#13 Merajuk

744 100 4
                                    

"Matahari sudah hampir tenggelam, kapan Kapten tiba? Apa dia baik-baik saja?" Ucap Eld sembari menyentuh kaca sebuah jendela, rupanya ia sedang mengkhawatirkan Kaptennya

"Dia pasti baik-baik saja, percayalah. Dia Levi" Jelas Hanji seraya memainkan sendok dan garpunya dan mulai melahap karenya lebih dulu

"Hujan mulai turun" Eld melihat butiran air yang mulai berjatuhan dari langit

"Hujan? Apa aku harus menyusulnya?" Ucap Gunther

"Tidak, tenang saja. Kapten pasti kembali" Petra nampak cemas, semuanya tengah menunggu kedatangan Levi untuk makan malam bersama.

Oluo nampak meraba meja kayu di hadapannya, "Kenapa dia selalu saja terlambat untuk makan bersama, aku ingin sesekali bercengkrama di atas meja ini"

"Tidak harus menunggunya kan? Jika kalian lapar, makan saja" Ucap Hanji

"Apa ini di izinkan?" Eren mulai meraba perutnya

"Tidak masalah, aku akan menunggunya. Mungkin sebentar lagi ia datang" Petra masih enggan memakan karenya jika tidak bersama Kaptennya.

"Aku tidak bisa makan jika terus memikirkannya" Kemudian Eld mulai melihat Blackie dari balik jendela, Kaptennya bersamanya.

"Itu dia! Kapten telah tiba!"

Diluar base, Levi tengah mengaitkan tali kudanya. Berlari memasuki base dengan keadaannya yang basah kuyup.

Semua orang nampak memandangi Levi yang baru saja memasuki ruang makan bersamanya, "Hujannya datang tiba-tiba" Ucapnya

"Kapten! Kami sudah menunggumu, ayo kita makan" Eren kini siap dengan sendok dan garpunya

"Kalau begitu aku dan moblit masih harus mengurus beberapa hasil penelitianmu, Eren. Kami duluan, terima kasih hidangannya. Levi cepat ganti pakaianmu, tubuh atletismu bukan konsumsi yang baik untuk gadis seperti Petra"

Pipi Petra memerah, "T-terima kasih, Hanji-san!" Kemudian ia membungkuk padanya

Levi berjalan menuju kursinya dengan kaki kirinya yang pincang. Beberapa kadet menyadari hal tersebut, termasuk Petra. "Kapten, ada apa dengan kakimu?"  Tanya Petra

"Sedikit terkilir"

"Izinkan ak-"

Belum sempat Petra menyelesaikan ucapannya, Levi telah lebih dulu memotongnya, "Petra ini saatnya makan"

"B-baik, Heichou"

Akhirnya mereka semua tengah melahap kare buatan Eren dan Petra, jangan ragukan soal rasa, Petra selalu juara.

Setelah dipastikan seluruh piring kosong, para kadet merasa penuh dengan porsi kare yang banyak, bahkan masih ada sisa kare untuk besok pagi.

"Oi, aku akan mengatakan sesuatu"

Semua kadet mulai menatap Levi serius

"Besok, teman-temanmu akan datang kemari. Berjaga-jaga kalau saja kau akan di culik oleh titan berakal lainnya" Ucap Levi sembari menatap Eren

"Maksudmu, para prajurit baru, Kapten?" Tanya Oluo

"Hn"

Petra nampak senang mendengar berita tersebut,"Wah, base ini akan semakin ramai saja" 

"Aku belum selesai"

"..."

"Berlatihlah lebih keras. Buat diri kalian jauh lebih kuat dari sebelumnya"

"Memangnya ada apa, Kapten?" Tanya Gunther

"..." Levi seperti hendak menjawab namun rasanya ia juga ragu

Levi hanya menatap piring kosong di hadapannya, masih menimang-nimang hal yang akan ia ucapkan selanjutnya

"Aku tidak ingin suatu saat kehilangan kalian"

Sontak seluruh kadet terkejut, terkecuali Petra yang malah mengukir sebuah senyuman pada wajahnya. Jarang sekali Kaptennya berkata hal semacam itu. Akhirnya Kaptennya sudah mulai terbuka sedikit demi sedikit, hal itu tentu sangat menyentuh hati para kadetnya.

Seluruh kadet memberikan salute pada sang Kapten, "Haik, Heichou!"

"Bagus"

~~~

Levi sedikit meregangkan tubuhnya diatas sofa, kakinya yang terkilir sedikit menghambat pergerakannya. Butuh waktu lama hingga kakinya kembali normal

Kemudian, ia mendengar langkah kaki dari luar kamarnya

Tok... Tok... Tok...

"Hn, masuk"

"Kapten..."

Rupanya Petra datang berkunjung, bukan berkunjung, lebih tepatnya menjenguknya.

"Aku membawa salep milik Hanji-san"

Levi menatap tangan Petra yang tengah membawa sebuah wadah berbentuk lingkaran yang ia sebut-sebut sebagai salep

Kemudian Petra mulai mendekatinya, terduduk di bawah sofa karena posisi seperti ini lebih memudahkannya untuk mengobati kaki sang Kapten, "Izinkan aku"

"Tak perlu meminta izin"

Kemudian Petra mulai meraba pergelangan kaki Levi,"Bagian mana yang terasa sakit?"

"Tidak ada"

"Kapten... Bagian mana?"

Levi menarik jari Petra, menuntunnya menuju letak rasa nyerinya. Tidak jauh dari mata kaki.

"Disini?"

"Hn"

Kemudian Petra mulai mengolesinya sedikit demi sedikit dengan salepnya. Terasa sedikit panas, namun Levi tentu dapat menahannya.

Petra tengah mengolesi kakinya, tiba-tiba Levi menyempilkan beberapa helai rambut tipis Petra pada telinganya karena dirasa menghalangi pemandangan indah di hadapannya. Petra pun terkejut atas tindakan yang Levi lakukan.

Petra menatap Levi, sedangkan Levi hanya menaikkan sebelah alisnya, Petra kembali memalingkan wajahnya yang mulai memanas.

"Kapten ini, ceroboh. Kenapa bisa terkilir seperti ini. Lain kali tolong lebih berhati-hati, huh" Setelah selesai mengolesi kakinya, Petra bergegas pergi meninggalkan Levi sendirian di ruangannya dengan wajah cemberut dan juga merahnya, jangan pikir Levi tidak menyadari hal itu

Levi menatap kepergian kadet kecilnya. Entah mengapa rasanya sangat menggelikan, ini pertama kalinya Petra cemberut seperti itu.

"Omoshiroi"

Double uppppppp~ yehet~ selamat sore teman-teman, disini hujan. Disana hujan tidak? Atau hujannya di pipi? Waduuu (ಥ ͜ʖಥ) anyway jangan lupa kerjain tugas kalian ya jangan keasikan baca wattpad~ see u~



I HOPE [LEVI X PETRA] {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang