7

352 51 14
                                    

Zhenyuan berjalan melewati lorong lantai 3 kampusnya dengan santai. Ia baru saja menyelesaikan kelas malamnya beberapa menit yang lalu, dan kini ia harus menyempatkan diri ke perpustakaan terlebih dahulu demi mengambil buku referensi untuk tugasnya besok. Ia memasuki ruangan penuh buku yang mulai sepi itu. Waktu menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya satu jam lagi perpustakaan akan segera tutup. Ia harus segera menemukan apa yang dicarinya sebelum itu terjadi.

Ia berjalan melewati deretan kursi baca. Sebenarnya ia tidak terlalu memperdulikan beberapa murid kutu buku yang masih setia membaca buku di sana, tapi saat dirinya melewati meja terakhir di ujung dekat rak buku, matanya menyipit karena berusaha mengamati sosok yang nampaknya tak begitu asing. Didekatinya sosok tersebut dengan perlahan. Benar saja, sosok perempuan berambut panjang yang diikat model cepol, tidak salah lagi itu adalah Yifan. Perempuan itu terlihat tengah tertidur dengan lengan sebagai bantal, nampak begitu nyenyak bila di dengar dari deru nafasnya yang teratur. Entah apa yang dilakukannya sampai larut mendekam di perpustakaan, tapi Zhenyuan yang melihat seorang perempuan malam-malam malah tidur di tempat umum begini jadi tergerak untuk membangunkannya.

"Hey."

Zhenyuan mencoba mengguncang-guncangkan bahu Yifan dengan pelan, tapi hal tersebut sama sekali tak berefek.

"Hey, Zhang Yifan." ulangnya.

Kali ini Yifan hanya melenguh sambil membenahi posisi tidurnya. Zhenyuan yang melihat itu hanya bisa merotasikan bola matanya. Perempuan di depannya ini tipe yang sulit dibangunkan, ya.

"Zhang Yifan, woy!"

"HAH!?"

'Akhirnya.'

Yifan terbangun sambil memegangi telinganya. Ya, sebenarnya Zhenyuan baru saja berteriak tepat di telinga perempuan itu. Yifan mencoba mengembalikan nyawanya, dan begitu matanya menangkap visual Zhenyuan, ia sedikit terkejut sampai tanpa sadar memundurkan tubuhnya.

"Loh, ngapain di sini?" tanyanya.

"Seharusnya aku yang nanya, ngapain malam-malam belum pulang, huh? Bahaya tau perempuan pulang larut begini." balas Zhenyuan.

Yifan terdiam. Melihat Zhenyuan yang mendadak perhatian begini entah kenapa membuatnya merinding. Ia bahkan sempat curiga kalau orang yang ada di depannya ini bukanlah Zhang Zhenyuan yang asli. Ia buru-buru menggelengkan kepalanya dengan pelan, dan beranjak membereskan buku-bukunya.

"Sudahlah, aku cuma ketiduran pas lagi bikin draft skripsi." serunya singkat.

"Dasar. Gimana jadinya coba kalau aku tak datang dan menemukanmu?"

Lagi, Yifan terdiam dan menghentikan tangannya yang memasukkan beberapa buku ke tas.

'Zhenyuan kenapa, sih?'

Ia mendongak menatap Zhenyuan. Zhenyuan yang ditatap mendadak begitu hanya menaikkan sebelah alisnya, heran.

"Zhenyuan, kau habis kejedot?"

"Hng?"

"Kenapa mendadak perhatian gini? Bukankah kau biasanya sangat menyebalkan." serunya.

Meski masih heran dengan pernyataan tersebut, Zhenyuan menunjukkan tawa khasnya.

"Asal tau aja, ya, kurasa cuma kau pribadi yang menganggapku menyebalkan. Aku aslinya memang perhatian, tau." balasnya dengan wajah yang begitu percaya diri.

Yifan hanya membalasnya dengan bahu yang mengendik dan kembali membereskan tasnya. Tidak terlalu peduli juga.

"Tapi jangan ge-er, ya. Aku bukannya peduli denganmu, hanya mengingatkan saja kalau perempuan itu tidak seharusnya berkeliaran malam-malam begini. Jadi cepatlah pulang."

Red Organdy | WenXuan - Zhenyuan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang