#15 Not A Lemon Tree

741 95 6
                                    

4 hari telah berlalu semenjak kedatangan para prajurit baru. Mereka berlatih seharian penuh, juga penelitian Eren yang masih terus berlanjut lamban karena belum ada perkembangan yang signifikan.

Luka terkilir pada kaki Levi tempo lalu pun sudah mulai membaik, karena Petra rutin memberinya salep walaupun sebenarnya Levi sangat enggan menggunakan salep yang Hanji berikan itu, namun Petra pasti akan mengamuk jika Levi menolaknya.

Siang itu matahari tampak bersinar terik, nampaknya dua prajurit tengah bersembunyi dibalik pohon besar. Udara sejuk menemani keduanya, tidak peduli dengan keberadaan pasukan lainnya, yang pasti dunia rasanya milik mereka berdua.

"Kapten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapten... Aku mengantuk"

"Tidurlah" Levi masih terus membelai lembut rambut Petra

Angin berhembus menerpa tubuh keduanya, rumput dan daun ikut menari seakan angin membawa irama bersamanya ke kanan dan ke kiri.

Tak lama kemudian, Petra mulai terpejam, meninggalkan semua yang ada pada dunia nyata dan membawanya masuk ke dalam alam bawah sadarnya.

Levi sedikit mencondongkan tubuhnya, sekedar memastikan apakah gadis hazelnut ini benar-benar tertidur atau tidak. Tapi Petra memang tertidur di sana. Kemudian Levi mendengar suara langkah kaki dari balik pohon.

"Mikasa kemarilah!"

Levi tidak menghiraukan kedatangan keduanya

"Ada apa, Ereh?"

Eren nampak menyelipkan bunga berwarna putih di sela-sela telinga Mikasa.

Pipi Mikasa memerah sempurna

Kemudian Eren tampak menyadari adanya Levi dan Petra dibalik pohon tersebut. Eren bergegas menarik tangan Mikasa untuk menjauh dari tempat itu.

"M-Mikasa, kurasa Armin telah menunggu kita disana"

"Ah, tentu"

Kemudian keduanya meninggalkan tempat itu.

Padahal Levi sudah siap kalau-kalau mereka memergokinya yang tengah berduaan dengan Petra disaat yang lain sedang sibuk melakukan banyak hal.

Levi masih terus memandangi Petra. Hingga akhirnya Levipun ikut terlelap dibawah pohon besar tersebut. Angin terlalu mendamaikan suasana saat itu.

~~~

"Dimana Levi?"

"Anu... Kami tidak melihatnya, Hanji-san"

"Yaampun, ini situasi genting. Erwin mengirim surat"

"Mungkin sebentar lagi akan kembali" Ucap Eren, sebenarnya Eren tahu bahwa Kaptennya tengah terduduk di bawah pohon bersama Petra, namun ia lebih memilih untuk tidak mengatakannya

"Eren, aku akan mengatakan ini sekali dalam seumur hidupku, kemarilah"

Hanji membawa Eren sedikit menjauh dari prajurit lainnya, rupanya obrolannya bersifat privasi.

"Eren, aku masih tidak paham cara kerja titan di dalam tubuhmu. Tapi Erwin bilang kita harus memancingnya keluar dari sarangnya"

"Jadi, apa yang harus aku lakukan? Hanji-san?"

"Besok, Erwin akan datang kemari. Kemudian kami akan membentuk format berisi strategi dan juga pembentukan satuan tim penjaga"

"Untuk apa itu semua, Hanji-san?"

"Untuk membuat formasi penjagaan ketat padamu. Kau akan di tempatkan bersama pasukan Elite"

Eren terdiam. Misi yang di lancarkan demi keselamatan hidupnya, ia tidak menyukai hal ini.

"Tapi... Hanji-"

Hanji mencengkram erat bahu Eren, "Tidak ada penolakan, aku tahu apa yang berusaha kau katakan. Tapi ini semua bukan hanya untuk dirimu, jangan salah sangkal, ini demi kelangsungan hidup umat manusia"

Eren kembali mematung, ia merasa berat hati menerima semuanya. Terlebih lagi bersama pasukan Elite, ia tidak ingin merepotkan orang-orang penting seperti mereka, umat manusia membutuhkan orang-orang hebat seperti mereka. Belum saja menjalankan misinya, Eren sudah banyak berpikir yang tidak-tidak, ini hanya ketakutan alaminya yang ia rasakan. Dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri yang sama sekali tidak melakukan apa-apa, bahkan penelitianpun belum menghasilkan apa-apa hingga saat ini karena kebodohannya.

"Yosh! Jangan terlalu di pikirkan, sekarang kembali lah kesana" Hanji mendorong punggung Eren, membiarkannya sedikit mengambil nafas, setidaknya untuk malam ini.

Dilain sisi, Petra dan Levi masih berada dibawah pohon besar diluar area yang tak jauh dari base mereka. Petra sedikit mengerjap-ngerjapkan matanya, terbangun akibat kupu-kupu yang hendak mendarat pada hidung kecilnya, kemudian ia melihat Kaptennya yang masih tertidur beralaskan batang pohon besar.

Petra menyentuh pelan pipi sang Kapten, berharap aksi yang ia lakukan tidak mengganggu tidur pulasnya. Namun, sepertinya Levi menyadari keberadaan jari halus di pipinya.

"Eh? Apa aku mengganggumu?"

Levi tidak menjawab, ia menggenggam jari-jari lentik Petra, kemudian membawanya menuju bibirnya, Levi mencium punggung tangan Petra. Petra terkejut dibuatnya, semburat merah mulai bermunculan.

"Kapten selalu saja melakukan hal-hal yang merepotkan jantungku" Ucap Petra di sela-sela rasa gugupnya

"Kita harus segera kembali" Levi menarik Petra untuk segera bangkit dari posisinya. Kemudian mereka berjalan kembali menuju base

"Kapten... Kira-kira apa yang akan kita lakukan besok ya?"

"..."

"Apa mungkin memotong kayu? Atau berburu?"

"Ntahlah"

"Aku harap besok kita akan terus bersama, hingga besoknya, besoknya, dan besoknya lagi..."

"Hm, perhatikan jalanmu"

"Ay ay Kapten!"

Ciao, hmmmmmmmm aku telat up karena ada suatu alasan yang cukup menggangguku... Jadi... Yah untuk hari ini segini dulu ya, besok-besok sudah masuk ke dalam part menegangkan~ see yaaa

I HOPE [LEVI X PETRA] {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang