5. guru

578 58 2
                                    

 
   "Wah wah. Lihat siapa yang datang." Ujar Light dengan setangkai bunga mawar ditangannya.

   Elisa menatapnya datar. "Selamat siang, tuan Light. Kau tau siapa aku?" Tanya Elisa.

    Pria berambut pirang dengan tubuh tinggi itu tersenyum menggoda. "Tentu. Kamu adalah seorang budadari kecil cantik yang menjadi harta karun negri ini." Katanya .

    Lagi lagi Elisa menatapnya datar.

    Light menjadi kikuk karna merasa rayuannya tak mendapat respon. Dia dengan terpaksa duduk dikursinya dengan tenang. "Silahkan duduk nona." Katanya mempersilahkan Elisa duduk disofa.

    Saat ini hanya ada Elisa dan Light didalam ruangan itu karena tadi Elisa melarang pelayan menguping pembicaraan mereka.

    "Apakah kondisi adikmu membaik?" Tanya Elisa tidak terlalu formal.

    Light menyipitkan matanya pada Elisa. "Bagaimana kau tau tentang adikku? Aku merahasiakannya dari semua orang."

     "Kau pikir dari mana gadis 5 tahun mengetahui itu? Adikmu harus ditolong segera agar mendapat pengobatan yang tepat. " Ujar Elisa.

    Light menjadi terdiam. "Itu....aku sudah membawanya berobat kemanapun, namun ia belum juga senbuh."

     Elisa tersenyum kecil. "Aku merekomendasikan seorang ahli ramuan." Ujar Elisa.

    Light tertawa kecil. "Apakah aku sudah bodoh? Aku percaya pada gadis kecil ini?" Tanyanya pada diri sendiri. "Hei nak. Segeralah pulang, ibumu pasti khawatir." Ucap Light.

     "Aku tidak main-main tuan Light." Kata Elisa serius. Ini adalah sikap Eun Mi saat menghadapi kakak angkatan yang berbuat semaunya dan menganggap remeh dirinya dulu.

    Light tercekat melihat sorot tajam mata Elisa. "Baiklah bocah. Katakan..."

    Elisa tersenyum elegan. "Bagaimana kalau buat perjanjian?" Tanya Elisa.

    "Apa itu? Asalkan bisa menyembuhkan adikku, aku bersedia."

     "Diaz." Ucap Elisa pendek.

     "Diaz?" Tanya Light.

      "Itu nama orang yang bisa menyembuhkan Remora, adikmu. Dia sekarang di Virette. Aku sudah mengirim surat kepadanya melalui bawahanku. Namun suratnya tidak sampai. Seseorang membunuh pengantar surat itu di desa Virette. Aku lengah, aku tidak sepenuhnya menyadari jika Virette adalah desa yang berbahaya."

     Light terlihat berfikir sejenak. "Apakah kau berniat memintaku untuk menemanimu kesana?" Tanya Light. 

     "Ya." Jawab Elisa.

      Light mengangguk-angguk. "Kau pasti punya tujuan lain untuk bertemu dengan Diaz itu. Baiklah, aku menyepakatinya. Tapi,"

     "Tapi?" Tanya Elisa.

    "Dari mana kau mendapat informasi tentang itu? Semuanya menjadi aneh dan bertambah aneh."

      "Apa menurutmu aku bisa menjawab hal ini pada orang yang baru aku ketemui?"  Tanya Elisa lalu berdiri. "Minggu, datanglah ke mansion duke, kita akan berangkat ke desa itu.

    Light tersenyum kaku. "Tentu saja." .

    Elisa beranjak keluar dari ruangan.  Lalu berhenti dan menoleh kebelakang. "Rumahmu bagus, tuan Light." Puji Elisa.

~

      Elisa kini dalam perjalanan pulang ke Mansion duke. Didalam kereta kuda ia ditemani Marie. Gadis itu selalu setia menemani kemanapun nonanya pergi.

To Be Princess [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang