24

293 34 5
                                    

Yaxuan membuka matanya dan sedikit menggerakkan badannya.

"A-akh.."

Ia mengerang kesakitan sampai nyaris meneteskan air mata. Tubuh bagian bawahnya benar-benar terasa panas dan perih seperti terkoyak hingga sobek.

"Nghh.."

Yaxuan menoleh, dan ia baru sadar kalau sedari tadi ada tangan yang setia memeluk tubuhnya. Siapa lagi kalau bukan Yaowen. Yaxuan sedikit tersenyum saat melihat wajah polos sang mate yang masih terlelap. Mengingat kejadian semalam membuatnya menjadi begitu mengkhawatirkan Yaowen. Ia takut jika sosok itu terluka karena yang dihadapinya semalam bukanlah sosok yang biasa-biasa saja. Vampire, sampai beberapa generasi pun mereka akan selalu meneror werewolf.

Lagi, Yaxuan semakin diserang rasa takut saat bayangan akan perang antara werewolf dan vampire yang bisa saja terjadi.

'Tidak. Aku tak ingin kehilangan orang yang kucintai lagi.'

Tanpa sadar ia sudah mengusap wajah Yaowen dengan wajah sendunya.

Merasakan sentuhan hangat nan lembut di pipinya membuat Yaowen membuka matanya perlahan. Dan saat matanya beradu dengan mata bulat Yaxuan yang menatap ke arahnya, ia langsung meloncat bangkit dan duduk menghadap sosok tersebut.

"Apa kau baik-baik saja, Yaxuan!?" serunya dengan panik dan khawatir.

Ia bahkan sudah menangkup kedua pipi Yaxuan dan mengecek setiap inchi tubuh sosok manis itu. Melihat itu, Yaxuan hanya tertawa pelan. Ia menggenggam tangan Yaowen yang ada di pipinya.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu, hm?"

Yaowen mengabaikan pertanyaan Yaxuan dan langsung memeluk tubuh ramping itu dengan erat.

"Syukurlah. Terimakasih, Tuhan. Aku sungguh mengkhawatirkanmu." bisik Yaowen sambil mencium dalam pucuk kepala Yaxuan.

Rasa hangat terasa merambat naik ke kedua pipi Yaxuan, membuatnya terpejam untuk menikmati pelukan hangat Yaowen lebih lama.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan luka-lukamu? Masih sakit?" bisik Yaowen setelah hening beberapa saat.

Yaxuan menggeleng pelan.

"Sudah lumayan. Kurasa kekuatan werewolf ku cukup menolongku beregenerasi."

Yaowen melepas pelukannya yang meraih celana Yaxuan, membuat Yaxuan sedikit memekik malu dengan kedua pipi yang semakin memerah.
"A- apa yang kau lakukan?"

"Sstt."

Yaowen menurunkan celana Yaxuan dan mengangkat kedua kaki panjang sosok tersebut agar bertengger di pundaknya. Disaat itulah, ia bisa dengan jelas melihat luka goresan yang lumayan parah di paha dalam dan sekitar lubang Yaxuan. Ujung mata Yaowen sontak menurun sedih. Sungguh, ia miris. Ia tak tega melihatnya. Ia menyentuhnya perlahan, membuat Yaxuan memekik kesakitan.

"A- akh, sa- sakit." lirihnya.

"Maaf, aku tak cepat datang semalam, sehingga kau harus menoreh luka seperti ini, Yaxuan." seru Yaowen dengan sedih.

Yaxuan hanya terdiam, mengamati Yaowen yang kini mulai menunduk untuk mengecup tiap luka di tubuh bagian bawahnya.

"Mmhhh.."

Yaxuan menutup mulutnya dan sedikit bergerak gelisah. Ini bukan saatnya untuk merasa terangsang karena sentuhan Yaowen. Dengan cepat, ia menahan kepala sang kekasih agar menjauh dari tubuh bawahnya.

"Su- sudah, hentikan. A- aku baik-baik saja."

Yaowen menurut, lalu kembali menaikkan celana Yaxuan dan menarik tangan sosok manis tersebut agar bangkit.

Red Organdy | WenXuan - Zhenyuan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang