Suara musik klasik menari-nari memenuhi ballroom yang begitu ramai, berpadu dengan manisnya aroma anggur merah dan merdunya suara tawa orang-orang yang ada di sana. Jangan lupakan beberapa pasangan yang asik menunjukkan betapa lihainya mereka dalam berdansa, berputar-putar dengan anggun di dalam kostum vintage yang terlihat begitu mewah. Jangan lupakan pula terangnya bulan purnama di luar sana yang seolah menjadi hiburan lain sehingga membuat mereka semakin semangat bercengkerama.
"Ingin berdansa bersama?"
Seorang pria yang semula tengah sibuk memutar-mutar gelas winenya kini menoleh, menatap seorang wanita cantik bergaun keemasan yang sudah tersenyum ke arahnya. Beberapa detik ia terpaku oleh kedua pupil mata cantik sang wanita yang tampak kemerahan, sebelum akhirnya ia tersenyum sambil menggeleng.
"Terimakasih, tapi aku sedang menunggu seseorang. Maafkan aku yang telah menolak nona cantik ini." serunya sambil menunduk kecil.
Wanita tadi tertawa, lalu menepuk pelan pundak sang pria.
"Tidak masalah, santai saja. Selamat menunggu, deh, kalau begitu."
"Ah, tunggu."
Pria tadi mengambil segelas wine dari seorang butler yang berdiri tak jauh darinya, lalu memberikannya pada sang wanita.
"Selamat menikmati pestanya." sambungnya sambil mengacungkan gelasnya.
Si wanita kembali tertawa.
"Terimakasih." balasnya.
Ia ikut mengacungkan gelas winenya, sebelum akhirnya berjalan menjauh dari sana.
Setelah kepergian sang wanita, pria tadi kembali mengalihkan pandangannya ke segala penjuru ballroom, memperhatikan satu per satu orang yang ada di sana. Sesekali ia menggigit bibirnya, entah kenapa merasa kesal karena tidak kunjung menemukan apa yang dirinya inginnya. Sejujurnya, ia bukanlah berasal dari kaum terpandang yang setiap waktu pasti datang untuk menghabiskan waktu di pesta besar seperti ini. Hanya saja malam ini berbeda. Bukan, bukan karena bertepatan dengan bulan purnama yang akhirnya muncul setelah beberapa waktu lalu nyaman bersembunyi, melainkan karena ia punya misi untuk dirinya sendiri.
Yaitu menemukan 'dia' yang sempat menolongnya beberapa waktu lalu.
Jujur saja, ia sendiri sebenarnya masih kurang yakin. Ia masih ragu dengan apa yang didengarnya malam itu. Apakah memang benar kalau sosok itu berasal dari clan yang sama dengannya, ataukah hanya kamuflase semata. Tapi melihat bagaimana dirinya masih hidup sampai detik ini, ia yakin kalau sosok itu memang benar seseorang yang pasti sama dengannya. Setidaknya, ia ingin mengucapkan terimakasih bila memang memiliki kesempatan untuk bertemu lagi dengan orang itu. Ya, memang sulit untuk menemukannya disaat ia bahkan tidak tau seperti apa sosok yang menolongnya tersebut. Tapi bukankah orang itu tentu melihat wajahnya? Siapa tau orang itu mengingatnya, dan menghampirinya kini bila melihat keberadaannya. Mari berharap saja.
Ia meminum kembali winenya beberapa teguk sambil menikmati pertunjukan dansa yang tersaji di depannya.
DEG
"Uhuk."
Tiba-tiba saja rasa panas langsung menggerogoti tubuhnya, membuat kakinya terasa sedikit lemas. Ia sontak menyentuh dadanya dengan sedikit terengah-engah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Organdy | WenXuan - Zhenyuan ✔
FanficCOMPLETED (Jan. 2021) | Vol.1 - Destiny TNT时代少年团 Kisah tentang Yaowen dan Yaxuan, dua werewolf yang terikat di bawah bulan purnama. Serta kisah tentang Zhenyuan, seorang werewolf, yang tanpa sengaja terlibat perasaan dengan seorang manusia. Apakah b...