Petra masih terus mengurung diri, ia berhasil kabur, namun suara ketukan dari pintunya masih terus terdengar jelas.
Tok.. Tok.. Tok..
"Petra, aku tahu kau di dalam sana. Cepat keluar ini perintah!"
Petra masih terus bersandar pada dinding kamarnya, mulai melesat kebawah hingga ia terduduk di lantai sembari menutupi kedua telinganya.
Ia takut, Kaptennya benar-benar akan menendangnya keluar dari base ini. Menitahnya untuk kembali ke dalam tembok dan melepas seragam prajuritnya, ia tahu tindakannya sudah kelewatan.
"Petra!"
Levi masih terus memanggil namanya sambil sesekali mengetuk kasar pintunya.
Tak lama kemudian, Petra tidak lagi mendengar suara Kaptennya atau sekedar ketukan pintunya. Petra pikir mungkin Kaptennya sudah menyerah, akhirnya ia merasa sedikit lega.
Ia mulai mengatur nafasnya, menghapus sisa-sisa air matanya yang mulai mengering. Namun ia terkejut dengan suara keras yang berasal dari pintu kayunya.
Nampaknya Levi menendang pintu kayu tersebut hingga sebagian engselnya terlepas. Petra terkejut bukan main, ia kembali mematung, menatap Kaptennya yang kini berjalan menghampirinya.
Badannya bergetar, air matanya kembali membasahi pipinya, kali ini Petra sudah pasrah dibuatnya. Ia meremas keras ujung seragamnya.
Levi semakin mendekat, hingga akhirnya ia tepat berada di hadapannya. Petra sudah siap jiwa dan raga kalau-kalau memang Kaptennya akan menghajarnya.
Namun yang ia dapati hanyalah sentuhan halus pada ujung matanya, rupanya Levi tengah menghapus sisa air matanya.
Tidak ada yang bersuara, semuanya penuh keheningan, Petra kembali memejamkan matanya, dadanya terasa sakit, namun sentuhan yang Levi berikan sedikit menghangatkan hatinya.
Tiba-tiba Levi menarik tubuh kecil Petra ke dalam dekapannya, Petra yang terkejut dengan aksi yang Kaptennya lakukan hanya bisa terdiam seribu bahasa.
"Maaf" Itulah kata pertama yang Levi ucapkan
Levi masih terus memeluk kadet kecilnya, membiarkannya terjatuh dalam dekapannya lebih lama. Petra yang tak kuasa menahan air matanya, kini kembali meneteskannya, tangisannya lebih besar dan lebih kencang dari sebelumnya.
"Hiks... Kenapa... Kapten berkata... Hiks... Seperti itu... Hiks..."
Levi tidak menjawabnya, ia masih terus mengelus pelan punggung Petra dan rambutnya.
"Aku... Hiks... Tidak menyukainya... Hiks..."
"..."
"Kenapa... Kau tidak... Hiks... Menjawabku... Hiks..."
Merasa tidak di tanggapi, Petra mencoba melepaskan dirinya dari dekapan Levi, namun Levi masih terus memeluknya seakan melarangnya untuk melepasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE [LEVI X PETRA] {END}
FanfictionPetra, Petra Ral. Ialah seseorang yang tangguh, kuat, juga pandai. Ia berhasil masuk ke dalam salah satu Pasukan Elit bersama dengan rekan-rekannya. Menjadi Pasukan Pengintai memanglah bukan hal mudah, apalagi di usianya yang masih belia. Ia berani...