.” Ucap Sana.
“Ssstt....sudah hentikan, orang yang kita tunggu telah hadir.” Ucap Nayeon sembari menunjuk dengan garpunya.
“Kita liat apakah di sekitar leher Mina maupun Jeongyeon ada bekas noda kemerahan hihi...” Ucap Momo.
“10.000 won aku yakin tanda itu tidak ada.” Ucap Nayeon.
“50.000 won aku yakin pasti tanda itu ada dan lebih banyak di leher Jeongyeon.” Ucap Jihyo.
“Aku naikkan 100.000 won untuk tanda yang sangat banyak di leher Mina.” Ucap Momo sembari menaruh uang itu di tengah meja.
“Ya Tuhan kalian sudah gila.....kalau begitu 200.000 won untuk tanda di leher Mina juga.” Ucap Sana dan juga menaruh uangnya.
“Deal!!” Ucap mereka ber empat.
Tidak lama kemudian kedua orang tadi pun datang, tanpa basa basi dari keduanya dan langsung duduk di meja tempat member berada.
“Kenapa mereka berdua tampak murung.” Batin Nayeon.
“Apa karena aku dan Tzuyu tadi mereka jadi bertengkar.” Batin Chaeng.
“Pasti sesuatu telah terjadi hingga wajah mereka tidak ceria seperti kemarin.” Batin Jihyo.
“Aku harus memperhatikan kedua leher mereka.” Batin Sana.
“Kenapa tampang kalian seperti baru melihat hantu saja?” Tanya Jeongi saat melihat wajah member satu persatu.
“Wajah kami biasa-biasa saja, cuma perasaan Unnie saja jika wajah kami seperti kaget karena melihat sesuatu, iya, ‘kan Tzuyu?” Ucap Jihyo sembari tersenyum lebar.
“Melihat apa maksud kalian?” Tanya Jeongi heran namun dia sudah mengantisipasi jawabannya.
“Wah jeongyeon-ah kamu benar-benar melakukannya dengan pintu terbuka.” Ucap Nayeon.
“Uhuukk...uhuukk....!!” Mina langsung batuk saat dia sedang minum.
“Sayang kamu tidak apa-apa?” Ucap Jeongi sembari mengelus punggung Mina.
“Aku tidak apa-apa Unnie.” Balas Mina.
“Ohh ternyata mereka tidak sedang bertengkar.” Batin Nayeon lega.
“Yaak maknae apa yang kalian berdua katakan tadi tentang kami?” Tanya Jeongi dengan wajah seriusnya.
“A-aku...aku tidak mengatakan apa-apa, coba tanya Tzuyu?” Ucap Chaeng ketakutan sembari berpura-pura membaca buku menu.
“Yoda-yah....!!” Ucap Jeongi sembari menoleh ke arah Tzuyu yang tengah asyik memakan rotinya.
“Iya...iya...aku tadi yang mengatakan kepada para Unnie bahwa saat aku dan Chaeng masuk ke kamar Mina Unnie, kami berdua melihat Mina Unnie tengah asyik men....hhmpft....
“Yaak sayang diam.....” Ucap Sana sembari membekap mulut Tzuyu.
“Aahh yoda memang tidak bisa tutup mulut.” Ucap Jeongi pasrah.
“Salah kalian berdua kenapa pintu kamar terbuka lebar, dan sangat asyik menikmati sesi sensual kalian, apa jadinya jika dua maknae tidak datang, pasti kalian akan bercinta habis-habisan dengan pintu terbuka.” Ucap Nayeon sembari menggelengkan kepalanya.
“Dan jangan salahkan para maknae kita.” Bela Jihyo menambahi, Mina pun memerah malu mendengar itu semua.
“Namanya juga rindu hehe.” Kekeh Jeongi sembari merangkul kan tangannya ke bahu Mina.
“Sana-Chan apa yang kamu liat?” Ucap Mina karena dari dia datang, Sana selalu memperhatikan bagian leher Mina.
“Aku hanya penasaran saja apakah Jeongyeon Unnie banyak meninggalkan noda merah di lehermu?” Ucapnya santai sembari masih melihat ke arah leher Mina.
“Apakah hal ini saja yang kalian perhatikan.” Ucap Jeongi.
“Tentu saja Jeongyeon-ah, kami hanya ingin tau saja siapa di antara kalian yang banyak meninggalkan noda kemerahan ataupun tidak satu pun noda.” Ucap Nayeon yang juga melihat-lihat.
“Dan ini uang taruhan kalian?” Ucap Jeongi menunjuk ke tengah meja yang ada beberapa lembar uang. Yang bertaruh pun menganggukkan kepala secara bersamaan.
“Baiklah, siapa yang menang harus membagi 50 persen untukku oke.” Ucap Jeongi.
“Yaak Unnie kenapa jadi ikut-ikutan seperti ini.” Protes Mina.
“Tidak apa-apa sayang ini hanya seru-seruan.” Ucap Jeongi.
Mereka yang ikut bertaruh pun mulai melihat kedua leher pasangan itu dengan cermat dan saksama dengan mendekatinya, setelah di lihat-lihat ternyata baik Jeongi maupun Mina sama-sama tidak meninggalkan noda di leher. Keriuhan pun terjadi saat Nayeon memenangkan taruhan itu dan sebagian uang taruhan dia bagi ke Jeongi.
Lalu mereka bersembilan mulai saling melancarkan candaan dan ledekan terutama untuk Mina dan Jeongi yang menjadi sasaran empuk mereka di pagi ini. Alhasil wajah mereka berdua menjadi sangat merah seperti udang yang di rebus. Tidak ada yang membahas tentang berita yang beredar di dunia maya, mereka seolah-olah lupa akan hal itu.
Tidak lama kemudian.....
Kring...
Kring...
Kring...
“Halo siapa ini?” Ucap Jeongi, karena nomor itu asing dan dari luar negeri. Para member langsung terdiam bersamaan dan ingin ikut menyimak.
“Jeongyeon-ssi, saya perwakilan dari Pledis Entertainment hanya ingin mendengar langsung dari nona apakah benar nona memiliki hubungan dengan Mingyu?” Tanya seseorang di ujung telepon.
“Tentu saja tidak ada hubungan apa-apa antara saya dan Mingyu, kami hanya bertemu secara tidak sengaja semalam saat aku sedang menunggu seseorang di restoran itu, dia memintaku untuk menemaninya makan saja. Katakan padanya juga jangan membuat statement yang tidak-tidak tentang semalam, kami hanya makan dan berjalan di tepi sungai Han sambil mengobrol dan itu tidak lebih tuan.” Jelas Jeongi tanpa basa basi sembari memegang tangan Mina dengan erat di pahanya.
Member lain dan Mina pun ikut tersenyum dengan penjelasan Jeongi ini, penjelasannya cukup jelas bagi mereka dan tidak perlu di pertanyakan lagi setelah ini.
“Baiklah kalau begitu saya mewakili agensi meminta maaf kepada nona bahwa Mingyu berbohong tentang hubungan kalian, saya akan menghubungi manajer kalian sekarang juga dan mengeluarkan statement di media bahwa berita itu tidaklah benar, sekali lagi saya meminta maaf atas ketidaknyamanan ini.” Ucap orang itu. Dan tidak lama kemudian sambungan telepon pun terputus.
.
.
.
.
.
“Kamu sudah mendengar apa yang aku katakan Minari?” Ucap Jeongi pelan sesaat dia menutup sambungan itu, namun masih bisa di dengar oleh member yang lain.
“Iya aku mendengarnya sayang.” Ucap nya sembari tersenyum manis.
“Apa aku harus menjelaskan lagi kepadamu tentang kejadian semalam?” Ucap Jeongi.
“Ada sayang...”
“Apa?”
“Tentang Mommy kita?” Batin Mina.
Diam...
Diam...
Diam...
“Kenapa Unnie tidak mengangkat telepon dariku?” Tanya Mina, yang mengabaikan isi hatinya.
“Ponselku tertinggal di mobil Mingyu saat kami berjalan di tepi sungai Han, hanya itu alasanku dan aku tidak melakukan hal yang lain. Apa kamu percaya kepada Unnie hmmm?” Ucap Jeongi sembari mengecup mesra tangan Mina.
“Tentu saja aku mempercayai Unnie.” Ucap Mina dan membalas kecupannya ke tangan Jeongi.
“Ehem...Ehem...apa kami hanya menjadi penonton setia dan pendengar dari kemesraan kalian berdua?” Ucap Nayeon, dan member yang lain mengangguk secara bersamaan sambil memandang ke pasangan itu.
“Iya kalian adalah saksi kerja kerasku untuk mendapatkan Mina kembali, kalian semua mendukungku selama ini dan itu sudah cukup bagiku.” Ucap Jeongi dengan senyum lebarnya.
“Hiks...kata-kata Jeongyeon Unnie membuat mataku berkaca-kaca.” Ledek Tzuyu sembari berpura-pura menangis.
“Yaak!! Yoda awas kamu nanti.” Ucap Jeongi dan semua member pun tertawa.
Dan setelah sarapan, mereka langsung latihan di hari pertama mereka di Jepang. Sebelumnya Jeongi di panggil oleh para manajer untuk menjelaskan perihal berita itu. Ada satu hal yang masih mengganjal di hatinya saat ini, tentu saja tentang Sugar Mommy, banyak hal yang akan dia tanyakan perihal pertemuan Mina dan pengacara itu, tapi sementara waktu masih dia kesampingkan karena dia harus konsentrasi dengan konser mendatang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di tempat lain dan waktu yang sama....
“Semalam pulang jam berapa?” Tanya Ji Eun sembari memakan sarapannya tanpa melihat ke arah kekasihnya.
“Ohh...a-aku pu-pulang hampir tengah malam...i-iya hampir tengah malam.” Jawab Joo Young tergagap dan sangat gugup. Otomatis Ji Eun menghentikan makannya seketika.
“Kenapa kamu menjadi gagap seperti itu? Apa ada yang kamu sembunyikan dariku sayang?” Tanya pengacara itu, dan membuat Joo Young semakin gugup dan pucat pasi.
“Hahaha...tentu saja tidak sayang, aku hanya kelelahan saja semalam dengan pertemuan beberapa model ku yang akan terbang hari ini ke Kanada.” Jawab Joo Young sembari minum melupakan kegugupannya.
“Benarkah? Lalu ini apa?” Ucap Ji Eun sembari memperlihatkan sesuatu di tangannya yang dia pegang.
“Uhuukk....uhuukk.....” Joo Young pun terbatuk saat melihat benda yang di pegang pengacara itu.
Diam...
Diam...
Diam...
Diam...
“Yang aku tau kamu tidak mempunyai sapu tangan seperti ini dan wanginya sangat asing bagiku.” Ucapnya lagi sembari berdiri mendatangi kekasihnya dan mulai mengintimidasi lawan bicaranya, yang sudah seperti berhadapan dengan lawannya di persidangan.
Diam...
Diam...
Diam...
“Jawab sayang, ini punya siapa?” Ucap Ji Eun sembari bersedekap dada dan menggantung sapu tangan itu dengan satu tangannya.
“Sa-sayang kenapa kamu memperlakukan aku seperti seorang penjahat?” Tanya Joo Young gugup tanpa menatap kekasihnya.
“Jawab saja aku tidak akan marah kepadamu!!” Teriak Ji Eun.Braak.....
“Kenapa kamu meninggikan suaramu, hanya karena sapu tangan ini kamu se enaknya saja berteriak di hadapanku!!” Balas Joo Young sembari memukul meja dan juga meninggikan suaranya sambil berdiri.
“Kenapa kamu marah, aku cuma bertanya dan kamu tidak menjawabnya!!” Teriak Ji Eun membalasnya.
“Apa itu penting ini punya siapa?” Ucap Joo Young yang masih meninggikan suaranya.
“TENTU SAJA ITU PENTING KARENA SUDAH BEBERAPA KALI AKU MENEMUKAN SAPU TANGAN SEPERTI INI DENGAN WANGI YANG SAMA PERSIS DI SAKU MANTEL MAUPUN KEMEJAMU!!”To be continued .....
Hai....kalian suka ga dgn Season 2 yg isinya ga terlalu panjang seperti ini? karena aunty baca ulang di Season 1 tuh isinya panjang², dan itu sangat bosan dan kadang aunty ketiduran wkwkw....
Aunty g tau pasti kalian tu tipikal reader yg kek mana, yg jelas aunty tau ada sebagian yg suka panjang² kek asap kereta dan ada yg suka pendek, padat dan jelas.Udah ah hehe...
Ur Mom and ur Aunty 🐼🌹🦁
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Never Ending ( Season 2 ) 💞🌹
FanfictionWARNING CONTENT !!! 🔞 THIS IS POLYAMORY RELATIONSHIP !!!👰👰👰 "Dia semakin cantik dengan rambut panjangnya." "Bukankah itu Joo Young Unnie, untuk apa dia berada di sini?" "Mommy...aku sangat merindukanmu."