Levi masih terus dalam posisinya sejak Hanji keluar, 15 menit yang lalu. Levi memandangi perumahan di depannya dari balik jendela kayu tersebut. Matanya menangkap sosok yang tidak asing baginya, Petra.
Akhir-akhir ini ia merasa bahwa dirinya terlalu memperhatikan gadis tersebut. Tapi, sejauh ini yang Levi inginkan adalah Petra, Eld, Oluo, dan Gunther berada dalam tingkatan yang sama dengannya saat bertarung, ia ingin semua rekan timnya bekerja dengan maksimal, tentu saja ada alasan lain dibalik itu semua, alasan yang hanya Levi pendam seorang diri.
Sosok Petra kini menghilang dari pandangannya, entah pergi kemana gadis tersebut. Levi hanya terus memikirkan cara untuk menjaga Eren, berjaga-jaga kalau saja ia hilang ataupun melarikan diri setelah menjalani penelitian bersama Hanji.
Tidak hanya itu, pikirannya terus bermain-main, layaknya mengabsen setiap masalah dan rasa gundah yang Levi dapatkan, rasanya bercampur aduk. Belum lagi ia mendapati surat di dalam saku celananya. Ini adalah surat terakhir yang diberikan oleh Nanaba untuknya, dikirim 1 tahun lalu, pasca kecelakaan yang menimpanya saat itu.
Ia membolak-balikkan surat tersebut, kemudian ia mencium bau surat tersebut. Ia yang sekarang terlihat seperti Psikopat jahat bukan?
"Bau ini... Celanaku, tentu saja"
Levi berjalan menghampiri meja yang tak jauh dari jendela, mengambil secangkir teh yang sudah dingin karena ia anggurkan sedari tadi.
"Lain kali aku harus mengajarkan pada si kacamata tebal itu cara membuat teh yang benar"
~~~
Keesokan harinya, Petra bersama rekan tim lainnya bersiap untuk melatih para prajurit baru. Mereka semua telah berkumpul dan berbaris rapi, Petra menatap satu per satu wajah prajurit tersebut. Di akhir barisan, ia melihat seorang wanita dan laki-laki yang dirasa sangat mirip pikirnya, apakah mereka kembar? Petra yang penasaranpun datang menghampiri mereka
"Namamu?" Tanya Petra
"Siap! Namaku Armin Arlert!"
"Dan.. Kau?"
"Siap! Hi- Krista!"
"Jangan bilang kalian adalah sepasang kaka beradik?" Tanya Petra lagi
Keduanya saling bertatap, hingga akhirnya mereka kembali menatap Petra.
"Maaf, Tapi kami sama sekali tidak memiliki hubungan darah" Jawab Krista
"Ah begitu, baiklah. Aku hanya merasa kalau kalian terlihat sangat mirip, kalau begitu semangat untuk hari ini!" Petra memberi semangat pada keduanya
Kemudian keduanya memberikan Salute, "Haik! Kami akan berjuang!"
Petra kembali pada barisannya bersama Gunther,Oluo, dan Eld. Hingga akhirnya misi pelatihan prajurit barupun dimulai.
Mereka bersiap dan mengambil alat 3D M nya dan pisau cutternya.Mereka berlatih hingga sore hari tiba, membuat mainan kayu sebesar titan dengan busa pada bagian tengkuknya dirasa cukup sebagai bahan pelatihan untuk prajurit baru.
Untuk sekelas prajurit baru, Petera merasa mereka cukup tangguh menggunakan alat 3D M nya sendiri, beberapa prajurit berhasil merobek tengkuk mainan kayunya, ada pula yang sama sekali tidak menyentuhnya. Semuanya selalu Petra amati.
'Jika saja Eren bisa mengikuti pelatihan ini, ah benar juga, bagaimana penelitiannya hari ini dengan Hanji-san ya?' Batin Petra
"Cukup! Pasukan Elite berpindah posisi!" Teriak seorang wanita
Petra mencari sumber suara tersebut, ia mendapati seseorang yang bersama Kaptennya kala itu, ialah Nanaba.
"Terima kasih untuk hari ini, sekarang biarkan kami yang menggantikan kalian" Wanita itu seperti memberikan aba-aba padanya
Petra yang kebingungan akhirnya tersadarkan oleh Eld yang menepuk sebelah pundaknya, "Oi, pekerjaan kita sudah selesai, biarkan pasukan inti yang mengurus sisanya"
Jadi dalam pelatihan kali ini, Pasukan Elite bekerja sama dengan Pasukan Inti. Mungkinkah ini yang coba Gunther katakan kemarin?
"Terima kasih, kalau begitu kami pamit" Ucap Oluo
Petra masih terus menatap Nanaba, hingga sosoknya hilang tertutup oleh pepohonan yang menjulang tinggi ke atas.
'Rasanya aku semakin mengenalnya, walaupun sama sekali tidak se-intens itu' batin Petra lagi
Petra teringat akan luka yang Oluo dapati, "Oluo, bagaimana lukamu?"
"Tenang saja, aku benar-benar sehat sekarang!" Tegasnya
"Syukurlah kalau begitu"
"Ngomong-ngomong, sampai kapan kita akan terus disini? Maksudku di dalam tembok" Tanya Gunther
"Entahlah, jika Kapten menitah kita untuk pergi, tentu saja itulah saatnya" Jawab Eld
"Aku mulai merindukan suasana di luar tembok" Celoteh Gunther
"Tidak.. Tidak.. Keselamatan kita tidak terjamin 100%, kau tahu itu" Oluo menolak argumen yang Gunther berikan
"Cih dasar penakut"
"Apa kau bilang?!"
"Penakut"
"Oh kau ingin satu gigimu terlempar keluar dari rahangmu? Ayo sini kemari!" Oluo menarik kerah baju Gunther
"Hei hentikan... Kalian bisa tertabrak pohon nanti!"
"Biarkan saja, Petra. Huft... Merepotkan sekali" Eld tampak pasrah
Petra masih terus menatap pergelutan diantara keduanya, ia berharap Levi disini untuk melihat keduanya bergelut, mungkin mereka berdua sudah mati di tendang olehnya.
Xixi hai lagi ~ double chapter gais~ nee nee gimana ni malem minggu kalian? Jalan atau nonton anime ni??
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE [LEVI X PETRA] {END}
ФанфикPetra, Petra Ral. Ialah seseorang yang tangguh, kuat, juga pandai. Ia berhasil masuk ke dalam salah satu Pasukan Elit bersama dengan rekan-rekannya. Menjadi Pasukan Pengintai memanglah bukan hal mudah, apalagi di usianya yang masih belia. Ia berani...