25

305 36 10
                                    

Angin siang yang terasa begitu hangat dan menenangkan seakan menandakan bahwa musim telah berganti terlalu cepat, menyapu tiap detik waktu dengan irama yang tak disadari oleh orang-orang.

Yaxuan mencium sebentar bunga lili yang sempat di belinya tadi. Musim semi seperti ini memang membuat bunga-bunga terlihat jauh lebih mempesona. Bahkan bunga-bunga di hatinya pun tak sungkan untuk tumbuh semakin banyak.

"Ibu, ayah. Kuharap kalian bahagia di sana." serunya.

Ia mengelus dua batu nisan dengan marmer berwarna abu-abu yang ada di depannya secara bergantian. Ia tersenyum. Jika biasanya ia tersenyum sendu, maka kali ini ia tersenyum haru. Ia percaya bahwa dengan hidup bahagia seperti ini, kedua orang tuanya juga akan ikut berbahagia di sana. Setelah banyak hal menyakitkan yang dilaluinya, ia akan mencabut bersih memori itu dan menanam kembali lahan kosong di otaknya dengan memori yang indah.

Apalagi, kini ia memiliki alasan kuat kenapa ia harus hidup bahagia. Liu Yaowen. Laki-laki itu sudah berusaha begitu keras untuk memberikan kembali kebahagiaan yang sempat hilang dari bagian dirinya. Yaitu, kasih keluarga yang hangat. Sosok itu bahkan telah rela memperbaiki dirinya demi Yaxuan. Oleh karena itu, ia ingin membalasnya juga dengan membuat sosok itu bahagia.

'Cukup dengan hidup bahagia, kau sudah memberikan kebahagiaan yang tak terhingga untukku, Yaxuan. Berjanjilah untuk selalu tersenyum dan tak memendam rasa sakitmu sendiri. Sekarang kau punya aku. Bisakah kau berjanji untuk selalu bahagia?'

Yaxuan tanpa sadar tersenyum saat mengingat perkataan Yaowen tersebut. Begitu singkat, tapi tertanam begitu kuat di hatinya.

'Tentu saja.'

Ia kembali mencium bunga lili yang dipegangnya, sebelum akhirnya meletakkannya di atas makam ayah dan ibunya.

"Ini hadiah untuk kalian. Bunga lili di musim semi terlihat sangat segar, kan?" kekeh Yaxuan, lalu mulai bangkit berdiri.

Ia menoleh ke arah Yaowen yang sejak tadi hanya berdiri dan berdiam diri di belakangnya. Sadar saat Yaxuan menatapnya, Yaowen sontak melemparkan senyum simpulnya. Beberapa detik kemudian, ia menundukkan tubuhnya di depan kedua makam orang tua Yaxuan.

"Ayah dan ibu Song, kalian beristirahatlah dengan tenang tanpa perlu mengkhawatirkan apapun lagi. Yaxuan sudah sangat bahagia sekarang, dan aku dengan berani akan menjamin kalau sosok manis ini tak akan terluka lagi." seru Yaowen.

Yaxuan tentu saja tertawa saat mendengar penuturan tersebut.

"Aku berjanji akan selalu menjaga Yaxuan, ayah, ibu. Kalian bersantailah di sana."

Setelah mengatakan itu, Yaowen kembali menegakkan tubuhnya dan menghembuskan nafas lega. Entah kenapa rasanya gugup untuk mengatakan hal tersebut pada kedua orang tua Yaxuan meski mereka sudah menjadi mendiang sekarang.

"Kau terdengar seperti sedang melamar seseorang, Yaowen." kekeh Yaxuan sambil sedikit bertepuk tangan.

Yaowen menoleh ke arah laki-laki manis itu. Senyum lebar Yaxuan terlihat seolah bercahaya di bawah sinar matahari musim semi yang hangat. Sebuah senyum yang akan selalu membuat Yaowen kecanduan karena terlalu mempesona melebihi taman yang berhiaskan ribuan bunga mawar sekalipun.

Ia berjalan mendekat ke arah Yaxuan dan meraih kedua telapak tangan sosok itu. Yaxuan sedikit heran saat mereka tiba-tiba saja sudah berdiri berhadapan tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Apa?" tanyanya.

Yaowen tak menjawab. Ia meremat kedua telapak tangan Yaxuan dengan lembut, sebelum akhirnya melepaskannya kembali.

Red Organdy | WenXuan - Zhenyuan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang