"Oi... Oi... Kenapa kau terus saja mendorongku?"
"Kapten sedang sibuk, lebih baik aku berinisiatif melakukannya tanpa menunggu perintah atau izin kapten" Tegas Oluo yang terus saja mendorong Petra menjauh dari balkon tersebut
"Tapi Oluo, apa kau tahu wanita itu?"
"Kenapa kau? Penasaran?"
"Aku hanya bertanya! Baka!" Petra melangkah kasar, meninggalkan Oluo yang berada di belakangnya
Melihat respon rekannya yang sedikit mengamuk, Oluo berlari dan menyamakan langkahnya dengan Petra
"Kau sedang datang bulan ya?"
Petra menghela nafas, sejujurnya ia sedang tidak datang bulan, tapi entah mengapa Oluo terlihat begitu menyebalkan saat ini.
"Tidak"
"Kalau kau memang penasaran, ia Nanaba. Kurasa ia teman dekat Kapten" Jelas Oluo
"Bagaimana kau tahu?"
Oluo mengangkat bahunya, "Entahlah, insting"
Petra samar-samar teringat akan sesuatu.
"Petra"
Nanaba adalah nama yang tidak asing baginya.
"Petra"
Meskipun ia sendiri sama sekali tidak mengenal wanita tersebut.
"Oi Petra"
Petra mencoba mengingatnya,sampai akhirnya lamunanya terbuyar.
"Oi Petra Ral!"
"Ha? Ada apa?"
"Apa yang kepala kecilmu pikirkan? Ayo cepat jalan"
Benar, ia akan kembali ke asrama secepatnya. Disamping itu Oluo, Gunther dan Eld harus membantu memindahkan Katrol.
Petra berjalan melawan arah diantara banyaknya orang yang berlalu lalang. Ia hampir sampai. Belum sempat ia melangkah memasukinya, terdengar seorang lelaki yang menyebut namanya.
"Petra"
Petra mengenali pemilik suara ini, ia berbalik dan mendapati Kapten mungilnya yang tengah menatapnya sinis.
"Ada apa Heichou?"
"Siapa yang memberimu izin untuk pulang ke tempat ini?"
Sial! Dari awal Petra memang berniat untuk menginap disini, rupanya hari ini bukanlah harinya.
"Eh, aku... Aku tidak..."
"Tugasmu adalah menjaga bocah titan itu, jangan beranggapan jika kau sedang liburan"
"B... Baik Kapten!"
Itu artinya ia harus berdiri sepanjang hari di depan sel besi bersama Eren. Ini akan menjadi pekerjaan yang cukup membosankan.
Petra menyamakan langkahnya dengan sang Kapten, ia tak sengaja mendapati saku celana sang Kapten yang memperlihatkan ujung sebuah kertas. Ah itu adalah surat.
Petra masih terus menatap kertas tersebut. Hingga akhirnya Levi membuatnya terkejut dengan pertanyaan frontalnya.
"Katakan, kau pasti tadi memergokiku saat di balkon, kan?"
"Eh? Ano... Itu... Er..."
"Dia Nanaba, salah satu anggota pasukan inti. Namun, akibat cedera fatal yang ia alami, ia dilarang melakukan misi diluar tembok"
'Jarang sekali Kapten bercerita terus terang seperti ini' batin Petra.
"Emm... Apa ia teman baikmu?" Tanya Petra
"Mungkin"
"Kenapa begitu?"
"Jangan bertanya padaku, aku harus bertanya pada siapa lagi bodoh?"
"B.. Baiklah maaf Kapten" Petra mengutuk dirinya sendiri
Hening merasuki keduanya, hingga tiba-tiba Petra menanyakan hal yang ia anggap sakral bagi Kaptennya
"Apa Kapten pernah jatuh cinta?"
Levi terkejut atas pertanyaan mendadak yang baru saja Petra ucapkan. Petra menepuk-nepuk jidatnya atas kebodohan yang ia lakukan.
"Aku sedang melakukannya"
"Eh?" Petra terkejut
"Sudah sejak lama"
"Kalau begitu lebih baik kau ungkapkan, bukan?"
"Tidak perlu sebuah pengakuan ataupun kata-kata, aku hanya selalu membuktikannya"
"Wah, Kapten... Impressive" Petra terlihat kagum, "Jarang sekali Kapten bersikap terbuka seperti ini, aku merasa spesial"
"Entahlah, jika bersamamu kurasa tak masalah"
Blush! Wajah Petra memerah, sepertinya tingkat percaya dirinya mengalami kenaikan drastis saat ini.
"Sampai... Sekarang cepat lakukan tugasmu" Levi pergi berjalan meninggalkan Petra sendirian di depan pintu besar.
"Ha.. Haik! Semoga harimu menyenangkan Kapten!"
Petra berjalan memasuki ruangan gelap, ia hampir tiba di bawah tanah, hingga akhirnya ia menemukan Eren yang masih terus berbaring diatas ranjang di dalam selnya.
"Hei, kau kembali" Eren tampak menyadari kedatangan Petra
"Tentu, itu tugasku"
"Aku yakin jika bukan perintah dari Kapten Levi, kau pasti tidak ingin melakukannya"
"Well... Memang benar, tapi sudah sepantasnya aku mengemban segala tugas sebagai seorang prajurit, bukan begitu, Eren?" Petra berdiri tepat di depan sel besi tersebut, lalu ia duduk pada lantai yang dilapisi batuan itu, ia sedikit bersantai disana.
"Hei apa yang kau lakukan?" Eren beranjak dari ranjangnya dan terduduk tepat di hadapan Petra, kini jarak diantara keduanya hanya terhalang oleh sel besi tersebut.
"Aku hanya akan sedikit berbincang denganmu, rasanya sangat membosankan jika hanya terus menatapmu kan?"
"Namamu?" Tanya Eren
"Petra"
"Jadi... Petra-san, sepertinya kau dekat sekali dengan Kapten Levi, bukan begitu?"
"Tentu saja dia Kaptenku"
"Maksudku bukan begitu... Kau pikir aku tidak melihatmu dengannya yang saling menggandeng tangan huh?"
"Kau melihatnya? Sial hahaha" Petra merasa dirinya telah tertangkap basah
"Jadi... Ayo ceritakan padaku, tentang Kapten Levi itu. Yang ku tahu hanya sisi kasar dan kejamnya saja"
"Terkadang memang begitu, tapi dilain sisi ia juga manusia biasa, manusia perasa, saat ini pun ia sedang berjuang sendirian"
Eren menyadari sesuatu, raut wajah Petra nampak suram, apa ia membuatnya tidak enak hati?
"Kau... Jatuh cinta padanya ya?"
"Eh?"
Hola hola~ up niiii maaf ya baru up lagi akhir akhir ini aku sibukkk gaiss mohon maapp (ಥ ͜ʖಥ) but i still love u guys jangan lupa tinggalkan jejak~ see u~
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE [LEVI X PETRA] {END}
FanficPetra, Petra Ral. Ialah seseorang yang tangguh, kuat, juga pandai. Ia berhasil masuk ke dalam salah satu Pasukan Elit bersama dengan rekan-rekannya. Menjadi Pasukan Pengintai memanglah bukan hal mudah, apalagi di usianya yang masih belia. Ia berani...