19

321 35 5
                                    

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian dimana Yifan menampung Zhenyuan di rumahnya, dan sejak bagaimana ia berteriak sambil menangis di depan orang itu tentang betapa ia sangat mengkhawatirkannya. Hal itu membuat Yifan menjadi tidak bersemangat dalam melakukan apapun. Entah kenapa moodnya menjadi sangat buruk sejak itu. Terlebih, setelah ia mendengar pengakuan Zhenyuan kalau sosok itu ternyata hanya menganggapnya sebagai teman kelompok.

Benar, Yifan memang berharap lebih. Tapi harapannya itu langsung ditebas hingga patah begitu saja. Sungguh menyakitkan, itulah yang membuat Yifan semakin enggan melakukan apapun karena semuanya terasa percuma, ia tetap tak bisa melupakannya.

Ia duduk di salah satu meja di perpustakaan. Duduk bertopang dagu dengan wajah yang sangat lesu, membuat Fumi yang juga duduk di depannya menjadi penasaran, khawatir, dan kesal di saat yang bersamaan. Ia juga jadi tak bersemangat melanjutkan research project mereka kalau Yifan belum apa-apa sudah menebarkan aura suram seperti itu.

"Zhang Yifan, apa yang terjadi dengamu?" tanyanya karena sudah tak tahan dengan kesenduan di sekitar mereka.

Yifan mendesah panjang.

"Tak apa-apa, mood ku hanya sedang jelek." balasnya tanpa menatap pada mata Fumi.

"Kau juga tak masuk kelas kemarin lusa. Kau sakit?"

Yifan menggeleng.

"Hanya tak mood melakukan apapun."

Baiklah, Fumi pun memilih menyerah untuk menanyai temannya itu. Alhasil, ia hanya bisa mengangguk, lalu menyibukkan diri dengan buku referensinya, sengaja mendiami Yifan sampai mood temannya itu membaik.

Yifan masih setia melamun. Tapi begitu matanya menangkap sosok Zhenyuan yang tengah berjalan ke arah mereka, ia langsung menegakkan tubuhnya dengan sedikit salah tingkah. Untuk sesaat ia lupa kalau dirinya sekelompok dengan orang itu, yang mana artinya ia seolah sedang masuk ke dalam lubang buaya dengan kemauannya sendiri.

"Hai." sapa Zhenyuan.

Fumi menoleh.

"Oh, hai, Zhenyuan."

Zhenyuan melirik sekilas ke arah Yifan dan tersenyum. Yifan yang melihat itu justru melengos dan langsung mengambil tas selempangnya.

"Aku pergi dulu." serunya sambil beranjak dari sana, meninggalkan ekspresi kaget dan heran Fumi maupun Zhenyuan.

"Hah!? Hey, Zhang Yifan!" teriak Fumi, tapi sama sekali tak digubris.

Cukup sudah. Fumi tak tau lagi harus bereaksi bagaimana. Ia penasaran akan apa yang terjadi pada temannya itu sampai berubah menjadi cukup menyebalkan. Jika memang ada masalah, apa susahnya berbagi cerita? Mereka berdua bahkan sudah sejak SMA menjadi teman dekat. Fumi jadi merasa sedikit tersakiti.

Sedangkan Zhenyuan yang entah kenapa merasa bersalah hanya bisa terdiam di tempat.

'Apa aku membuatnya marah?'


Fumi mendongak menatap Zhenyuan. Melihat raut wajah yang tak biasa, ia jadi merasa kalau akar masalah yang terjadi pada Yifan juga ada pada sosok di depannya itu. Ia menopang dagunya dan menatap tajam ke arah Zhenyuan.

"Hey, Zhenyuan?"

"Hm?"

Zhenyuan mendongak.

"Apa kau tau kenapa Yifan jadi seperti itu?"

Mendengar itu, Zhenyuan tertegun. Haruskah ia mengakui semuanya? Tapi, jika dirinya saja masih ragu begini, bagaimana ia bisa menyampaikan maksud hatinya dengan baik?

Red Organdy | WenXuan - Zhenyuan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang