5

336 57 12
                                    

Yifan duduk di kursi study corner yang ada di taman gedung fakultasnya dengan wajah suram. Tangannya ia gunakan untuk membolak-balikan ponsel dengan bosan. Seharusnya hari ini adalah jadwal ia dan grupnya membahas masalah project mereka. Tapi sayangnya, Fumi tiba-tiba saja malah ada konsultasi dadakan soal skripsinya. Alhasil, mau tak mau hanya dirinya seorang yang tersisa kini.

Lalu, bagaimana dengan seorang lainnya? Berbicara mengenai orang bernama Zhang Zhenyuan yang Yifan sendiri bahkan belum pernah melihat wajahnya, ia semalam sudah mencoba mengirimi email agar orang itu datang untuk membicarakan project mereka. Bagaimana ia bisa tau email orang tersebut? Beruntunglah karena email murid di kampus mereka selalu beralamatkan nomor induk mahasiswa, sehingga dengan mudah ia bisa mendapatkannya. Ia juga heran kenapa orang bernama Zhenyuan itu bahkan jarang terlihat datang ke kelas. Mungkin saja ia hanya tidak menyadarinya karena, toh, dirinya juga tidak kenal, jadi tidak begitu peduli.

Beberapa menit berlalu, dan Yifan mulai kesal karena orang yang ditunggunya sama sekali belum menampakkan batang hidungnya.

"Aish! Bener kan anak rebel! Emang paling nyebelin kalau satu kelompok sama anak cowok, tambah lagi yang bolosan gini." gerutunya sambil beberapa kali memukul-mukul meja di depannya.

Peduli amat saat beberapa mahasiswa di sana menoleh ke arahnya dengan kaget bercampur heran. Ia mengeluarkan sebungkus permen jelly dari dalam tasnya dengan harapan moodnya bisa kembali bagus jika mengonsumsi yang manis-manis. Baru saja ia akan memasukkan satu permen ke mulutnya, seorang pria asing tiba-tiba saja sudah duduk di depannya. Mau tak mau ia sontak mengembalikan permen tersebut ke dalam bungkusnya dan menatap heran sosok itu.

"Zhang Yifan?" tanya pria itu sambil tersenyum.

Untuk sesaat Yifan membatu. Sebagai wanita, ia tidak mau munafik karena jujur saja, sosok di depannya ini bisa dibilang cukup tampan dengan rambut hitam dan poni yang disilakan ke belakang. Apalagi kedua manik rusanya yang terasa teduh tapi juga tajam dan dalam.

"Si- siapa?"

"Zhang Zhenyuan. Kita sekelompok, kan?"

'Damn!'

Sedetik kemudian dirinya tersadar. Ia merutuki dirinya sendiri yang nyaris naksir sosok menyebalkan bernama Zhang Zhenyuan ini. Kesalnya lagi, kenapa pula marga mereka bisa sama?

"Oh, jadi kamu si Zhang Zhenyuan itu?" seru Yifan dengan tatapan datarnya.

Ia sesekali menelisik sosok Zhenyuan dari ujung rambut sampai ujung kaki, membuat Zhenyuan jadi merasa heran sendiri melihatnya.

"Kenapa?"

"Apa kau tau kalau kesan pertama itu sangat penting?"

Mendengar itu, Zhenyuan spontan tertawa.

"Ahhhh, aku membuatmu kesal, ya? Ya, maaf, aku terlambat karena tadi ada urusan sedikit, hehe." balasnya.

Yifan hanya memutar bola matanya tidak peduli. Malas juga meladeni orang seperti ini.

"Aku benci orang yang suka datang telat." sarkas Yifan.

"Haha, sudah sering aku mendengar kata-kata seperti itu."

Yifan menatap Zhenyuan dengan tajam. Entah kenapa ia jadi kesal saat mendengarnya. Bukankah itu berarti sosok tersebut sadar kalau dirinya salah, tapi sama sekali tidak punya kesadaran untuk intropeksi diri? Andai saja Fumi ada di sini, sudah pasti Zhenyuan akan menerima kata-kata sarkasme yang pedasnya melebihi cabai jalapeno dari temannya itu. Sayang sekali.

Red Organdy | WenXuan - Zhenyuan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang